Al-Mu’jam-ush-Shaghir 1 – Yang Bernama Ahmad (1/208)

Al-Mu‘jam-ush-Shaghīr
(Judul Asli: Al-Muhalla)
Oleh: Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani

Penerjemah: Anshari Taslim
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Al-Mu'jam-ush-Shaghir Bab Alif - Yang Bernama Ahmad

BAB ALIF

Yang Bernama Aḥmad

 

رقم الحديث: 1
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ بْنِ نَجْدَةَ الْحَوْطِيُّ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ، بِمَدِيْنَةِ جَبَلَةَ سَنَةَ تِسْعٍ وَ سَبْعِيْنَ وَ مِائَتَيْنِ، حَدَّثَنَا جُنَادَةُ بْنُ مَرْوَانَ الْأَزْدِيُّ الْحِمْصِيُّ، حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ: “سَأَلْتُ رَبِّيْ عَزَّ وَ جَلَّ ثَلَاثَ خِصَالٍ، فَأَعْطَانِي اثْنَتَيْنِ، وَ مَنَعَنِيْ وَاحِدَةً، سَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَى أُمَّتِيْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ، فَأَعْطَانِيْهَا. وَ سَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَقْتُلَ أُمَّتِيْ بِالسَّنَةِ، فَأَعْطَانِيْهَا. وَ سَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَلْبِسَهُمْ شِيَعًا، فَأَبَى عَلَيَّ”، لَمْ يَرْوِهِ عَنْ مُبَارَكِ بْنِ فَضَالَةَ، إِلَّا جُنَادَةُ.

  1. Aḥmad bin ‘Abd-ul-Wahhāb bin Najdah al-Ḥauthī (341), Abū ‘Abdullāh menceritakan kepada kami di kota Jabalah, pada tahun 279 H., Junādah bin Marwān al-Azdī al-Ḥimshī menceritakan kepada kami, Mubārak bin Fadhālah menceritakan kepada kami, dari al-Ḥasan, dari Anas bin Mālik r.a., dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Aku pernah meminta kepada Tuhan-ku s.w.t. tiga perkata, namun Dia memberikan kepadaku dua dan menolak yang satu. Aku memohon kepada-Nya agar umatku tidak dikuasai musuh selain dari golongan mereka sendiri, lalu Dia mengabulkannya untukku, aku memohon kepada-Nya agar umatku tidak mati karena kelaparan, lalu Dia mengabulkannya. Lalu aku memohon kepada-Nya agar umatku ini tidak tertipu oleh berbagai perpecahan, tapi Dia tidak mengabulkan itu.

Tidak ada yang meriwayatakan redaksi ini dari Mubārak bin Fadhālah selain Junādah.

Isnād: Al-Haitsamī mengatakan: “Dalam sanad-nya ada Junādah bin Marwān dan dia adalah dha‘īf.” (352).

Hadits ini sendiri diriwayatkan pula oleh Muslim dari hadits Tsaubān dengan redaksi yang panjang. (363) Demikian pula yang diriwayatkan oleh an-Nasā’ī dari Khubāb. Banyak hadits shaḥīḥ dan ḥasan yang senada dengan hadits ini.

Catatan:

  1. (34). Dia adalah ‘Abdullāh al-Jabalī biasa meriwayatkan dari ayahnya dari ‘Alī bin ‘Abbās serta selain mereka berdua. Yang biasa meriwayatkan darinya adalah ath-Thabrānī, al-Ḥāfizh Abū Fadhl al-Jārudī. Dia shadūq masuk periode kesebelas. Ad-Daraquthni mengatakan: “Tidak ada masalah dengannya.” Dia wafat pada tahun 290 H. di Jabalah.Lihat al-‘Iqd-uts-Tsamīn 3/86, al-Khulāshah 1/23, at-Taqrīb 1/30, An-Nubalā’ 13/152.
  2. (35). Majma‘-uz-Zawā’id 7/222.
  3. (36). Shaḥīḥu Muslim 8/171.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *