Al-Mu’jam-ash-Shaghir no.6 – Yang Bernama Ahmad (6/208) : Syarat Hukum Potong Tangan

Al-Mu‘jam-ush-Shaghīr
(Judul Asli: Al-Muhalla)
Oleh: Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani

Penerjemah: Anshari Taslim
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Al-Mu'jam-ush-Shaghir Bab Alif - Yang Bernama Ahmad

رقم الحديث: 6
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ الدِّمَشْقِيُّ الْمُقْرِئُ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ هِشَامِ بْنِ يَحْيَى الْغَسَّانِيُّ، حَدَّثَنَا أَبِيْ، عَنْ جَدِّيْ، عَنْ عَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمنِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: “الْقَطْعُ فِيْ رُبْعِ دِيْنَارٍ فَصَاعِدًا”، لَمْ يَرْوِهِ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَحْيَى، إِلَّا وَلَدُهُ.

6.Ahmad bin Anas bin Malik ad-Dimasyqi al-Muqri (491) menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Hisyam bin Yahya [bin Yahya] (502) al-Ghassani menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari kakekku, dari ‘Amrah binti ‘Abd-ur-Rahman, dari ‘A’isyah r.a. yang berkata: Nabi s.a.w. bersabda: Hukum potong tangan dilaksanakan bila jumlah pencurian mencapai seperempat dinar atau lebih. (-Imam Thabrani berkomentar-ed:) Tidak ada yang meriwayatkannya dari Yahya bin Yahya kecuali anaknya.

Isnad: Hadits ‘A’isyah ini diriwayatkan oleh al-Jamaah (513) dengan redaksi yang berbeda-beda. (524).

Catatan:

  1. (49). Dia membaca dari Hisyām bin ‘Ammār. ‘Abdullāh bin Dzakwān dan dia punya naskah dari masing-masing kedua orang syaikh tersebut. Yang meriwayatkan qiraat darinya adalah ‘Abdullāh bin Muḥammad bin Nashīḥ yang terkenal dengan sebutan Ibnu Futhais dan ‘Abdullāh bin Aḥmad bin Hārūn ad-Dimasyqī. Dia wafat tahun 299 H. Lihat Tadzkirat-ul-Ḥuffāzh 2/656, Ghāyat-un-Nihāyah 1/40.
  2. (50). Yang di dalam kurung didapatkan dari naskah manuskrip dan kitab al-Mīzān.
  3. (51). Al-Jamā‘ah adalah al-Bukhārī, Muslim, Abū Dāūd, at-Tirmidzī, an-Nasā’ī, Ibnu Mājah dan Aḥmad bin Ḥanbal. Penerj.
  4. (52). Jāmi‘-ul-Ushūl 3/1869, Mukhtasharu Muslim, no. 1043, Fatḥ-ul-Bārī 12/96, an-Nasā’ī 8/80, Mukhtasharu Abī Dāūd (4218), Tuḥfat-ul-Aḥwadzī 5/3, Ibnu Mājah (2585), al-Muwaththa’ 4/155.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *