Al-Mu’jam-ash-Shaghir – Yang Bernama Ahmad (46/100): Yang Maha Adil

Al-Mu‘jam-ush-Shaghīr
(Judul Asli: Al-Muhalla)
Oleh: Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani

Penerjemah: Anshari Taslim
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Al-Mu'jam-ush-Shaghir Bab Alif - Yang Bernama Ahmad

رقم الحديث: 64
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ زِيَادٍ الْحَذَّاءُ الرَّقِّيُّ، حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْأَعْوَرُ، حَدَّثَنَا يُوْنُسُ بْنُ أَبِيْ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِيْ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِيْ جُحَيْفَةَ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَنْ أَصَابَ ذَنْبًا فِي الدُّنْيَا، فَعُوقِبَ بِهِ، فَاللهُ جَلَّ ذِكْرُهُ أَعْدَلُ مِنْ أَنْ يُثَنِّيْ عُقُوْبَتَهُ عَلَى عَبْدِهِ فِي الْآخِرَةِ، وَمَنْ أَصَابَ ذَنْبًا فِي الدُّنْيَا، فَسَتَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ وَعَفَا عَنْهُ، فَاللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَجْوَدُ مِنْ أَنْ يَعُوْدَ فِيْ شَيْءٍ قَدْ عَفَا عَنْهُ وَسَتَرَهُ”، لَمْ يَرْوِهِ عَنْ يُوْنُسَ بْنِ أَبِيْ إِسْحَاقَ، إِلَّا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ.

  1. Aḥmad bin Ziyād al-Hadzdzā’ ar-Raqqī (1521) menceritakan kepada kami, Ḥajjāj bin Muḥammad al-A‘war menceritakan kepada kami, Yūnus bin Abī Isḥāq menceritakan kepada kami, dari Abū Isḥāq, dari Abū Juḥaifah, dari ‘Alī r.a. yang berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Siapa yang melakukan dosa di dunia lalu dia dihukum karenanya maka Allah Jalla Dzikruhu Maha Adil untuk menghukum kembali hambanya itu di akhirat. Siapa yang melakukan dosa di dunia lalu ditutup oleh Allah dan Dia ampuni maka Allah s.w.t. Maha Pemurah dan tidak akan mengorek kembali kesalahan yang telah Dia tutupi dan Dia ampuni.” Tidak ada yang meriwayatkan dari Yūnus bin Abī Isḥāq kecuali Ḥajjāj bin Muḥammad.

Isnād: diriwayatkan oleh at-Tirmidzī, dan dia berkata: “Ḥasan gharīb”, Ibnu Mājah, dan al-Ḥakīm, serta dia katakan: “shaḥīḥ berdasarkan syarat keduanya” hal ini dibenarkan oleh adz-Dzahabī. Dalam al-Muhadzdzab dikatakan: “Sanad-nya bagus.” Dalam al-Fatḥ dikatakan: “Sanad-nya ḥasan.” (1532).

Catatan:

  1. (152). Saya belum menemukannya.
  2. (153). Faidh-ul-Qadīr (6/66), Taḥfat-ul-Aḥwadzī (7/377) dan al-Ḥakīm (7/262).