Al-Mu’jam-ash-Shaghir – Yang Bernama Ahmad (32/208): Sebuah Hadits Dari Putera Imam Syafi’i

Al-Mu‘jam-ush-Shaghīr
(Judul Asli: Al-Muhalla)
Oleh: Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani

Penerjemah: Anshari Taslim
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Al-Mu'jam-ush-Shaghir Bab Alif - Yang Bernama Ahmad

رقم الحديث: 23
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الشَّافِعِيُّ الْمَكِّيُّ ابْنُ بِنْتِ مُحَمَّدِ بْنِ إِدْرِيْسَ الشَّافِعِيُّ، حَدَّثَنَا عَمِّي إِبْرَاهِيْمُ بْنُ مُحَمَّدٍ الشَّافِعِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ رَجَاءٍ الْمَكِّيُّ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، قَالَ: ” الْحَلَالُ بَيِّنٌ، وَ الْحَرَامُ بَيِّنٌ، فَدَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيْبُكَ”، لَمْ يَرْوِهِ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، إِلَّا عَبْدُ اللهِ بْنُ رَجَاءٍ، وَ قَدْ رَوَاهُ أَيْضًا عَبْدُ اللهِ بْنُ رَجَاءٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ.

Aḥmad bin Muḥammad asy-Syāfi‘ī al-Makkī (1211) putra dari putri Muḥammad bin Idrīs asy-Syāfi‘ī menceritakan kepada kami, pamanku yaitu Ibrāhīm bin Muḥammad asy-Syāfi‘ī menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Rajā’ al-Makkī menceritakan kepada kami, dari ‘Ubaidullāh bin ‘Umar, dari Nāfi‘ dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi s.a.w. yang bersabda: “Yang halal itu jelas dan yang haram juga jelas, maka tinggalkanlah yang meragukanmu menuju apa yang tidak meragukanmu.

Tidak ada yang meriwayatkannya dari ‘Ubaidullāh bin ‘Umar kecuali ‘Abdullāh bin Rajā’, dan ‘Abdullāh bin Rajā’ juga meriwayatkannya langsung dari ‘Abdullāh bin ‘Umar.

Isnād: Al-Haitsamī mengatakan: Isnād dalam ash-Shaghīr adalah ḥasan.”

As-Suyuthī mengatakan: “Periwayatan ini dari ‘Umar dan merupakan hadits ḥasan.” (1222).

Catatan:

  1. (121). Dia adalah orang yang punya ilmu yang luas punya kedudukan terpandang dan terhormat. Tidak ada dalam keluarga asy-Syāfi‘ī setelah Imām asy-Syāfi‘ī yang lebih mulia darinya. Ayahnya adalah salah seorang ahli fikih madzhab asy-Syāfi‘ī. Al-Fākihī menyebutkannya sebagai salah satu ahli fikih Makkah. Dalam Mu‘jam-ul-‘Ubadā’ disebutkan: “Tulisannya shaḥīḥ dan teliti dalam menyampaikan. Termasuk ahli adab yang menjadi pedoman dalam tulisan dan pelafalan kalimat. Lihat al-‘Iqd-ust-Tsamīn (3/144), Mu‘jam-ul-‘Ubadā’ (4/188), Thabaqāt-usy-Syāfi‘iyyah (1/287), Tahdzīb-ul-Asmā’ (2/296).
  2. (122). Al-Jāmi‘-ush-Shaghīr (3/3857).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *