Al-Mu’jam-ash-Shaghir – Yang Bernama Ahmad (42/100): Sesungguhnya Aku Hanyalah (…)

Al-Mu‘jam-ush-Shaghīr
(Judul Asli: Al-Muhalla)
Oleh: Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani

Penerjemah: Anshari Taslim
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Al-Mu'jam-ush-Shaghir Bab Alif - Yang Bernama Ahmad

رقم الحديث: 24
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ شُعَيْبٍ أَبُوْ عَبْدِ الرَّحْمنِ النَّسَائِيُّ الْقَاضِيْ، بِمِصْرَ، حَدَّثَنَا أَبُو الْمُعَافَى مُحَمَّدُ بْنُ وَهْبِ بْنِ أَبِيْ كَرِيْمَةَ الْحَرَّانِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ الحَرَّانِيُّ، عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحِيْمِ خَالِدُ بْنُ أَبِيْ يَزِيْدَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِيْ أُنَيْسَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ، عَنْ أَبِيْ صَالِحٍ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عَلِيٍّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ، قَالَ: “نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَنِ الْمُعَصْفَرِ، وَ الْقَسِّيِّ، وَ خَاتَمِ الذَّهَبِ، وَ عَنِ الْمُكَفَّفِ بِالدِّيْبَاجِ، قَالَ: وَ أَعْلَمُ أَنِّيْ لَكَ مِنَ النَّاصِحِيْنَ، لَمْ يَرْوِهِ عَنِ ابْنِ جُحَادَةَ، إِلَّا زَيْدٌ تَفَرَّدَ بِهِ خَالِدُ بْنُ أَبِيْ يَزِيْدَ، وَ لَا يُرْوَى عَنْ عَلِيٍّ إِلَّا بِهذَا الْإِسْنَادِ.

  1. Aḥmad bin Syu‘aib Abū ‘Abd-ir-Raḥmān an-Nasā’ī al-Qādhī (1421) menceritakan kepada kami di Mesir, Abul-Mu‘āfī Muḥammad bin Wahb bin Abī Karīmah al-Ḥarrānī menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Salamah al-Ḥarrānī menceritakan kepada kami, dari Abū ‘Abd-ir-Raḥīm Khālid bin Abī Yazīd, dari Zaid bin Abī Unaisah, dari Muḥammad bin Juḥādah, dari Abū Shāliḥ, dari ‘Ubaid bin ‘Umair, dari ‘Alī karramallāhu wajhah yang berkata: Rasūlullāh s.a.w. melarang pakaian mu‘ashfar, qassiy, cincin emas, serta melarang pakaian yang pinggirannya terbuat dari sutra. Beliau bersabda: “Sesungguhnya aku hanyalah pemberi nasehat kepada kalian.

Tidak ada yang meriwayatkannya dari Ibnu Juḥādah kecuali Zaid, hanya Khālid bin Abī Yazīd yang meriwayatkannya.

Tidak ada riwayat dari ‘Alī kecuali dengan isnād ini.

Isnād: diriwayatkan pula oleh Muslim, Abū Dāūd dan at-Tirmidzī secara ringkas, dan juga oleh an-Nasā’ī sendiri. (1432).

Catatan:

  1. (142). Dia adalah Aḥmad bin ‘Alī bin Syu‘aib, sang ḥāfizh yang merupakan salah seorang tokoh penulis kitab as-Sunan dan beberapa kitab lain. Biasa meriwayatkan dari Isḥāq bin Raḥawaih, ‘Īsā bin Ḥammād, Qutaibah bin Sa‘īd dan banyak ulama lainnya. Yang biasa meriwayatkan darinya adalah Ibnu Sunnī, ath-Thahawī, ath-Thabrānī, Ibn-ul-A‘rabī dan lain-lain. Ad-Dāraquthnī mengatakan tentang dirinya: “Dia adalah orang yang paling mengerti fikih di antara para Syaikh di Mesir di masanya, juga yang paling alim terhadap hadits di antara mereka.” Ibnu Yūnus mengatakan: “Dia adalah imam dalam hadits, tsiqah tsabat dan ḥāfizh.” Dia – raḥimahullāh – adalah orang yang banyak ibadah, puasa sehari dan tidak puasa sehari.Di antara buku-bukunya adalah as-Sunan-ul-Kubrā, as-Sunan-ush-Shughrā, Khashā’ ini adalah hadits shaḥīḥ ‘Alī, Musnad ‘Alī, Musnad Mālik.

    Lahir pada tahun 225 (demikian yang tertulis dalam catatan kaki, tapi yang benar adalah 215 – penerj.) H., lalu ada perbedaan mengenai tahun wafatnya. Ada yang mengatakan dia wafat pada bulan Shafar tahun 303 H., ada pula yang mengatakan di Makkah bulan Sya‘bān di tahun yang sama.

    Lihat Tadzkirat-ul-Ḥuffāzh (2/698), Khulāshah (1/17), Ḥusn-ul-Muḥādharah (1/161), Taqrīb (1/16), asy-Syāfi‘iyyah (2/83), Wafayāt-ul-A‘yān (1/77), al-Bidāyah (11/123), Syadzarāt (2/239) dan al-‘Iqd-uts-Tsamīn (3/46).

  2. (143). Jāmi‘-ul-Ushūl (10/4321). Muslim (6/144), Mukhtasharu Abī Dāūd (3886), Tuḥfat-ul-Aḥwadzī (5/394) An-Nasā’ī (8/204)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *