Al-Mu’jam-ash-Shaghir – Yang Bernama Ahmad (45/100): Israfil A.S & Dzikir Hasbunallah

Al-Mu‘jam-ush-Shaghīr
(Judul Asli: Al-Muhalla)
Oleh: Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani

Penerjemah: Anshari Taslim
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Al-Mu'jam-ush-Shaghir Bab Alif - Yang Bernama Ahmad

رقم الحديث:54
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ زَكَرِيَّا الْحَمْرَاوِيُّ، حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ الرُّوَاسِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمَّارٍ الدُّهْنِيِّ، عَنْ عَطِيَّةَ الْعَوْفِيِّ، عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: ” كَيْفَ أَنْعَمُ وَ صَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ، وَ حَنَى جَبْهَتَهُ يَنْتَظِرُ مَتَى يُؤْمَرُ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَمَا تَأْمُرُنَا؟، قَالَ: قُوْلُوْا حَسْبُنَا اللهُ، وَ نِعْمَ الْوَكِيْلُ“، لَمْ يَرْوِهِ عَنْ عَمَّارٍ الدُّهْنِيِّ، إِلَّا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، وَ لَا رَوَاهُ عَنْ سُفْيَانَ، إِلَّا زُهَيْرٌ وَ رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ.

  1. Aḥmad bin Zukariyyā al-Ḥamrāwī (1491) menceritakan kepada kami, Zuhair bin Ḥarb ar-Ruwāsī menceritakan kepada kami, Sufyān bin ‘Uyainah menceritakan kepada kami, dari ‘Ammār ad-Duhnī, dari ‘Athiyyah al-Aufī, dari Abū Sa‘īd al-Khudrī yang berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Bagaimana mungkin aku biasa merasa bersenang-senang sementara pemilik tanduk (1502) telah menggenggam tanduknya serta mengernyitkan dahi menunggu disuruh.” Mereka berkata: “Wahai Rasūlullāh, apa yang anda perintahkan kepada kami?” Beliau bersabda: “Ucapkanlah: Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik tempat menyerahkan urusan.

Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari ‘Ammār ad-Duhnī kecuali Sufyān bin ‘Uyainah dan tidak ada yang meriwayatkannya dari Sufyān kecuali Zuhair dan Rauḥ bin ‘Ubādah.

Isnād: Isnād-nya dha‘īf, juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzī dengan isnād yang dha‘īf tapi punya beberapa penguat yang bisa menguatkannya. (1513).

Catatan:

  1. (149). Saya belum menemukannya.
  2. (150). Yaitu malaikat Israfil ‘alaih-is-salām menunggu disuruh meniup sangkakala hari kiamat.
  3. (151). Lihat al-Fatḥ (11/317), Jāmi‘-ul-Ushūl (10/7939). Tuḥfat-ul-Aḥwadzī (7/117)

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *