Al-Mu’jam-ash-Shaghir – Yang Bernama Ahmad (31/208): Kurma ‘Ajwah

Al-Mu‘jam-ush-Shaghīr
(Judul Asli: Al-Muhalla)
Oleh: Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani

Penerjemah: Anshari Taslim
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Al-Mu'jam-ush-Shaghir Bab Alif - Yang Bernama Ahmad

رقم الحديث: 13
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يَحْيَى اللَّخْمِيُّ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا مُنَبِّهُ بْنُ عُثْمَانَ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ فَرْوَةَ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، قَالَ:” مَنْ أَكَلَ سَبْعَ تَمَرَاتِ عَجْوَةٍ مِنْ تَمْرِ الْعَالِيَةِ حِيْنَ يُصْبِحُ لَمْ يَضُرَّهُ سُمٌّ، وَ لَا سِحْرٌ حَتَّى يُمْسِيْ”، لَمْ يَرْوِهِ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، إِلَّا صَفْوَانُ، وَ لَا عَنْ صَفْوَانَ، إِلَّا ابْنُ أَبِيْ فَرْوَةَ، وَ لَا عَنِ ابْنِ أَبِيْ فَرْوَةَ، إِلَّا صَدَقَةُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، تَفَرَّدَ بِهِ مُنَبِّهُ بْنُ عُثْمَانَ.

Aḥmad bin Yaḥyā al-Lakhmī ad-Dimasyqī (1171) menceritakan kepada kami, Munabbih bin al-Walīd bin ‘Utsmān (1182) menceritakan kepada kami, Shadaqah bin ‘Abdullāh menceritakan kepada kami, dari Isḥāq bin ‘Abdullāh bin Abī Farwah, dari Shafwān bin Sulaim, dari Sulaimān bin ‘Athā’, dari Khubaib bin ‘Abdullāh bin az-Zubair, dari ‘Ā’isyah r.a., dari Nabi s.a.w. yang bersabda: “Siapa yang makan tujuh buah kurma ‘Ajwah dari pepohonan di ‘Āliyah (1193) di pagi harinya maka dia tidak akan terkena racun dan sihir hingga sore.

Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Sulaimān bin ‘Athā’ selain Shafwān, tidak ada pula yang meriwayatkannya dari Shafwān kecuali Abū Farwah, serta tidak ada yang meriwayatkannya dari Abū Farwah selain Shadaqah Ibnu ‘Abdillāh, hanya Munabbih bin al-Walīd bin ‘Utsmān yang meriwayatkannya.

Isnād: Al-Haitsamī mengatakan: Dalam sanad-nya ada Shadaqah bin ‘Abdullāh as-Samin yang dianggap dha‘if oleh jumhur, tapi dianggap tsiqah oleh Duhaim dan Abū Ḥātim. Juga ada Munabbih bin ‘Utsmān al-Lakhmī yang tidak aku ketahui. Dalam kitab shaḥīḥ dari ‘Ā’isyah berbunyi: “Kurma ‘ajwah daerah ‘Aliyah adalah obat di pagi hari.” Dalam kitab shaḥīḥ dan Aḥmad dari Sa‘d mirip dengannya.” (1204).

Catatan:

  1. (117). Saya belum menemukannya.
  2. (118). Dalam versi cetak tertulis “Munabbih bin ‘Utsmān”.
  3. (119). ‘Āliyah adalah tempat-tempat di dataran tinggi yang ada di Madinah, penisbatan kepadanya disebut al-‘Ulwī dan ini tidak sesuai dengan kaidah bahasa penisbatan yang ada. Yang paling dekat dengan Madinah berjarak empat mil dan yang paling jauh adalah ke arah Najd sejauh delapan mil. Lihat kitab An-Nihāyatu fī Gharīb-il-Ḥadīts.
  4. (120). Majma‘-uz-Zawā’id (5/41).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *