Al-Mu’jam-ash-Shaghir – Yang Bernama Ahmad (25/208): Aset Bersama (Patungan)

Al-Mu‘jam-ush-Shaghīr
(Judul Asli: Al-Muhalla)
Oleh: Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani

Penerjemah: Anshari Taslim
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Al-Mu'jam-ush-Shaghir Bab Alif - Yang Bernama Ahmad

رقم الحديث: 52
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدٍ السُّلَمِيُّ، بِمَدِيْنَةِ جُوْنِيَّةَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ حِصْنِ بْنِ حَسَّانَ الْقُرَشِيُّ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ هَاشِمٍ الْبَيْرُوْتِيُّ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، قَالَ:” الشُّفْعَةُ فِيْ كُلِّ شِرْكٍ فِيْ رَبْعٍ أَوْ حَائِطٍ، لَا يَصْلُحُ لَهُ أَنْ يَبِيْعَهُ حَتَّى يُؤْذِنَ شَرِيْكَهُ فَيَأْخُذَ أَوْ يَدَعَ”، لَمْ يَرْوِهِ عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، إِلَّا عُمَرُ، وَ تَفَرَّدَ بِهِ إِسْمَاعِيْلُ.

  1. Aḥmad bin Muḥammad bin ‘Ubaid as-Sulamī (1001) menceritakan kepada kami di kota Jūniyyah, Ismā‘īl bin Ḥishn bin Ḥassan al-Qurasyī menceritakan kepada kami, ‘Amr bin Hāsyim (1012) al-Bairūtī menceritakan kepada kami, dari al-Awzā‘ī, dari Ibn-uz-Zubair, dari Jābir r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “As-Syuf‘ah (hak untuk membeli lebih dahulu-ed) itu ada dalam setiap perkongsian (-usaha bersama-ed) baik yang berbentuk bangunan ataupun kebun, tidak boleh salah satu menjualnya sampai diberi izin oleh sekutunya. Karena sekutunya berhak membeli atau membiarkan orang lain untuk membeli.

[Tidak ada yang meriwayatkannya dari al-Awzā‘ī selain ‘Amr dan hanya Ismā‘īl yang meriwayatkannya.] (1023).

Isnād: Hadits Jābir diriwayatkan oleh al-Jamā‘ah. (1034).

Catatan:

  1. (100). Dia meriwayatkan di Jūniyyah daerah di Tharablus di pantai Damaskus, di sanalah ath-Thabrānī mendengar darinya. Juga ada beberapa orang yang meriwayatkan darinya. Mukhtasharu Tārīkhi Dimasyq (2/64).
  2. (101). Dalam versi tercetak tertulis “Hisyām” pembetulan diperoleh dari kitab Mīzān-ul-I‘tidāl dan lainnya.
  3. (102). Yang dalam kurung ini tidak terdapat dalam versi tercetak.
  4. (103). Jāmi‘-ul-Ushūl (1/415), Mukhtasharu Muslim, no. (968), Mukhtasharu Abī Dāūd, no. 3370, Fatḥ-ul-Bārī 4/436, Tuḥfat-ul-Aḥwadzī (4/611), an-Nasā’ī (7/320), Ibnu Mājah (2492).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *