Maulid ad-Diba’i – Terjemah Maulid Diba’ 6

Terjemah Maulid Dibā‘ī
(Judil Asli: Maulid-ud-Dibā‘ī)

Sebuah Biografi Nabi Muḥammad s.a.w.
Dalam Syair yang Indah dan Penuh Makna

Oleh: Al-Imām ‘Abd-ur-Raḥmān ad-Dibā‘ī

Penerjemah: Abu Achmad Wajieh
Penerbit: MUTIARA ILMU

Rangkaian Pos: Maulid ad-Diba'i - Terjemah Maulid Diba'

اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ

Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada Nabi.”

 

وَ كَانَ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خَلْقًا وَ خُلُقًا * وَ أَهْدَاهُمْ اِلَى الْحَقِّ طُرُقًا * كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنُ * وَ شِيْمَتُهُ الْغُفْرَانُ * يَنْصَحُ لِلْإِنْسَانِ * وَ يَفْسَحُ فِي الْإِحْسَانِ * وَ يَعْفُوْ عَنِ الذَّنْبِ إِذَا كَانَ فِيْ حَقِّهِ وَ سَبَبِهِ * وَ إِذَا ضُيِّعَ حَقُّ اللهِ لَمْ يَقُمْ أَحَدٌ لِغَضَبِهِ * مَنْ رَآهُ بَدِيْهَةً هَابَهُ * وَ إِذَا دَعَاهُ الْمِسْكِيْنُ أَجَابَهُ * يَقُوْلُ الْحَقَّ وَ لَوْ كَانَ مُرًّا * وَ لَا يُضْمِرُ لِمُسْلِمٍ غِشًّا وَ لَا ضُرًّا * مَنْ نَظَرَ فِيْ وَجْهِهِ عَلِمَ أَنَّهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ * وَ كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لَيْسَ بِغَمَّازٍ وَ لَا عَيَّابٍ * إِذَا سُرَّا فَـكَأَنَّ وَجْهَهُ قِطْعَةُ قَمَرٍ * وَ إِذَا كَلَّمَ النَّاسَ فَكَأَنَّمَا يَجْنُوْنَ مِنْ كَلَامِهِ أَحْلٰ ثَمَرٍ * وَ إِذَا تَبَسَّمَ تَبَسَّمَ عَنْ مِثْلِ حَبِّ الْغَمَامِ * وَ إِذَا تَكَلَّمَ فَكَأَنَّمَا الدُّرُّ يَسْقُطُ مِنْ ذلِكَ الْكَلَامِ * وَ إِذَا تَحَدَّثَ فَكَأَنَّ الْمِسْكَ يَخْرُجُ مِنْ فِيْهِ * وَ إِذَا مَرَّ بِطَرِيْقٍ عُرِفَ مِنْ طِيْبِهِ أَنَّهُ قَدْ مَرَّ فِيْهِ * وَ إِذَا جَلَسَ فِيْ مَجْلِسٍ بَقِـيَ طِيْبُهُ فِيْهِ أَيَّامًا وَ إِنْ تَغَيَّبَ * وَ يُوْجَدُ مِنْهُ أَحْسَنُ طِيْبٍ وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ قَدْ تَطَيَّبَ * وَ إِذَا مَشـٰى بَيْنَ أَصْحَابِهِ فَكَأَنَّهُ الْقَمَرُ بَيْنَ النُّجُوْمِ الزُّهْرِ * وَ إِذَا أَقْبَلَ لَيْلًا فَكَأَنَّ النَّاسَ مِنْ نُوْرِهِ فِيْ أَوَانِ الظُّهْرِ * وَ كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيْحِ الْمُرْسَلَةِ * وَ كَانَ يَرْفُقُ بِالْيَتِيْمِ وَ الْأَرْمَلَةِ * قَالَ بَعْضُ وَاصِفِيْهِ مَا رَأَيْتُ مِنْ ذِيْ لِمَّةٍ سَوْدَاءَ فِيْ حُلَّةٍ حَمْرَآءَ * أَحْسَنَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ

Artinya:

Nabi Muḥammad s.a.w. adalah manusia yang paling ganteng dan paling bagus akhlaknya. Dia adalah orang yang paling sering memberikan petunjuk jalan yang benar. Akhlaknya adalah persis al-Qur’ān. Ciri khasnya adalah pemaaf. Nasihatnya sangat berguna bagi manusia. Kebaikannya sangat luas. Dia selalu memaafkan kesalahan yang berhubungan dengan haknya sendiri. Namun jika hak Allah yang dilanggar, maka tak ada seorangpun yang berani berdiri karena marahnya. Barang siapa yang melihatnya, ia pasti tampak tampan dan penuh wibawa. Jika diundang orang miskin ia selalu hadir. Dia tetap berkata yang sebenarnya walaupun pahit akibatnya. Di hatinya tidak pernah tersimpan kebohongan satu niat jahat. Barang siapa yang memandang wajahnya akan tercermin bahwa dia bukanlah tipe seorang pembohong. Dia, s.a.w., bukanlah seorang yang suka menghina atau mencela orang lain. Jika dia sedang gembira, wajahnya bagaikan bulan purnama. Jika menyampaikan pembicaraan kepada manusia, seolah mereka memetik buah pembicaraannya yang manis. Jika tersenyum, senyumnya bagaikan belahan awan yang di tembus sinar. Jika berbicara seolah terlihat mutiara berjatuhan dari pembicaraanya itu. Jika berbincang-bincang seolah semerbak misik yang harum bertaburan dari mulutnya. Jika melalui sebuah jalan, dari bau harumnya diketahui bahwa dia s.a.w. baru saja melewatinya. Jika duduk di sebuah majlis, bau harumnya masih tertinggal sampai beberapa hari, walaupun dia telah pergi, dan bau semerbak harumnya tetap tercium meskipun tanpa memakai parfum. Jika berjalan bersama para sahabatnya, dia bagaikan bulan purnama yang sedang berada di tengah-tengah bintang yang gemerlapan. Jika datang waktu malam, seolah manusia berada di siang hari bolong karena cahayanya yang terang. Dia, s.a.w. adalah orang yang lebih kasih dan murah hati daripada hembusan angin yang lembut. Dia amat kasih terhadap anak yatim dan para janda. Berkata sebagian orang yang menceritakan sifat Nabi s.a.w.: “Belum pernah aku melihat orang yang berambut hitam yang mengenakan busana merah yang lebih bagus daripada Rasūlullāh s.a.w.”

 

اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ

Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada Nabi.”

 

وَ قِيْلَ لِبَعْضِهِمْ كَأَنَّ وَجْهَهُ الْقَمَرُ * فَقَالَ بَلْ أَضْوَأُ مِنَ الْقَمَرِ إِذَا لَمْ يَحُلْ دُوْنَهُ الْغَمَامُ * قَدْ غَشِيَهُ الْجَلَالُ * وَ انْتَهٰى إِلَيْهِ الْكَمَالُ * قَالَ بَعْضُ وَاصِفِيْهِ مَا رَأَيْتُ قَبْلَهُ وَ لَا بَعْدَهُ مِثْلَهُ * فَيُعْجِزُ لِسَانُ الْبَلِيْغِ إِذَا اَرَادَ أَنْ يُحْصِيَ فَضْلَهُ * فَسُبْحَانَ مَنْ خَصَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِالْمَحَلِّ الْأَسْنَى * وَ أَسْرَى بِهِ اِلَى قَابِ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى * وَ أَيَّدَهُ بِالْمُعْجِزَاتِ الَّتِيْ لَا تُحْصَى * وَ أَوْفَاهُ مِنْ خِصَالِ الْكَمَالِ بِمَا يَجِلُّ أَنْ يُسْتَقْصَى * وَ أَعْطَاهُ خَمْسًا لَمْ يُعْطِهِنَّ أَحَدًا قَبْلَهُ * وَ آتَاهُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ فَلَمْ يُدْرِكْ أَحَدٌ فَضْلَهُ * وَ كَانَ لَهُ فِيْ كُلِّ مَقَامٍ عِنْدَهُ مَقَالٌ * وَ لِكُلِّ كَمَالٍ مِنْهُ كَمَالٌ * لَا يَحُوْلُ فِيْ سُؤَالٍ وَ لَا جَوَابٍ * وَ لَا يَجُوْلُ لِسَانُهُ إِلَّا فِيْ صَوَابٍ.

Artinya:

Pernah dikatakan kepada sebagian orang: “Wajah Nabi s.a.w. bagaikan bulan purnama”. Seseorang menjawab: “Bahkan lebih terang dari bulan purnama, karena ia belum pernah tertutup oleh awan, ia telah diliputi oleh keagungan, dan ia benar-benar sempurna.” Kata sebagian orang yang menerangkan sifat Nabi s.a.w.: “Belum pernah aku melihat orang seperti Nabi s.a.w., baik sebelumnya atau sesudahnya.” Oleh karena itu seorang sastrawan yang sangat terkenal sekalipun, tak akan pernah sanggup mengungkapkan dan menghitung keutamaannya. Maha Suci Allah yang telah mengistimewakan Nabi s.a.w. dengan derajat yang paling istimewa, dan mengisra’kannya untuk menghadap-Nya dengan jarak dua busur panah atau lebih dekat lagi. Dia, s.a.w., telah diperkuat dengan mu‘jizat-mu‘jizat yang tak terhitung jumlahnya. Dan disempurnakan dengan sifat-sifat kesempurnaan yang tak bisa diselidiki secara mendetail. Diberikan kepadanya lima hal (11) yang belum pernah diberikan kepada seorang rasulpun sebelumnya. Diberikan kepadanya kepandaian merangkai kalimat yang tepat dan bijaksana, sehingga tak ada seorangpun yang dapat membuat kalimat sepertinya. Di setiap tempat ia selalu menyampaikan nasihat sesuai dengan kondisinya. Dan pada tiap-tiap kesempurnaan yang ada, dia selalu tampak lebih sempurna. Dia tidak pernah menolak pertanyaan dan tidak pernah bosan menjawabnya. Lisannya tidak pernah mengeluarkan kata-kata kecuali yang benar.

 

اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ

Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada Nabi.”

 

وَ مَا عَسَى أَنْ يُقَالَ فِيْمَنْ وَصَفَهُ الْقُرْاٰنُ * وَ أَعْرَبَ عَنْ فَضَائِلِهِ التَّوْرَاةُ وَ الْإِنْجِيْلُ وَ الزَّبُوْرُ وَ الْفُرْقَانُ * وَ جَمَعَ اللهُ لَهُ بَيْنَ رُؤْيَتِهِ وَ كَلَامِهِ * وَ قَرَنَ اسْمُهُ مَعَ اسْمِهِ تَنْبِيْهًا عَلَى عُلُوِّ مَقَامَهِ * وَ جَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَ نُوْرًا * وَ مَلَأَ بِمَوْلِدِهِ الْقُلُوْبَ سُرُوْرًا.

Artinya:

Banyak sekali pujian yang disampaikan kepada Nabi s.a.w. yang telah disifati oleh al-Qur’ān. Keutamaan-keutamaannya telah diterangkan di dalam kitab Taurāt, Injīl, Zabūr, dan al-Qur’ān. Allah telah memberi karunia kepadanya dengan melihat-Nya sekaligus berbicara dengan-Nya, dan Allah menyertakan sebutan nama-Nya dengan sebutan nama Nabi s.a.w., sebagai suatu peringatan atas tingginya derajat Nabi s.a.w. Allah menjadikannya sebagai rahmat dan penerang untuk seluruh alam. Dan dengan kelahirannya, Allah menjadikan hati semua makhluk bergembira ria.

 

اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ

Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada Nabi.”

 

يَا بَـدْرَتِمٍّ حَازَ کُلَّ كَمَالِ مَاذَا يُعَبِّرُعَنْ عُلَاكَ مَقَالِيْ
اَنْتَ الَّذِيْ أَشْرَقْتَ فِيْ أُفُقِ الْعُلَا فَمَحَوْتَ بِالأَنْوَارِ کُلَّ ضَلَالِ
وَ بِكَ اسْتَنَارَ الْكَوْنُ يَا عَلَمَ الْهُدٰى بِالنُّــوْرِ وَ اْلاِنْعَامِ وَ اْلإِفْضَالِ
صَلَّى عَلَيْكَ اللهُ رَبِّي دَاِئمًا أَبَدًا مَعَ اْلإِبْكَارِ وَ اْلآصَالِ
وَ عَلَى جَمِيْعِ الْآلِ وَ اْلأَصْحَابِ مَنْ قَدْ خَصَّـــهُمْ رَبُّ الْعُـلَا بِكَمَالِ

Artinya:

  1. Wahai bulan purnama yang telah pernah sempurna, maka kata-kata apakah yang dapat saya ungkapkan untuk menyingkap keagunganmu?
  2. Engkaulah yang telah terbit bersinar di ufuk yang tinggi, sehingga dengan mudah engkau dapat menghapus segala kesesatan dengan cahayamu.
  3. Wahai sumber petunjuk, karenamu alam memantulkan cahayanya, karena petunjukmu berisikan sinar terang, kenikmatan dan keutamaan.
  4. Semoga Allah, Tuhanku, selalu melimpahkan rahmat untukmu, sepanjang masa, baik di waktu pagi ataupun petang.
  5. Juga semoga untuk keluarga dan sahabat-sahabat Nabi, yaitu orang-orang yang telah diistimewakan Allah dengan kesempurnaan.

Catatan:

  1. 1).

    1. Diberi mu‘jizat yang dapat menimbulkan rasa takut dan gentar di hati para musuh jauh sebelum berhadapan.
    2. Semua tempat di bumi ini boleh dijadikan tempat shalat.
    3. Dihalalkan harta benda rampasan perang.
    4. Diberi kesempatan oleh Allah untuk memberi syafaat kepada umatnya.
    5. Diutus untuk semua umat di seluruh alam.

2 Komentar

  1. Rehan berkata:

    maaf ini maulid diba nya di nomor 5 dan 6 isi sama dengan halaman no 2 dan 3

    1. Muslim berkata:

      Baik, akan segera kami perbaiki. Terima kasih banyak atas pemberitahuannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *