Shahih Bukhari no.312-313 : Pakaian Khusus Untuk Ḥaidh Selain Pakaian Saat Suci

Dari Kitab:
Sahīh al-Bukhārī
Oleh: Abū ‘Abd Allāh Muhammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī

Rangkaian Pos: Shahih Bukhari Kitab 6 (Kitab Haidh)

219 (220). Menggunakan Pakaian Khusus Untuk Ḥaidh Selain Pakaian Saat Suci.

صحيح البخاري ٣١٢: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِيْ سَلَمَةَ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ أَبِيْ سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ بَيْنَا أَنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مُضْطَجِعَةٌ فِيْ خَمِيْلَةٍ حِضْتُ فَانْسَلَلْتُ فَأَخَذْتُ ثِيَابَ حِيْضَتِيْ فَقَالَ أَنُفِسْتِ فَقُلْتُ نَعَمْ فَدَعَانِيْ فَاضْطَجَعْتُ مَعَهُ فِي الْخَمِيْلَةِ.

Shaḥīḥ Bukhārī 312: Telah menceritakan kepada kami Mu‘ādz bin Fadhālah berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyām dari Yaḥyā dari Abū Salamah dari Zainab binti Abī Salamah dari Ummu Salamah berkata: “Ketika aku berbaring bersama Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dalam satu selimut aku mengalami ḥaidh. Maka aku pergi diam-diam dan mengambil baju khusus ḥaidhku, beliau bertanya:Apakah kamu sedang ḥaid?Aku jawab: “Ya.” Beliau lalu memanggilku, maka aku pun berbaring bersamanya dalam satu selimut.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 1794; SM: 444; SN: 368; MA: 25479.

Ket. : makna “pakaian” haidh untuk masa saat ini = “kain” haidh / pembalut? Wallahu a’lam. –ed.

220 (221). Wanita Ḥaidh Menghadiri Shalat Dua Hari Raya Dan Mendengarkan Khutbah Dari Doa Bagi Kaum Muslimīn Namun Mereka Dijauhkan Dari Tempat Shalat.

صحيح البخاري ٣١٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ هُوَ ابْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ أَيُّوْبَ عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ كُنَّا نَمْنَعُ عَوَاتِقَنَا أَنْ يَخْرُجْنَ فِي الْعِيْدَيْنِ فَقَدِمَتْ امْرَأَةٌ فَنَزَلَتْ قَصْرَ بَنِيْ خَلَفٍ فَحَدَّثَتْ عَنْ أُخْتِهَا وَ كَانَ زَوْجُ أُخْتِهَا غَزَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ثِنْتَيْ عَشَرَةَ غَزْوَةً وَ كَانَتْ أُخْتِيْ مَعَهُ فِيْ سِتٍّ قَالَتْ كُنَّا نُدَاوِي الْكَلْمَى وَ نَقُوْمُ عَلَى الْمَرْضَى فَسَأَلَتْ أُخْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَعَلَى إِحْدَانَا بَأْسٌ إِذَا لَمْ يَكُنْ لَهَا جِلْبَابٌ أَنْ لَا تَخْرُجَ قَالَ لِتُلْبِسْهَا صَاحِبَتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا وَلْتَشْهَد الْخَيْرَ وَ دَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَمَّا قَدِمَتْ أُمُّ عَطِيَّةَ سَأَلْتُهَا أَسَمِعْتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَتْ بِأَبِيْ نَعَمْ وَ كَانَتْ لَا تَذْكُرُهُ إِلَّا قَالَتْ بِأَبِيْ سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ يَخْرُجُ الْعَوَاتِقُ وَ ذَوَاتُ الْخُدُوْرِ أَوْ الْعَوَاتِقُ ذَوَاتُ الْخُدُوْرِ وَ الْحُيَّضُ وَلْيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَ دَعْوَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ يَعْتَزِلُ الْحُيَّضُ الْمُصَلَّى قَالَتْ حَفْصَةُ فَقُلْتُ الْحُيَّضُ فَقَالَتْ أَلَيْسَ تَشْهَدُ عَرَفَةَ وَ كَذَا وَ كَذَا.

Shaḥīḥ Bukhārī 313: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad -yaitu Ibnu Salām- berkata, telah mengabarkan kepada kami ‘Abd-ul-Wahhāb dari Ayyūb dari Ḥafshah berkata: “Dahulu kami melarang anak-anak gadis remaja kami ikut keluar untuk shalat pada dua hari raya. Hingga suatu hari ada seorang wanita mendatangi desa Qashrā Banu Khalaf, wanita itu menceritakan bahwa suami dari saudara perempuannya pernah ikut berperang bersama Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam sebanyak dua belas peperangan, ia katakan: “Saudaraku itu hidup bersama suaminya selama enam tahun.” Ia menceritakan: “Dulu kami sering mengobati orang-orang yang terluka dan mengurus orang yang sakit.” Saudara perempuanku bertanya kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam: “Apakah berdosa bila seorang dari kami tidak keluar (mengikuti shalat ‘Īd) karena tidak memiliki jilbab?” Beliau menjawab: “Hendaklah kawannya memakaikan jilbab miliknya untuknya (meminjamkan) agar mereka dapat menyaksikan kebaikan dan mendo’akan Kaum Muslimīn.” Ketika Ummu ‘Athiyyah tiba aku bertanya kepadanya: “Apakah kamu mendengar langsung dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam?” Ummu ‘Athiyyah menjawab: “Ya. Demi bapakku!” Ummu ‘Athiyyah tidak mengatakan tentang Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam kecuali hanya mengatakan: “Demi bapakku, aku mendengar beliau bersabda: “Hendaklah para gadis remaja dan wanita-wanita yang dipingit di rumah, dan wanita yang sedang ḥaidh ikut menyaksikan kebaikan dan mendo’akan Kaum Muslimīn, dan wanita-wanita ḥaidh menjauh dari tempat shalat.” Ḥafshah: “Aku katakan: “Wanita ḥaidh?” Wanita itu menjawab: “Bukankah mereka juga hadir di ‘Arafah, begini dan begini?”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SM: 1475.