Shahih Bukhari no.231-233 : Buang Air di Genangan dan Terkena Kotoran Ketika Shalat

Dari Kitab:
Sahīh al-Bukhārī
Oleh: Abū ‘Abd Allāh Muhammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī

Rangkaian Pos: Shahih Bukhari Kitab 4 (Kitab Wudhu')

صحيح البخاري ٢٣١: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو الزِّنَادِ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمنِ بْنَ هُرْمُزَ الْأَعْرَجَ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ نَحْنُ الْآخِرُوْنَ السَّابِقُوْنَ.

Shahih Bukhari 231: Telah menceritakan kepada kami Abū-l-Yamān berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu‘aib berkata, telah mengabarkan kepada kami Abū-z-Zinād bahwa ‘Abd-ur-Raḥmān bin Hurmuz al-A‘raj menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar Abū Hurairah mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kita adalah orang yang datang terakhir dan akan menjadi yang pertama pada hari kiamat.

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 827, 847, 2736, 3227, 6134, 6379, 6515, 6941; SM: 1412, 1413, 1414; SN: 1350; MA: 7009, 7092, 7094, 7381, 7382, 7767, 8147, 9739, 10126, 10144; SD: 54.

صحيح البخاري ٢٣٢: وَ بِإِسْنَادِهِ قَالَ لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِيْ لَا يَجْرِيْ ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيْهِ.

Shahih Bukhari 232: (Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya dari Abū Hurairah). Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian kencing pada air yang tidak mengalir, lalu mandi darinya.

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SM: 424, 425, 426; SAD: 25, 63, 64; ST: 63; SN: 57, 58, 220, 221, 329, 393, 394, 397; SIM: 338, 339, 597; MA: 7213, 7285, 7839, 8202, 8385, 8752, 9274, 9609, 10421; SD: 724.

162 (163). Apabila Diletakkan Kotoran Ke Atas Punggung Orang Yang Sedang Shalat Maka Shalatnya Tidak Batal.

صحيح البخاري ٢٣٣: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ قَالَ أَخْبَرَنِيْ أَبِيْ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَبِيْ إِسْحَاقَ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُوْنٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ بَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ سَاجِدٌ قَالَ ح و حَدَّثَنِيْ أَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا شُرَيْحُ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ يُوْسُفَ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَبِيْ إِسْحَاقَ قَالَ حَدَّثَنِيْ عَمْرُو بْنُ مَيْمُوْنٍ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُوْدٍ حَدَّثَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ يُصَلِّيْ عِنْدَ الْبَيْتِ وَ أَبُوْ جَهْلٍ وَ أَصْحَابٌ لَهُ جُلُوْسٌ إِذْ قَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْض أَيُّكُمْ يَجِيْءُ بِسَلَى جَزُوْرِ بَنِيْ فُلَانٍ فَيَضَعُهُ عَلَى ظَهْرِ مُحَمَّدٍ إِذَا سَجَدَ فَانْبَعَثَ أَشْقَى الْقَوْمِ فَجَاءَ بِهِ فَنَظَرَ حَتَّى سَجَدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَضَعَهُ عَلَى ظَهْرِهِ بَيْنَ كَتِفَيْهِ وَ أَنَا أَنْظُرُ لَا أُغْنِيْ شَيْئًا لَوْ كَانَ لِيْ مَنَعَةٌ قَالَ فَجَعَلُوْا يَضْحَكُوْنَ وَ يُحِيْلُ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ سَاجِدٌ لا يَرْفَعُ رَأْسَهُ حَتَّى جَاءَتْهُ فَاطِمَةُ فَطَرَحَتْ عَنْ ظَهْرِهِ فَرَفَعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَأْسَهُ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِقُرَيْشٍ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَشَقَّ عَلَيْهِمْ إِذْ دَعَا عَلَيْهِمْ قَالَ وَ كَانُوْا يَرَوْنَ أَنَّ الدَّعْوَةَ فِيْ ذلِكَ الْبَلَدِ مُسْتَجَابَةٌ ثُمَّ سَمَّى اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِأَبِيْ جَهْلٍ وَ عَلَيْكَ بِعُتْبَةَ بْنِ رَبِيْعَةَ وَ شَيْبَةَ بْنِ رَبِيْعَةَ وَ الْوَلِيْدِ بْنِ عُتْبَةَ وَ أُمَيَّةَ بْنِ خَلَفٍ وَ عُقْبَةَ بْنِ أَبِيْ مُعَيْطٍ وَ عَدَّ السَّابِعَ فَلَمْ يَحْفَظْ قَالَ فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَقَدْ رَأَيْتُ الَّذِيْنَ عَدَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ صَرْعَى فِيْ الْقَلِيْبِ قَلِيْبِ بَدْرٍ

Shahih Bukhari 233: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdān berkata, telah mengabarkan kepadaku Bapakku dari Syu‘bah dari Abū Isḥāq dari ‘Amru bin Maimūn dari ‘Abdullāh berkata: “Ketika Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam sedang sujūd, beliau mengucapkan. (dalam jalur lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepadaku Aḥmad bin ‘Utsmān berkata, telah menceritakan kepada kami Syuraiḥ bin Maslamah berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrāhīm bin Yūsuf dari Bapaknya dari Abū Isḥāq berkata, telah menceritakan kepadaku ‘Amru bin Maimūn bahwa ‘Abdullāh bin Mas‘ūd menceritakan kepadanya, bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam shalat di dekat Ka‘bah sementara Abū Jahal dan teman-temannya duduk di dekat beliau. Lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: “Siapa dari kalian yang dapat mendatangkan isi perut (jerohan) unta milik bani fulan, lalu ia letakkan di punggung Muḥammad saat dia sujūd?” Maka berangkatlah orang yang paling celaka dari mereka, ia lalu datang kembali dengan membawa kotoran unta tersebut. Orang itu lantas menunggu dan memperhatikan, maka ketika Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam sujūd kotoran itu ia letakkan di punggung beliau di antara kedua pundaknya. Sementara aku hanya bisa melihatnya tidak bisa berbuat apa-apa. Duh, sekiranya aku bisa mencegah!” ‘Abdullāh bin Mas‘ūd melanjutkan kisahnya: “Lalu mereka pun tertawa-tawa dan saling menyindir satu sama lain sedang Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan sujūd, beliau tidak mengangkat kepalanya hingga datang Fāthimah. Fāthimah lalu membersihkan kotoran itu dari punggung beliau, setelah itu baru Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepalanya seraya berdo’a: “Ya Allah, aku serahkan (urusan) Quraisy kepada-Mu.” Sebanyak tiga kali. Maka do’a tersebut membuat mereka ketakutan.” ‘Abdullāh bin Mas‘ūd meneruskan: “Sebab mereka yakin bahwa do’a yang dipanjatkan tempat itu akan diterima. Kemudian Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam menyebut satu persatu nama-nama mereka: “Ya Allah, aku serahkan (urusan) Abū Jahal kepada-Mu, ‘Utbah bin Rabī‘ah, Syaibah bin Rabī‘ah, Al-Walīd bin ‘Utbah, Umayyah bin Khalaf dan ‘Uqbah bin Abī Mu‘aith.” Dan Nabi shallallāhu ‘laihi wa sallam menyebut yang ke tujuh tapi aku lupa.” ‘Abdullāh bin Mas‘ūd berkata: “Sungguh aku melihat orang-orang yang disebut Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam tersebut, terbantai di pinggiran lembah Badar (dalam perang Badar).

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 490, 2717; SM: 3349; SN: 305.