1-16 Geribah Seorang Wanita – 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah

115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasūlullāh Saw

Oleh: FUAD ABDURAHMAN
(Penulis buku bestseller The Great of Two Umars)

Penerbit: Penerbit Noura Books
(PT Mizan Publika)

Untuk kedua orangtuaku:
Ma’mun Fudholi ibn K.H. Ahmad Fudholi
Siti Sobariyah

Untuk dua guruku:
Al-‘Allamah Al-Ustadz Qurtubi (Alm.)
Drs. K.H. Pepe Syafi‘i Mukhtar (Alm.)

Diketik Oleh: Zahra’

Geribah Seorang Wanita

 

Diriwayatkan dari ‘Imrān ibn Ḥusain bahwa dalam sebuah perjalanan Rasūlullāh Saw. dan para sahabat kehabisan air dan mereka merasa sangat haus. Beliau mengutus ‘Alī ibn Abī Thālib dan Zubair ibn al-‘Awwām seraya berpesan: “Nanti kalian akan bertemu seorang wantia di tempat anu. Ia memiliki seekor unta yang padanya ada dua geribah. Bawalah dua geribah itu kepadaku!”

Tepat seperti yang dikatakan Rasūlullāh, ‘Alī dan Zubair bertemu dengan wanita itu dan mereka mendapatinya sedang menunggangi seekor unta. ‘Alī ibn Abī Thālib berkata: “Penuhilah panggilan Rasūlullāh!”

Wanita itu bertanya: “Siapakah yang kau maksud Rasūlullāh itu? Apakah ia orang yang telah meninggalkan agama nenek moyang?”

“Beliau adalah utusan Allah.”

Setelah berbincang-bincang, wanita itu pun menemui Rasūlullāh Saw. dan beliau menyuruh para sahabat unutuk memindahkan air dari geribah wanita itu ke dalam sebuah bejana. Lalu, beliau mengucapakan apa yang dikehendaki Allah pada air itu. Setelah itu, beliau meminta semua sahabat untuk mengisi kantong air mereka dengan air dari dalam bejana. Akirnya, semua kantong air para sahabat terisi penuh.

Kemudian, Rasūlullāh Saw. memerintahkan untuk membentangkan kain milik wanita itu dan meminta mereka untuk mengumpulkan makanan sampai kain itu penuh.

Rasūlullāh Saw. berkata kepada wanita itu: “Pergilah! Sungguh kami tidak mengambil airmu sedikit pun, tetapi Allah telah memberi kesegaran kepada kami.”

Wanita itu pun kembali menaiki untanya membawa seluruh bekalnya dan pulang kepada keluarganya. Tiba di rumahnya, ia berkata kepada keluarganya: “Di perjalanan aku bertemu seorang laki-laki yang sangat ahli menyihir. Jika bukan tukang sihir yang sangat pandai, tentu ia benar-benar utusan Allah.”

Keluarga wanita itu kemudian menemui Rasūlullāh Saw. dan menyatakan masuk Islam.[]

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *