Surah an-Nazi’at 79 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (1/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah an-Nazi'at 79 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Surah an-Nāzi‘āt (Malaikat Yang Mencabut Nyawa)
Surah ke-79. 46 ayat. Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 

Ayat 1-5: Sumpah dengan para malaikat untuk menegaskan bahwa hari Kiamat adalah benar.

 

وَ النَّازِعَاتِ غَرْقًا. وَ النَّاشِطَاتِ نَشْطًا. وَ السَّابِحَاتِ سَبْحًا. فَالسَّابِقَاتِ سَبْقًا. فَالْمُدَبِّرَاتِ أَمْرًا.

  1. (28391) Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, (28402)
  2. dan (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut. (28413)
  3. Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, (28424)
  4. dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang, (28435)
  5. dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia). (28446)

Ayat 6-14: Membicarakan tentang hari Kiamat, keadaan kaum musyrik yang mengingkarinya, dan keadaan mereka pada hari Kiamat.

 

يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ. تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ. قُلُوْبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ. أَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ. يَقُوْلُوْنَ أَئِنَّا لَمَرْدُوْدُوْنَ فِي الْحَافِرَةِ. أَئِذَا كُنَّا عِظَامًا نَّخِرَةً. قَالُوْا تِلْكَ إِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ. فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ. فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ.

  1. (Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam,
  2. (tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua. (28457)
  3. Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut, (28468)
  4. Pandangannya tunduk.
  5. (orang-orang kafir) berkata (di dunia): “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan semula (28479)?
  6. Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?”
  7. Mereka berkata: “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan. (284810)
  8. (284911) Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja.
  9. Seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru). (285012)

Catatan:

  1. 2839). Allah subḥānahu wa ta‘ālā bersumpah dengan para malaikat yang mulia dan perbuatan mereka yang menunjukkan sempurnanya ketundukan mereka kepada perintah Allah dan segeranya mereka melaksanakan perintah-Nya. Isi sumpahnya kemungkinan menetapkan kebangkitan dan pembalasan berdasarkan disebutkannya keadaan hari Kiamat setelahnya.
  2. 2840). Yaitu ketika mencabut nyawa orang-orang kafir.
  3. 2841). Yaitu ketika mencabut nyawa orang-orang mukmin.
  4. 2842). Ada pula yang menafsirkan dengan malaikat yang terbang di udara naik dan turun.
  5. 2843). Mereka sangat segera memenuhi perintah Allah, mendahului para setan ketika menyampaikan wahyu kepada para rasūl Allah sehingga mereka (para setan) tidak dapat mencurinya.
  6. 2844). Allah subḥānahu wa ta‘ālā menugaskan kepada mereka untuk mengatur banyak urusan alam semesta, baik alam bagian bawah maupun alam bagian atas; mereka mengurus hujan, tumbuhan, angin, gunung-gunung, janin, hewan-hewan, surga, neraka dan lain-lain. Berikut ini di antara tugas-tugas malaikat:- Jibrīl, ditugaskan menyampaikan wahyu.
    – Mīkā’īl, ditugaskan mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan.
    – Isrāfīl, ditugaskan meniup sangkakala. Tiupan pertama menghancurkan alam dan tiupan kedua membangkitkan makhluk yang sudah mati. Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
    Bagaimana saya bisa bersenang-senang sedangkan peniup sangkakala (Israfil) sudah memasukkan sangkakala ke mulutnya dan sudah mendapat ketetapan, kapan diperintah untuk ditiup.” (HR. Tirmidzī, ia berkata: “Hadits ḥasan”)

    Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Malaikat Isrāfīl juga di samping sudah menaruh sangkakala di mulutnya, dahinya sudah menunduk (tanda sudah siap meniup).

    – Malaikat maut beserta para pembantunya, ditugaskan untuk mencabut nyawa.
    – Munkar dan Nakīr, ditugaskan untuk menanyakan manusia yang berada di kubur tentang Tuhannya, agamanya dan nabinya. Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    إِذَا قبِر أَحدكم أَوِ الْإِنسان أَتاه ملَكَان أَسودان أَزرقَان يقَال لأَحدهما الْمنكر و للْاخرِ النكير

    Apabila salah seorang di antara kamu atau seorang manusia dikubur, maka akan didatangi oleh dua malaikat berwarna hitam-biru, yang satu bernama Munkar, sedangkan yang satu lagi bernama Nakīr.” (HR. Tirmidzī dan di-ḥasan-kan oleh Syaikh al-Albānī, lih. Ash-Shaḥīḥah: 1391)
    Al-Kirām-ul-Kātibūn (malaikat mulia pencatat ‘amal), ditugaskan untuk mencatat amal manusia.
    Al-Mu‘aqqibāt (malaikat yang mengiringi manusia), ditugaskan untuk menjaga manusia dalam semua keadaan mereka secara bergiliran, ada malaikat yang bertugas di malam hari dan ada yang bertugas di siang hari, dan mereka berkumpul di waktu shalat Shubuḥ dan ‘Ashar.
    – Ada juga malaikat yang ditugaskan menjaga surga.
    – Ada malaikat yang ditugaskan menjaga neraka, mereka disebut malaikat zabāniyah, pemukanya adalah malaikat Mālik.
    – Ada pula malaikat yang menjaga gunung.
    – Ada pula malaikat yang berpindah-pindah mencari majlis dzikr (majlis ‘ilmu).
    – Ada pula malaikat yang berada di pintu-pintu masjid pada setiap hari Jum‘at, mencatat siapa yang datang pertama, kedua, dst. Dan setelah khathīb naik mimbar, mereka tutup catatan mereka.
    – Ada pula malaikat yang bershaf-shaf beribadah dan bertasbīḥ siang dan malam tanpa bosan-bosannya.
    – Ada pula malaikat yang berkelana menyampaikan shalawat kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dari umatnya.
    – Ada pula malaikat yang dikirim kepada setiap janin, ditiupnya rūḥ ke dalam janin dan diperintahkan mencatat empat hal: ‘amalnya, rezekinya, ajalnya dan apakah ia bahagia atau celaka.
    – Ada juga malaikat ra‘d (guruh) sebagaimana dalam hadits berikut:

    عنِ ابنِ عباسٍ قَالَ أَقْبلَت يهود إِلَى النبِي صلَّى اللَّهم علَيه و سلَّم فَقَاُلوا يا أَبا الْقَاسمِ أَخبِرنا عنِ الرعد ما هو قَالَ ملَك من الْملَائكَة موكَّل بِالسحابِ معه مخارِيق من نارٍ يسوق بِها السحاب حيث شاءَ اللَّه فَقَاُلوا فَما هذَا الصوت الَّذي نسمع قَالَ زجره بِالسحابِ إِذَا زجره حتى ينتهِي إِلَى حيث أمر فَقَاُلوا صدقْت.

    Dari Ibnu ‘Abbās ia berkata: “Pernah datang beberapa orang Yahudi kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Abul Qāsim, beritahukanlah kami tentang guruh! Apa sebenarnya dia?” Beliau menjawab: “Dia adalah salah satu malaikat Allah yang ditugaskan mengurus awan mendung, di tangannnya ada beberapa sabetan dari api, digiringnya awan dengan sabetan itu ke tempat yang Allah kehendaki.” Mereka bertanya lagi, “Lalu apa suara yang kami dengar ini?” Beliau menjawab: “Penggiringannya kepada awan ketika dia menggiringnya sampai tiba ke tempat yang diperintahkan.” Orang-orang Yahudi berkata: “Engkau benar.” (HR. Tirmidzī, di-shaḥīḥ-kan oleh Syaikh al-Albānī dalam Shaḥīḥ at-Tirmidzī 3/262 dan ash-Shaḥīḥah no. 1872) – Dll.

  7. 2845). Jarak antara keduanya 40. Dari Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    ما بين النفْختينِ أَربعونَ قَالَ أَربعونَ يوما قَالَ أَبيت قَالَ أَربعونَ شهرا قَالَ أَبيت قَالَ أَربعونَ سنةً قَالَ أَبيت قَالَ ثم ينزِل اللَّه من السماءِ ماءً فَنبتونَ كَما ينبت الْبقْل لَيس من الْإِنسان شيءٌ إِلَّا يبلَى إِلَّا عظْما واحدا و هو عجب الذَّنبِ و منه يركَّب الْخلْق يوم الْقيامة.

    Jarak antara kedua tiupan empat puluh.” Abū Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh hari.” Beliau menjawab: “Aku belum bisa memastikan.” Abū Hurairah bertanya: “(Apakah) empat puluh bulan.” Beliau menjawab: “Aku belum bisa memastikan.” Abū Hurairah bertanya: “(Apakah) empat puluh tahun.” Beliau menjawab: “Aku belum bisa memastikan.” Beliau bersabda: “Kemudian Allah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanaman. Tidak ada sesuatu pun dari jasad manusia kecuali telah hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, dan dari sanalah manusia tersusun kembali pada hari Kiamat.” (HR. Bukhārī dan Muslim).

  8. 2846). Karena melihat peristiwa dahsyat di hadapannya.
  9. 2847). Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan setelah mati, maka mereka merasa heran dan mengejeknya, karena menurut mereka tidak ada hari kebangkitan itu. Itulah sebabnya mereka bertanya demikian.
  10. 2848). Mereka menganggap mustahil kebangkitan itu karena tidak tahunya mereka terhadap kekuasaan Allah dan tidak takutnya mereka kepada kebesaran-Nya.
  11. 2849). Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman menerangkan tentang mudahnya perkara itu.
  12. 2850). Allah subḥānahu wa ta‘ālā mengumpulkan mereka, dan mereka berdiri menunggu keputusan-Nya. Ketika itu, Dia memutuskan mereka dengan adil dan memberikan balasan kepada mereka.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *