Surah an-Nazi’at 79 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan (2/2)

Tafsīru Hidāyat-il-Insān
Judul Asli: (
هداية الإنسان بتفسير القران)
Disusun oleh:
Abū Yaḥyā Marwān Ḥadīdī bin Mūsā

Tafsir Al Qur’an Al Karim Marwan Bin Musa
Dari Situs: www.tafsir.web.id

Rangkaian Pos: Surah an-Nazi'at 79 ~ Tafsir Hidayat-ul-Insan

Ayat 15-26: Kisah Nabi Mūsā ‘alaih-is-salām dan Fir‘aun sebagai penghibur bagi Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam, dan hukuman Allah subḥānahu wa ta‘ālā kepadanya sehingga menjadi pelajaran bagi generasi setelahnya.

هَلْ أَتَاكَ حَدِيْثُ مُوْسَى. إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى. اِذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى. فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى. وَ أَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ فَتَخْشَى. فَأَرَاهُ الْآيَةَ الْكُبْرَى. فَكَذَّبَ وَ عَصَى. ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَى. فَحَشَرَ فَنَادَى. فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى. فَأَخَذَهُ اللهُ نَكَالَ الْآخِرَةِ وَ الْأُولَى. إِنَّ فِيْ ذلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَنْ يَخْشَى.

  1. Sudahkah sampai kepadamu (Muḥammad) kisah Mūsā?
  2. Ketika Tuhan memanggilnya (Mūsā) di lembah suci yaitu lembah Thuwā; (28511)
  3. “Pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas (dalam kekafiran), (28522)
  4. Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan), (28533)
  5. dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu (28544) agar engkau takut kepada-Nya?”
  6. Lalu (Mūsā) memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. (28555)
  7. Tetapi dia (Fir‘aun) mendustakan (28566) dan mendurhakai. (28577)
  8. Kemudian dia berpaling (28588) seraya berusaha menantang (Mūsā). (28599)
  9. Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya).
  10. (seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi. (286010)”
  11. Maka Allah menghukumnya dengan ‘adzab di akhirat dan ‘adzab di dunia.
  12. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Allah). (286111)

 

Ayat 27-33: Membangkitkan manusia adalah mudah bagi Allah subḥānahu wa ta‘ālā, dan mengingatkan kaum musyrik terhadap kelemahan mereka dan besarnya nikmat yang diberikan Allah subḥānahu wa ta‘ālā kepada mereka.

 

أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا. رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا. وَ أَغْطَشَ لَيْلَهَا وَ أَخْرَجَ ضُحَاهَا. وَ الْأَرْضَ بَعْدَ ذلِكَ دَحَاهَا. أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَ مَرْعَاهَا. وَ الْجِبَالَ أَرْسَاهَا. مَتَاعًا لَّكُمْ وَ لِأَنْعَامِكُمْ.

  1. (286212) Apakah penciptaan kamu (286313) yang lebih hebat ataukah langit? Allah telah membangunnya.
  2. Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
  3. dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang). (286414)
  4. Dan setelah itu bumi (286515) Dia hamparkan. (286616)
  5. Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
  6. Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh. (286717)
  7. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.

 

Ayat 34-41: Peristiwa yang akan disaksikan pada hari Kiamat, keadaan orang-orang kafir dan keadaan orang-orang mu’min.

 

فَإِذَا جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى. يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ مَا سَعَى. وَ بُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِمَنْ يَرَى. فَأَمَّا مَنْ طَغَى. وَ آثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا. فَإِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوَى. وَ أَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَ نَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى. فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى.

  1. Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang. (286818)
  2. Yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, (286919)
  3. dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.
  4. Maka adapun orang yang melampaui batas, (287020)
  5. dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, (287121)
  6. maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya.
  7. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya (287222) dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya,
  8. maka sungguh, surgalah (287323) tempat tinggal(nya).

 

Ayat 42-46: Membicarakan tentang hari Kiamat, kapan terjadinya dan pengingkaran kaum musyrik terhadapnya.

 

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا. فِيْمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا. إِلَى رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا. إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَخْشَاهَا. كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا

  1. (287424) Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muḥammad) tentang hari Kiamat: “Kapankah terjadinya? (287525)”
  2. Untuk apa engkau perlu menyebutkan (waktunya)? (287626)
  3. Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). (287727)
  4. Engkau (Muḥammad) hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari Kiamat). (287828)
  5. Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari. (287929)

Selesai tafsir surah an-Nāzi‘āt dengan pertolongan Allah dan taufīq-Nya, wal-ḥamdulillāhi rabb-il-‘ālamīn.

Catatan:

  1. 2851). Yaitu tempat di mana Allah subḥānahu wa ta‘ālā berbicara dengan Nabi Mūsā serta memberikan risalah kenabian kepada Beliau dan wahyu-Nya.
  2. 2852). Ya‘ni laranglah dia dari bersikap melampaui batas, melakukan kemusyrikan dan kedurhakaan dengan kata-kata yang lembut dan ucapan yang halus agar dia sadar atau merasa takut.
  3. 2853). Bisa juga diartikan dengan membersihkan diri dari syirk, yaitu dengan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Atau membersihkan diri dari noda syirk dan kekafiran dengan menggantinya dengan iman dan ‘amal shāliḥ.
  4. 2854). Ya‘ni aku tunjukkan kepadamu jalan kepada-Nya serta aku terangkan tempat terletak keridhaan-Nya dari tempat terletak kemurkaan-Nya.
  5. 2855). Yaitu tangan yang bercahaya atau tongkat yang berubah menjadi ular.
  6. 2856). Ya‘ni mendustakan Nabi Mūsā ‘alaih-is-salām.
  7. 2857). Ya‘ni mendurhakai Allah subḥānahu wa ta‘ālā.
  8. 2858). Dari beriman.
  9. 2859). Bisa juga diartikan berusaha mengadakan kerusakan di bumi atau berusaha menentang yang hak dan memeranginya.
  10. 2860). Maksudnya, tidak ada tuhan di atasku. Lalu kaumnya menaatinya dan mengakui kebatilannya itu karena pengaruhnya.
  11. 2861). Hal itu, karena orang yang takut kepada Allah, dialah yang dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat dan pelajaran-pelajaran yang disampaikan. Ketika dia melihat hukuman yang menimpa Fir‘aun, maka dia mengetahui bahwa setiap orang yang sombong dan durhaka kepada Allah, bahkan berani menentang Allah, maka Allah akan menghukumnya di dunia dan akhirat. Akan tetapi, orang yang telah hilang rasa takut kepada Allah dari hatinya, maka ia tetap tidak akan beriman meskipun didatangkan setiap ayat kepadanya.
  12. 2862). Allah subḥānahu wa ta‘ālā berfirman menyebutkan dalīl yang jelas kepada orang-orang yang mengingkari kebangkitan dan menganggap mustaḥīl Allah akan menghidupkan kembali manusia yang telah mati dan menjadi tulang-belulang.
  13. 2863). Wahai orang yang mengingkari kebangkitan.
  14. 2864). Sehingga manusia dapat bertebaran di bumi untuk maslahat agama dan dunia mereka.
  15. 2865). Bumi telah diciptakan sebelum langit namun belum dihamparkan. Bumi dihamparkan setelah langit diciptakan.
  16. 2866). Menurut Syaikh as-Sa‘dī, maksudnya menyimpankan di dalamnya berbagai manfaatnya. Manfaat tersebut diterangkan lebih lanjut oleh ayat berikutnya.
  17. 2867). Dengan demikian, Tuhan yang mampu menciptakan langit yang besar dan kuat serta benda-benda langit yang ada di dalamnya, demikian pula yang menciptakan bumi serta segala kebutuhan makhlūq dan berbagai manfaat bagi mereka, pasti mampu membangkitkan makhlūq setelah mereka mati, kemudian Dia akan memberikan balasan terhadap ‘amal mereka, maka barang siapa yang berbuat baik, dia akan mendapatkan surga, sebaliknya barang siapa yang berbuat buruk, maka janganlah ia cela selain dirinya.
  18. 2868). Ketika itu seorang ibu lalai terhadap anaknya, demikian pula kawan, ia juga lalai terhadap kawannya dan orang yang cinta juga lalai kepada kekasihnya.
  19. 2869). Selama di dunia baik atau buruk. Pada hari itu, ia berangan-angan ditambah kebaikannya dan bersedih karena banyak keburukannya dan sedikit kebaikannya. Ia pun mengetahui bahwa sumber keberuntungan dan kerugiannya terletak pada apa yang dia usahakan ketika di dunia. Ketika itu, semua sebab dan hubungan yang terjalin di dunia terputus selain ‘amal.
  20. 2870). Dengan berani melakukan dosa-dosa besar dan tidak berhenti terhadap batasan yang Allah tetapkan.
  21. 2871). Daripada akhirat, sehingga kerja kerasnya tertuju kepadanya, waktunya habis untuk memperoleh kesenangan dunia, lupa dengan akhirat dan tidak ber‘amal untuknya, serta mengikuti hawa nafsunya.
  22. 2872). Ia takut ketika berdiri di hadapan Tuhannya, dimana rasa takut ini berpengaruh dalam hatinya sehingga ia tahan dirinya dari keinginan hawa nafsunya, dan hawa nafsunya menjadi lebih mengikuti apa yang dibawa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam serta ia lawan hawa nafsunya yang menghalanginya dari kebaikan.
  23. 2873). Yang merupakan tempat yang penuh kebaikan, kegembiraan dan kenikmatan.
  24. 2874). Ibnu Jarīr berkata: Telah menceritakan kepadaku Ya‘qūb bin Ibrāhīm ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyān bin ‘Uyaynah dari az-Zuhrī dari ‘Urwah dari ‘Ā’isyah ia berkata: “Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam senantiasa ditanya tentang hari Kiamat (kapan waktunya), sampai Allah ‘azza wa jalla menurunkan: Untuk apa engkau perlu menyebutkan (waktunya)? – Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
  25. 2875). Kata-kata ini mereka ucapkan adalah sebagai ejekan saja, bukan karena mereka percaya akan hari berbangkit.
  26. 2876). Ya‘ni engkau tidak memiliki pengetahuan terhadapnya sehingga untuk apa engkau perlu menyebutkannya.
  27. 2877). Hal ini sebagaimana firman Allah ta‘ālā, “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Kapankah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu sangat berat (huru haranya bagi makhlūq) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Terj. al-A‘rāf: 187)
  28. 2878) Ya‘ni peringatanmu hanyalah bermanfaat bagi orang yang takut terhadap kedatangan hari Kiamat dan takut berhadap dengan Tuhannya. Adapun orang yang tidak beriman, maka tidak bermanfaat peringatan itu, bahkan hanya menegakkan ḥujjah saja atasnya.
  29. 2879). Karena hebatnya suasana hari berbangkit itu mereka merasa bahwa hidup di dunia hanya sebentar saja.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *