Hati Senang

Suratu Nuh 71 ~ Tafsir ath-Thabari (3/5)

Tafsir ath-Thabari

Dari Buku:
Tafsir ath-Thabari
(Jilid 26, Juz ‘Amma)
(Oleh: Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir ath-Thabari)
(Judul Asli: Jāmi‘-ul-Bayāni ‘an Ta’wīli Āy-il-Qur’ān)

Penerjemah: Amir Hamzah
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا. وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا. وَ اللهُ أَنْبَتَكُمْ مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا. ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَ يُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا.

71: 15. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?

71: 16. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?

71; 17. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,

71: 18. kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada Hari Kiamat) dengan sebenar-benarnya.

(Qs. Nūḥ [71]: 15-18).

 

Ta’wīl firman Allah: (أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا. وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا. وَ اللهُ أَنْبَتَكُمْ مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا. ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَ يُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا.) “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada Hari Kiamat) dengan sebenar-benarnya.

Allah s.w.t. memberitahukan perkataan Nūḥ a.s. kepada kaumnya yang menyekutukan-Nya, seraya mengeluarkan hujjah kepada mereka dengan hujjah dari-Nya tentang keesaan-Nya. (أَلَمْ تَرَوْا) “Tidakkah kamu perhatikan,” wahai kaumku, sehingga kamu mengambil pelajaran. (خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا) “bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat,” yang sebagiannya di atas sebagian lain.

Ath-Thibāq merupakan mashdar dari perkataan mereka, “thābaqat muthābaqah wa thibāqan.”

 

Firman-Nya (وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا) “Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya,” maksudnya adalah, Allah menciptakan bulan di langit yang tujuh sebagai cahaya. (وَ جَعَلَ الشَّمْسَ) “Dan menjadikan matahari,” di dalamnya. (سِرَاجًا) “Sebagai pelita”.

Pakar ta’wil berpendapat seperti yang kami katakan. Riwayat-riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35150. Muḥammad bin Basysyār menceritakan kepada kami, dia berkata: Mu‘ādz bin Hisyām menceritakan kepada kami, dia berkata: Bapakku menceritakan kepadaku dari Qatādah, tentang ayat: (أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا. وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا.) “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita,” ia berkata: “Disebutkan kepada kita bahwa ‘Abdullāh bin ‘Amru bin al-‘Ash berkata: “Sesungguhnya cahaya matahari dan bulan ada di langit”. Bacalah firman Allah: (أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا.) “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat….” jika kamu mau.” (10261).

35151. Ibnu ‘Abd-il-A‘lā menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Mu‘ammar, dari Qatādah dari ‘Abdullāh bin ‘Amru, dia berkata: “Sesungguhnya matahari dan bulan menghadap ke langit, sedangkan ufuk keduanya menghadap ke bumi. Aku membaca ayat dalam hal itu: (وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا.) “Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita.” (10272).

35152. Telah diceritakan kepadaku dari al-Ḥusain, dia berkata: Aku mendengar Abū Mu‘ādz berkata ‘Ubaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar adh-Dhaḥḥāk berkata tentang firman-Nya: (وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا) “Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya,” dia berkata: “Allah menciptakan bulan pada saat langit yang tujuh diciptakan.” (1028[efn_Note]1028). Kami tidak mendapatkan atsar ini dalam referensi-referensi yang ada pada kami.[/efn_note]).

Sebagian pakar bahasa ‘Arab dari Bashrah berkata: “Adapun: (وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا) “Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya,” merupakan majaz, sebagaimana dikatakan: “Aku mendatangi bani Tamim”. Maksudnya adalah mendatangi sebagian dari mereka.” (10293).

 

Firman-Nya: (وَ اللهُ أَنْبَتَكُمْ مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا.) “Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,” maksudnya adalah, Allah telah menciptakanmu dari tanah dengan sebaik-baik ciptaan-Nya. (ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا) “kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah,” sebagaimana kamu berasal darinya, dan menjadikanmu seperti ketika kamu belum diciptakan. (وَ يُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا) “dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada Hari Kiamat) dengan sebenar-benarnya”, Allah mengeluarkanmu dari tanah dalam keadaan hidup jika Dia berkehendak, sebagaimana kamu manusia sebelum kamu dikembalikan ke dalamnya, lalu kamu menjadi tanah.

 

وَ اللهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا. لِتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا. قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ وَ اتَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَ وَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا. وَ مَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا.

71: 19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,

71: 20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu”.

71: 21. Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka,

71: 22. dan melakukan tipu-daya yang amat besar”.

(Qs. Nūḥ [71]: 19-22).

 

Ta’wīl firman Allah: (وَ اللهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا. لِتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا. قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ وَ اتَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَ وَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا. وَ مَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا.) “Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu”. Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, dan melakukan tipu-daya yang amat besar”.

Nūḥ berkata kepada kaumnya seraya menyebutkan nikmat-nikmat Tuhannya: (وَ اللهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا.) “Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,” yang kamu menetap dan tinggal di atasnya.

 

Firman-Nya: (لِتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا.) “supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu,” maksudnya adalah, agar kamu dapat berjalan di jalan-jalan yang luas dan bermacam-macam di atas bumi.

Al-Fijāj merupakan bentuk jama‘ dari fajjun, yaitu ath-tharīq “jalan”.

Pakar ta’wil berpendapat seperti yang kami katakan. Riwayat-riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35153. Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazīd menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa‘īd menceritakan kepada kami dari Qatādah, tentang firman-Nya: (لِتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا.) “supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu,” dia berkata: “Jalan-jalan dan cabang-cabangnya.” (10304).

35154. Ibnu ‘Abd-il-A‘lā menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Mu‘ammar, dari Qatādah, tentang firman-Nya: (سُبُلًا فِجَاجًا) “jalan-jalan yang luas di bumi itu,” dia berkata: “Jalan-jalan.” (10315).

35155. ‘Alī menceritakan kepadaku, dia berkata: Abū Shāliḥ menceritakan kepada kami, dia berkata: Mu‘āwiyah menceritakan kepadaku dari ‘Alī r.a., dari Ibnu ‘Abbās r.a., tentang firman-Nya: (لِتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا.) “supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu,” dia berkata: “Jalan yang bermacam-macam.” (10326).

 

Firman-Nya: (قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ) “Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku”.” Maksudnya adalah, Nūḥ berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendurhakaiku, lalu mereka menentang urusanku dan menolak apa yang aku da‘wahkan kepada mereka, berupa kebenaran dan petunjuk.”

 

Firman-Nya: (وَ اتَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَ وَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا.) “dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka,” maksudnya adalah, mereka mengikuti orang-orang yang mendurhakaiku dari orang-orang yang banyak harta dan anaknya. Padahal, banyaknya harta dan anak tidak menambah kecuali kerugian dan jauh dari Allah serta menyingkirkan dari jalan yang lurus.

Ada perbedaan bacaan dalam membaca firman-Nya: (وَ وَلَدُهُ) “Dan anak-anaknya.” (10337).

Bacaan Madīnah pada umumnya adalah (وَ وَلَدُهُ) “Dan anak-anaknya,” dengan fatḥah pada huruf wāwu dan lām. Demikian juga mereka membaca hal itu dalam semua ayat al-Qur’ān.

Bacaan Kūfah pada umumnya adalah dengan dhammah pada huruf wāwu dan sukūn pada huruf lām. Demikian juga dengan seluruh bacaan yang menyebutkan anak, seperti dalam surah Maryam hingga akhir surah dalam al-Qur’ān.

Abū ‘Amru membaca semua yang terdapat dalam al-Qur’ān dari kata al-walad, dengan fatḥah pada huruf wāwu dan lām selain satu huruf ini dalam surah Nūḥ, yang dia men-dhammah-kan huruf wāwu.

Pendapat yang benar menurut kami dalam hal itu adalah, semua bacaan ini telah dikenal, dan berdekatan maknanya. Jadi, dengan bacaan manapun juga dari keduanya, telah dianggap benar.

 

Firman-Nya: (وَ مَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا.) “Dan melakukan tipu-daya yang amat besar”, maksudnya adalah, mereka melakukan tipu-daya yang amat besar.

Pakar ta’wil berpendapat seperti yang kami katakan. Riwayat-riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35156. Muḥammad bin ‘Amr menceritakan kepadaku, dia berkata: Abū ‘Āshim berkata: ‘Īsā menceritakan kepadaku, al-Ḥārits menceritakan kepadaku, dia berkata: al-Ḥasan menceritakan kepada kami, dia berkata: Waraqā’ menceritakan kepada kami, [semuanya] dari Ibnu Abī Nājiḥ, dari Mujāhid, tentang firman-Nya: (كُبَّارًا) “Yang amat besar”, dia berkata: “Sangat besar.” (10348).

35157. Yūnus menceritakan kepadaku, dia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Zaid berkata tentang firman-Nya: (وَ مَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا.) “Dan melakukan tipu-daya yang amat besar”, dia berkata: “Tipu-daya yang besar, seperti firman-Nya: (لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَ لَا كِذَّابًا.) “Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta.” (Qs. an-Naba’ [78]: 35). (10359).

Al-Kibār adalah al-kabīr, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Zaid. Orang ‘Arab mengatakan amrun ‘ajīb wa ‘ujāb dengan takhfīf dan ‘ujjāb dengan tasydīd. Rajulun ḥusān dan ḥussān, jumāl dan jummāl dengan takhfīf serta tasydīd. Demikian juga dengan kabīr dan kubbār, dengan takhfīf dan tasydīd.

Catatan:

  1. 1026). Abusy-Syaikh dalam al-‘Uzhmah (4/1141) dan Ibnu Jauzī dalam Zād-ul-Masīr (8/371).
  2. 1027). ‘Abd-ur-Razzāq dalam tafsirnya (3/349).
  3. 1029). Al-Baghawī dalam Ma‘ālim-ut-Tanzīl (4/398), disandarkn kepada al-Ḥasan, serta Ibnu Jauzī dalam Zād-ul-Masīr (8/371), disandarkan kepada al-Akhfasy dan az-Zajjāj.
  4. 1030). Atsar semisalnya disebutkan oleh Ibnu Abī Ḥātim dalam tafsirnya (8/2451), As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/293), disandarkan kepada ‘Abd-ur-Razzāq, ‘Abd bin Ḥumaid, dan atsar semisalnya telah disebutkan dalam tafsir surah al-Anbiyā’ ayat 31.
  5. 1031). ‘Abd-ur-Razzāq dalam tafsirnya (3/349).
  6. 1032). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/293), disandarkan kepada Ibnu Jarīr dan Ibnu Mundzir.
  7. 1033). Ibnu Katsīr, Abū ‘Amru, Ḥamzah, dan al-Kisā’ī membacanya (وَ وَلَدُهُ) “Dan anak-anaknya,” dengan sukūn lām dan dhammah wāwu.
    Nāfi‘, ‘Āshim, dan Ibnu ‘Āmir membacanya dengan fatḥah pada huruf lām.
    Khārijah meriwayatkan dari Nāfi‘, dia membacanya seperti bacaan Abū ‘Amru.
    Lihat As-Sab‘atu fil-Qirā’at (hal. 652, 653) dan at-Taisīru fil-Qirā’at-is-Sab‘ (hal. 174).
  8. 1034). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/293), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid dan Ibn-ul-Mundzir.
  9. 1035). Ibnu Katsīr dalam tafsirnya (4/427).
Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.