Suratu Nuh 71 ~ Tafsir ath-Thabari (2/5)

Dari Buku:
Tafsir ath-Thabari
(Jilid 26, Juz ‘Amma)
(Oleh: Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir ath-Thabari)
(Judul Asli: Jāmi‘-ul-Bayāni ‘an Ta’wīli Āy-il-Qur’ān)

Penerjemah: Amir Hamzah
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Suratu Nuh 71 ~ Tafsir ath-Thabari

ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا. ثُمَّ إِنِّيْ أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا. فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا.

71: 8. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan,

71: 9. kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam,

71: 10. maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,

71: 11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.

(Qs. Nūḥ [71]: 8-11).

 

Ta’wīl firman Allah: (ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا. ثُمَّ إِنِّيْ أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا. فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا.) “Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.

 

Nuh a.s. berkata: (ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ) “Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka,” kepada apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk menyeru mereka, (جِهَارًا) “dengan cara terang-terangan,” yaitu secara terang-terangan tanpa sembunyi-sembunyi.

35125. Muḥammad bin ‘Amru menceritakan kepada kami, dia berkata: [Abū ‘Āshim menceritakan kepada kami, dia berkata: ‘Īsā menceritakan kepada kami, al-Ḥārits menceritakan kepadaku, dia berkata: Al-Ḥasan menceritakan kepada kami, dia berkata: ] Waraqā’ menceritakan kepada kami, semuanya dari Ibnu Abī Najīḥ, dari Mujāhid, tentang firman-Nya: (ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا.) “Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan,” ia berkata: “al-Jihār adalah perkataan yang disampaikan secara terang-terangan.” (10041).

 

Firman-Nya: (ثُمَّ إِنِّيْ أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا.) “kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam,” maksudnya adalah, aku (menyeru) secara terang-terangan kepada mereka, dan berteriak dengan apa yang Engkau perintahkan kepadaku berupa peringatan.

35126. Muḥammad bin ‘Amru menceritakan kepada kami, dia berkata: Abū ‘Āshim menceritakan kepada kami, dia berkata: ‘Īsā menceritakan kepada kami, al-Ḥārits menceritakan kepadaku, dia berkata: Al-Ḥasan menceritakan kepada kami, dia berkata: Waraqā’ menceritakan kepada kami, semuanya dari Ibnu Abī Najīḥ, dari Mujāhid, tentang firman-Nya: (أَعْلَنْتُ لَهُمْ) “Aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan,” dia berkata: “Aku berteriak.” (10052).

35127. Ibnu Ḥumaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Mahrān menceritakan kepada kami dari Sufyān, dari Mujāhid, tentang firman-Nya: (أَعْلَنْتُ لَهُمْ) “Aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan,” dia berkata: “Aku berteriak kepada mereka.” (10063).

 

Firman-Nya: (وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا) “Aku (menyeru) mereka (lagi) dengan diam-diam,” maksudnya adalah, aku juga telah menyeru mereka secara diam-diam antara aku dengan mereka saja.

Pakar ta‘wil berpendapat seperti yang kami katakan. Riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35128. Muḥammad bin ‘Amru menceritakan kepada kami, dia berkata: Abū ‘Āshim menceritakan kepada kami, dia berkata: ‘Īsā menceritakan kepada kami, al-Ḥārits menceritakan kepadaku, dia berkata: Al-Ḥasan menceritakan kepada kami, dia berkata: Waraqā’ menceritakan kepada kami, semuanya dari Ibnu Abī Najīḥ, dari Mujāhid, tentang firman-Nya: (وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا) “Aku (menyeru) mereka (lagi) dengan diam-diam,” dia berkata: “Antara aku dengan mereka.” (10074).

 

Firman-Nya: (فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا) “maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” Maksudnya adalah, aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu atas dosa-dosamu dan bertobatlah kepada-Nya dari kekufuranmu serta dari apa yang kamu sembah selain Allah, dan ikhlaskanlah dalam menyembah kepada-Nya, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu, karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang yang kembali kepada-Nya dan bertobat kepada-Nya dari dosa-dosanya.”

 

Firman-Nya: (يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا.) “niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,” maksudnya adalah, Nūḥ berkata: “Niscaya Tuhanmu menurunkan hujan untukmu jika kamu bertobat, mentauhidkan-Nya, dan ikhlash dalam menyembah-Nya. Hujan itu diturunkan dari langit dengan lebat secara terus-menerus.

35129. Yūnus bin ‘Abd-il-A‘lā menceritakan kepada kami, dia berkata: Sufyān mengabarkan kepada kami dari Mutharrif, dari asy-Sya‘bī, dia berkata: ‘Umar bin al-Khaththāb keluar untuk meminta hujan, dan dia tidak lebih dari membaca istighfar. Dia kemudian kembali dan mereka berkata: “Wahai Amīr-ul-Mu’minīn, kami tidak melihatmu memintakan hujan.” ‘Umar lalu berkata: “Aku telah meminta hujan kepada Pencipta Langit yang darinya Dia menurunkan hujan.” ‘Umar kemudian membaca: (اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا.) “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” Dia juga membaca ayat: (وَ يَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ) “Dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu.” (Qs. Hūd [11]: 52).

 

وَ يُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا. مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا. وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا.

71: 12. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

71: 13. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?

71: 14. Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.

(Qs. Nūḥ [71]: 12-14).

 

Ta’wīl firman Allah: (وَ يُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا. مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا. وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا.) “Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.

 

Firman-Nya: (وَ يُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ) “Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu,” maksudnya adalah, Tuhanmu akan memberikanmu harta dan anak-anak yang banyak, serta memperbanyaknya untukmu dan menambahkannya kepadamu.

 

Firman-Nya: (وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ) “dan mengadakan untukmu kebun-kebun,” maksudnya adalah, serta memberikan karunia kepadamu berupa kebun-kebun. (وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا.) “dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai,” sehingga kamu dapat mengairi kebun dan sawahmu dari sungai-sungai itu.

Riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35130. Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazīd menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa‘īd menceritakan kepada kami dari Qatādah, tentang firman-Nya: (ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا.) “Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan,” hingga firman-Nya: (وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا.) “dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai,” Dia berkata: “Nūḥ melihat suatu kaum yang gelisah karena takut kehilangan dunianya. Nūḥ kemudian berkata: “Kemarilah menuju ketaatan kepada Allah, maka dengan itu kalian akan mendapatkan dunia dan akhirat.” (10085).

Pakar ta’wil berbeda pendapat tentang ta’wil ayat: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?

Sebagian berkata: “Maknanya adalah, mengapa kamu tidak melihat kebesaran Allah.” Riwayat-riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35131. ‘Alī menceritakan kepadaku, dia berkata: Abū Shāliḥ menceritakan kepada kami, dia berkata: Mu‘āwiyah menceritakan kepadaku dari ‘Alī r.a., dari Ibnu ‘Abbās r.a., tentang ayat: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Kebesaran-Nya.” (10096).

35132. Ibnu Basysyār menceritakan kepada kami, dia berkata: ‘Abd-ur-Raḥmān menceritakan kepada kami, dia berkata: Sufyān menceritakan kepada kami dari Manshūr, dari Mujāhid, tentang ayat: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Tidak melihat kebesaran-Nya.” (10107).

35133. Muhammad bin Ḥumaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Mahrān menceritakan kepada kami dari Sufyān, atsar semisalnya.

35134. Muḥammad bin ‘Amr menceritakan kepadaku, dia berkata: Abū ‘Āshim berkata: ‘Īsā [menceritakan kepadaku, al-Ḥārits menceritakan kepadaku, dia berkata: al-Ḥasan menceritakan kepada kami, dia berkata: Waraqā’] menceritakan kepada kami, [semuanya] dari Ibnu Abī Nājiḥ, dari Mujāhid, tentang firman-Nya: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Mereka tidak memperhatikan kebesaran-Nya.” (10118).

35135. Abū Kuraib menceritakan kepada kami, dia berkata: ‘Amru bin ‘Ubaid menceritakan kepada kami dari Manshūr, dari Mujāhid, tentang ayat: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Mereka tidak memperhatikan kebesaran-Nya.” (10129).

35136. Aku diceritakan dari al-Ḥusain, ia berkata: Aku mendengar Abū Mu‘ādz berkata: ‘Ubaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar adh-Dhaḥḥāk berkata tentang firman-Nya: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Kebesaran-Nya.” (101310).

35137. Ibnu Ḥumaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Jarīr menceritakan kepada kami dari Manshūr, dari Mujāhid, tentang firman-Nya: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Kamu tidak mempedulikan kebesaran Tuhanmu. Ar-Rajā’ adalah perasaan tamak (thama‘) dan takut.” (101411).

35138. Salām bin Junādah menceritakan kepadaku, dia berkata: Abū Mu‘āwiyah menceritakan kepada kami dari Ismā‘īl bin Sinān, dari Muslim al-Bāthin, dari Sa‘īd bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbās, tentang ayat: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Mengapa kamu tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenarnya?” (101512).

Pakar ta’wil yang lain berkata: “Mengapa kamu tidak mengetahui kebesaran Allah?” Riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35139. Muḥammad bin Sa‘ad menceritakan kepadaku, dia berkata: Bapakku menceritakan kepadaku, dia berkata: Pamanku menceritakan kepadaku, dia berkata: Bapakku menceritakan kepadaku dari bapaknya, dari Ibnu ‘Abbās r.a., tentang firman-Nya: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Mengapa kamu tidak mengetahui kebesaran Allah?” (101613).

Pakar ta’wil lain berpendapat: “Maknanya adalah, mengapa kamu tidak percaya dengan adzab Allah.” Riwayat-riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35140. Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazīd menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa‘īd menceritakan kepada kami dari Qatādah, tentang firman-Nya: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Atau adzab-Nya.” (101714).

35141. Ibnu ‘Abd-il-A‘lā menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Mu‘ammar, dari Qatādah tentang ayat: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “Mengapa kamu tidak percaya akan adzab Allah.” (101815).

 

Pakar ta’wil yang lain berkata: “Maknanya adalah, mengapa kamu tidak percaya untuk taat kepada Allah?” Riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35142. Yūnus menceritakan kepadaku, dia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Zaid berkata tentang firman Allah s.w.t.: (مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.) “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” dia berkata: “al-Waqār artinya ketaatan.” (101916).

Pendapat yang lebih utama untuk dibenarkan menurut kami adalah pendapat orang yang mengatakan bahwa maknanya adalah, mengapa kamu tidak takut kepada kebesaran Allah. Hal itu karena lafazh ar-rajā’ digunakan oleh orang ‘Arab jika dibarengi dengan pengingkaran dalam keadaan takut.

 

Firman-Nya: (وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا) “Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”, maksudnya adalah, Kami telah menciptakanmu keadaan demi keadaan, tahapan demi tahapan, tahapan segumpal darah dan tahapan segumpal daging.

Pakar ta’wil berpendapat seperti yang kami katakan. Riwayat-riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35143. ‘Alī menceritakan kepadaku, dia berkata: Abū Shāliḥ menceritakan kepada kami, dia berkata: Mu‘āwiyah menceritakan kepadaku dari ‘Alī r.a., dari Ibnu ‘Abbās r.a., tentang firman-Nya: (وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا) “Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”, dia berkata: “Air mani, segumpal darah, kemudian segumpal daging.” (102017).

35144. Muḥammad bin ‘Amr menceritakan kepadaku, dia berkata: Abū ‘Āshim berkata: ‘Īsā [menceritakan kepadaku, al-Ḥārits menceritakan kepadaku, dia berkata: al-Ḥasan menceritakan kepada kami, dia berkata: Waraqā’] menceritakan kepada kami, [semuanya] dari Ibnu Abī Nājiḥ, dari Mujāhid, tentang ayat: (وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا) “Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”, dia berkata: “Dari tanah, kemudian air mani, kemudian segumpal darah, kemudian seperti yang disebutkan hingga sempurna penciptaannya.” (102118).

35145. Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazīd menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa‘īd menceritakan kepada kami dari Qatādah, tentang ayat: (وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا) “Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”, ia berkata: “Yaitu tahapan segumpal air mani, tahapan segumpal darah, tahapan segumpal daging, tahapan tulang, kemudian ditutupi dengan daging, kemudian Allah menciptakannya sebagai makhluk lain. Allah kemudian menumbuhkan rambutnya. Maha Suci Allah, sebaik-baik pencipta.” (102219).

35146. Ibnu ‘Abd-il-A‘lā menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Mu‘ammar, dari Qatādah tentang firman-Nya: (وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا) “Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”, ia berkata: “Maksudnya adalah tahapan sperma, tahapan segumpul darah, kemudian pencitpaannya bertahap, tahapan demi tahapan.” (102320).

351497. Aku diceritakan dari al-Ḥusain, ia berkata: Aku mendengar Abū Mu‘ādz berkata: ‘Ubaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar adh-Dhaḥḥāk berkata tentang firman-Nya: (وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا) “Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”, dia berkata: “Dari sperma, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging.” (102421).

35148. Yūnus menceritakan kepadaku, dia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Zaid berkata tentang firman-Nya: (وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا) “Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”, dia berkata: “Tahapan sperma, kemudian zigot ketika sperma bercampur dengan darah, kemudian darah mendominasi sperma, maka ia menjadi segumpal darah, kemudian tulang itu dibungkus dengan daging.” (102522).

35149. Ibnu Ḥumaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Jarīr menceritakan kepada kami dari Manshūr, dari Mujāhid, tentang firman-Nya: (وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا) “Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”, dia berkata: “Sperma, kemudian segumpal darah, kemudian menjadi sesuatu setelah sesuatu.”

Catatan:

  1. 1004). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/290), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid dan Ibn-ul-Mundzir.
  2. 1005). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/290), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid dan Ibn-ul-Mundzir, serta al-Qurthubī dalam tafsirnya (18/301).
  3. 1006). Lihat Tafsīr-ul-Quthubī (18/301).
  4. 1007). Ibid.
  5. 1008). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/290), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid dan Ibn-ul-Mundzir.
    Atsar semisalnya disebutkan oleh al-Baihaqī dalam Syu‘ab-ul-Īmān (1/464).
  6. 1009). Al-Bukhārī dalam Shaḥīḥ-nya dalam at-Tafsīr pada permulaan tafsir surah Nūḥ, Ibnu Ḥajar dalam Fatḥ-ul-Bārī (8/267), al-Baihaqī dalam Syu‘ab-ul-Īmān (1/464).
  7. 1010). Al-Baihaqī dalam Syu‘ab-ul-Īmān (1/465).
  8. 1011). Atsar semisalnya disebutkan oleh al-Qurthubī dalam tafsirnya (18/303).
  9. 1012). Ibid.
  10. 1013). Al-Qurthubī dalam tafsirnya (18/303).
  11. 1014). Al-Baihaqī dalam Syu‘ab-ul-Īmān (1/465), di dalamnya tidak dinyatakan: Ar-Rajā’ adalah perasaan tama‘ dan takut.
  12. 1015). Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (9/137), di dalamnya dinyatakan: Kamu tidak mengetahui hak pengagungan-Nya,Ibnu Jarīr (Ibnu Ḥajar ????) dalam Fatḥ-ul-Bārī (8/667), di dalamnya dinyatakan: Kamu tidak mengenal hak kebesaran Allah.
    Taghlīq-ut-Ta‘līq (4/349), di dalamnya dinyatakan: Kamu tidak memperhatikan kebesaran Allah.
  13. 1016). Lihat Tafsīru Ibni Abī Ḥātim (10/3375).
  14. 1017). Lihat Tafsīru ‘Abd-ir-Razzāq (3/348).
  15. 1018). Ibid.
  16. 1019). Al-Māwardī dalam an-Nukatu wal-‘Uyūn (6/101) dan Ibnu Jauzī dalam Zād-ul-Masīr (8/370).
  17. 1020). Al-Baihaqī dalam Syu‘ab-ul-Īmān (1/465).
  18. 1021). Atsar semisalnya disebutkan oleh Mujāhid dalam tafsirnya (hal. 577), firman Allah: “Kejadian demi kejadian.” (Qs. az-Zumar [39]: 6).Ibnu ‘Athiyyah dalam al-Muḥarrar-ul-Wajīz (5/374).
  19. 1022). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/3680 ?????), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid dan Ibn-ul-Mundzir.
  20. 1023). ‘Abd-ur-Razzāq dalam tafsirnya (3/348), di dalamnya dinyatakan: Sperma, kemudian segumpal darah, kemudian segumpal daging, kemudian penciptaan tahapan demi tahapan.
  21. 1024). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/290), dari Ibnu ‘Abbās , dan disandarkan kepada al-Baihaqī.
  22. 1025). Ibnu Katsīr dalam tafsirnya (14/140).

Unduh Rujukan:

  • [download id="16976"]

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *