Suratu Nuh 71 ~ Tafsir adz-Dzikra

ADZ-DZIKRĀ
Terjemah & tafsir
AL-QUR’AN
dalam
huruf ‘Arab & Latin
Juz 26-30

Disusun oleh: Bachtiar Surin.
 
Penerbit: ANGKASA BANDUNG

NŪḤ (NABI NŪḤ)

Surat ke-71
Banyak ayatnya 28
Semuanya turun di Makkah (Makkiyyah)

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Bismillāhir raḥmānir raḥīm(i)
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.

 

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوْحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ.

Innā arsalnā nūḥan ilā qaumihi an andzir qaumaka min qabli ay ya’tiyahum ‘adzābun alīm(un).

  1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nūḥ kepada kaumnya, (dan Kami perintahkan kepadanya): “Berilah peringatan kepada kaummu, sebelum datang kepadanya siksaan yang sangat pedih.”

قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ.

Qāla yā qaumī innī lakum nadzīrum mubīn(un).

  1. Nūḥ berkata: “Hai kaumku, bahwasanya aku ini pemberi peringatan yang nyata (untuk kamu sekalian),

أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَ اتَّقُوْهُ وَ أَطِيْعُوْنِ.

Ani‘budullāha wat-taqūhu wa athī‘ūn(ī).

  1. supaya kamu menyembah Allah, dan bertaqwā kepada-Nya, serta taatlah kepadaku!” (11)

يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَ يُؤَخِّرْكُمْ إِلىَ أَجَلٍ مُّسَمًّى إِنَّ أَجَلَ اللهِ إِذَا جَاءَ لَا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.

Yaghfir lakum min dzunūbikum wa yu’akkhirkum ilā ajalim musammā(n), inna ajalallāhi idzā jā’a lā yu’akhkharu lau kuntum ta‘lamūn(a).

  1. Niscaya Tuhan mengampuni dosamu, dan mencukupkan usiamu sampai batas waktu yang ditentukan. (12) Dan bahwasanya jika “Batas Waktu” yang dijanjikan Allah itu sudah datang, tidak dapat ditangguhkan. (Itu pun) kalau kamu mengetahui.

KAUM NABI NŪḤ MENGINGKARI PERINGATANNYA

قَالَ رَبِّ إِنِّيْ دَعَوْتُ قَوْمِيْ لَيْلًا وَ نَهَارًا.

Qāla rabbī innī da‘autu qaumī lailan wa nahārā(n).

  1. Nūḥ berkata: “Ya Tuhanku! Aku telah menyeru kaumku siang dan malam.

فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِيْ إِلَّا فِرَارًا.

Fa lam yazidhum du‘ā’ī illā firārā(n).

  1. Namun seruanku itu hanyalah menyebabkan mereka bertambah lari.

وَ إِنِّيْ كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوْا أَصَابِعَهُمْ فِيْ آذَانِهِمْ وَ اسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَ أَصَرُّوْا وَ اسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا.

Wa innī kullamā da‘autuhum li taghfira lahum ja‘alū ashābi‘ahum fī ādzānihim wastaghsyau tsiyābahum wa asharrū wastakbarūstikbārā(n).

  1. Dan bahwasanya setiap kali aku menyeru mereka (kepada keimanan) supaya Engkau mengampuninya, ditutupnya telinganya dengan anak-jarinya dan menutup (mukanya) dengan bajunya. Mereka tetap ingkar dan bersikap sombong sejadi-jadinya.

ثُمَّ إِنِّيْ دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا.

Tsumma innī da‘autuhum jihārā(n).

  1. Lalu aku menyeru mereka lagi secara terang-terangan.

ثُمَّ إِنِّيْ أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَ أَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا.

Tsumm innī a‘lantu lahum wa asrartu lahum isrārā(n).

  1. Selanjutnya aku seru lagi mereka. Kali ini secara terang-terangan dan diam-diam.”

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا.

Fa qultustaghfirū rabbakum innahū kāna ghaffārā(n).

  1. Aku katakan (kepada mereka): “Mohonkanlah ampun kepada Tuhanmu! Dia adalah Maha Pengampun.

يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا.

Yursil-is-samā’a ‘alaikum midrārā(n).

  1. Niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu terus-menerus.”

وَ يُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَ بَنِيْنَ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَ يَجْعَلْ لَّكُمْ أَنْهَارًا.

Wa yumdidkum bi’amwāliw wa banīna wa yaj‘al lakum jannātiw wa yaj‘al lakum anhārā(n).

  1. (dengan itu) Dia akan memperbanyak harta-benda dan (mengembang-biakkan) anak-cucumu. (Seiringan dengan itu) dijadikan-Nya pula kebun-kebun serta aliran sungai-sungai (untuk mempersubur tanahmu).

مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا.

Mā lakum lā tarjūna lillāhi waqārā(n).

  1. Mengapa kamu tidak takut kepada Keagungan Allah?

وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا.

Wa qad khalaqakum athwārā(n).

  1. Padahal Dia telah menciptakanmu dalam beberapa tingkat (kejadian dalam rahim ibumu). (13)

أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللهُ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا.

Alam tarau kaifa khalaqallāhu sab‘a samāwātin thibāqā(n).

  1. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh petala langit bertingkat-tingkat.

وَ جَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا وَ جَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا.

Wa ja‘al-al-qamara fīhinna nūraw wa ja‘al-asy-syamsa sirājā(n).

  1. Dan menjadikan bulan di kawasan itu bersinar terang, dan matahari sebagai pelita (sumber cahaya)?

ASAL TANAH PULANG KE TANAH

وَ اللهُ أَنْبَتَكُمْ مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا.

Wallāhu ambatakum minal ardhi nabātā(n).

  1. Dan Allah telah menumbuhkan (nenek-moyangmu) dari tanah (14) bagai tanaman, lalu mengembang-biakkan kamu seperti) tanaman juga.

ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَ يُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا.

Tsumma yu‘īdukum fīhā wa yukhrijukum ikhrājā(n).

  1. Lalu Dia mengembalikanmu ke dalam tanah (tempat asalmu). Selanjutnya dikeluarkan-Nya kembali (dari sana, hidup) seperti semula.

وَ اللهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا.

Wallāhu ja‘ala lakumul-ardha bisāthā(n).

  1. Dan Allah telah membentangkan bumi untukmu,

لِتَسْلُكُوْا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا.

Litaslukū minhā subulan fijājā(n).

  1. supaya kamu dapat (menempatinya dan) menempuh jalannya yang bersimpang-siur.” (15)

قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ وَ اتَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَ وَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا.

Qāla nūḥur-rabbi innahum ‘ashaunī wat-taba‘ū mal lam yazidhu māluhū wa waladuhū illā khasārā(n).

  1. Nūḥ menyambung kata: “Ya Tuhanku, bahwasanya mereka telah mendurhakai aku, dan mengikuti orang-orang di mana (penyalahgunaan) harta-benda dan (godaan) anak-anak tidak menguntungkan mereka, malah merugikan saja.

وَ مَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا.

Wa makarū makran kubbārā(n).

  1. Mereka melakukan tipu-daya yang amat besar.”

وَ قَالُوْا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَ لَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَ لَا سُوَاعًا وَ لَا يَغُوْثَ وَ يَعُوْقَ وَ نَسْرًا.

Wa qālū lā tadzarunna ālihatakum wa lā tadzarunna waddaw wa lā suwā‘aw wa lā yaghūtsa wa ya‘ūqa wa nasra(n).

  1. Lalu (sebagian) mereka berkata (kepada yang lain): “Kalian sekali-kali jangan meninggalkan (penyembahan terhadap) tuhan-tuhan kalian! Jangan ditinggalkan penyembahan terhadap Wadd, Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq dan Nasr. (16).”

وَ قَدْ أَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا ضَلاَلًا.

Wa qad adhallū katsīra(n), wa lā tazidizh-zhālimīna illā dhalālā(n).

  1. Mereka telah menyesatkan banyak orang. (Nūḥ mendoa): “Jangan Engkau tambahkan lagi terhadap orang-orang zhalim itu, selain kesesatan.”

SIKSAAN UNTUK KAUM NŪḤ

مِمَّا خَطِيْئَاتِهِمْ أُغْرِقُوْا فَأُدْخِلُوْا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوْا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللهِ أَنْصَارًا.

Mimmā khathī’ātihim Ughriqū fa udkhilū nārā(n) fa lam yajidū lahum min dūnillāhi anshārā(n).

  1. Karena kesalahan mereka jualah mereka dikaramkan (dengan topan), dan disiksa di dalam (kubur), di hari kiamat dimasukkan ke dalam neraka. Mereka tidak akan mendapatkan penolong dari (tuhan-tuhan) selain dari Allah.

وَ قَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِيْنَ دَيَّارًا.

Wa qāla nūḥur rabbi lā tadzar ‘alal ardhi minal kāfirīna dayyārā(n).

  1. Nūḥ mendoa lagi: “Ya Tuhanku! Janganlah Engkau biarkan tinggal seorang pun orang-orang kafir itu di muka bumi.

إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَ لَا يَلِدُوْا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا.

Innaka in tadzarhum yudhillū ‘ibādaka wa lā yalidū illā fājiran kaffārā(n).

  1. Jika mereka Engkau biarkan (tinggal, niscaya) mereka akan membawa sesat hamba-hambaMu (yang telah beriman). Lagi pula mereka tidak akan melahirkan (turunan) kecuali (turunan) yang (gemar mengerjakan) maksiat lagi sangat kafir.

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيَّ وَ لِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ لَا تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا تَبَارًا.

Rabbighfir lī wa li wālidayya wa liman dakhala baitiya mu’minaw wa lil-mu’minīna wal-mu’mināt(i) wa lā tazidizh zhālimīna illā tabārā(n).

  1. Ya Tuhanku! Berilah ampunan kepadaku, dan ibu bapakku, begitu juga kepada orang-orang yang masuk ke dalam rumahku (17) dengan beriman, serta kepada orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan lagi kepada orang yang zhalim itu selain dari kebinasaan.

Catatan:

  1. 1). Dalam ayat ini tersimpal tiga pokok utama peringatan Nabi Nūḥ kepada kaumnya, yaitu menyembah Allah, bertaqwā kepada Allah, dan taat kepada Nūḥ.
  2. 1). Bila diumpamakan umur Nabi Nūḥ itu mencapai seribu tahun, maka batas waktu itu akan dicukupkan bila mereka beriman kepada Allah. Sebaliknya bila mereka tetap saja kafir, maka batas waktu itu tidak mustahil akan diperpendek menjadi sembilan-ratus tahun, dengan menurunkan siksaan dunia yang berakibat kehancuran mereka.
  3. 1). Lihat 23: 12, 13, dan 14.
  4. 1). Kalimat di atas dapat juga diartikan sebagai berikut: Tuhan menjadikan manusia dari air mani. Air mani itu terjadi dari makanan setelah berproses dalam tubuh manusia. Makanan itu berasal dari tumbuh-tumbuhan, sementara tumbuh-tumbuhan itu sendiri hidup dari sari tanah. Lihat juga 3: 59.
  5. 1). Dalam beberapa ayat di atas, Nabi Nūḥ telah menyuruh kaumnya untuk memperhatikan ilmu-ilmu anatomi, astronomi, peternakan, tumbuh-tumbuhan, matahari dan benda-benda angkasa lainnya.
  6. 1). Wadd, Suwā‘, Yaghūts, Yu‘ūq dan Nasr, adalah nama-nama berhala yang terbesar yang disembah-sembah oleh kaum Nabi Nūḥ a.s. Penyembahan terhadap berhala-berhala ini harus dipertahankan, jangan sampai terpengaruh oleh da‘wah Nabi Nūḥ apalagi sampai menyembah Tuhan Nabi Nūḥ kata mereka.
  7. 1). Maksudnya, masjid dan mushalla.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *