Suratu Quraisy 106 ~ Tafsir al-Qur’an-ul-Majid an-Nur

Judul Buku:
TAFSĪR AL-QUR’ĀNUL MAJĪD AN-NŪR

JILID 4

Penulis: Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy
Diterbitkan oleh: Cakrawala Publishing

Surat Ke-106

QURAISY

Surat Quraisy bermakna suku Quraisy. Diturunkan di Makkah sesudah surat at-Tīn, terdiri dari 4 ayat.

 

A. KANDUNGAN ISI

Surat ini menjelaskan kebiasaan orang-orang Quraisy yang tiap tahun mengadakan dua kali perlawatan (perjalanan). Sekali ke Yaman pada musim dingin dan sekali ke Syam pada muslim panas untuk berniaga.

Mereka pergi dan pulang dalam keadaan selamat dari perampokan dan pembegalan (penyamun). Sebab, seluruh orang ‘Arab menghormati Ka‘bah serta menghormati para penjaganya dan pelindungnya. Rasa ingin memuliakan Ka‘bah, sejak dulu memang tertanam di hati semua orang ‘Arab, dan itu adalah karena taufik Allah semata.

Surat ini berisi desakan kepada orang ‘Arab supaya menyembah Allah yang Esa, yang telah melimpahkan nikmat-nikmatNya yang demikian besar atas diri mereka.

 

B. KAITAN DENGAN SURAT SEBELUMNYA

Persesuaian surat yang telah lalu (al-Fīl) dengan surat ini adalah:

  1. Dalam surat yang telah lalu, Allah menjelaskan nikmat yang dicurahkan kepada penduduk Makkah. Tuhan memusnahkan Abrahah yang datang ingin menghancurkan Ka‘bah yang diagungkan oleh bangsa Quraisy. Hal ini juga kembali dijelaskan dalam surat ini.
  2. Dalam surat ini, Allah menjelaskan satu nikmat lagi, yaitu kerukunan yang terjadi di kalangan bangsa Quraisy, sehingga mereka dapat melawat ke Yaman dan Syria dalam keadaan aman.

 

C. TAFSIR SURAT QURAISY

Tuhan mengingatkan nikmat-nikmat yang diberikan kepada kaum Quraisy.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Bismillāhirraḥmānirraḥīm

Dengan (menyebut) nama Allah Yang Maha Pemurah, yang senantiasa mencurahkan rahmat-Nya

 

لِإِيْلَافِ قُرَيْشٍ. إِيْلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَ الصَّيْفِ.

Li īlāfi quraisy. Īlāfihim riḥlatasy syitā’i wash shaif.

“Untuk menenteramkan hati orang-orang Quraisy. (11) Melindungi mereka selama dalam lawatan pada musim dingin dan musim panas.”

(Quraisy [106]: 1-2).

Kami (Allah) membinasakan pasukan bergajah sebagai suatu hikmat dari-Ku untuk bangsa Quraisy atau untuk membiarkan orang-orang Quraisy meneruskan kebiasaan melawat pada musim dingin dan musim panas.

فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هذَا الْبَيْتِ.

Fal ya‘budū rabba hādzal bait.

“Maka, hendaklah mereka menyembah Tuhan yang mempunyai rumah ini.”

(Quraisy [106]: 3).

Oleh karena Kami telah memberikan rasa aman kepada bangsa Quraisy yang sedang dalam perlawatan pada musim dingin dan panas, maka hendaklah mereka menyembah Tuhan yang memiliki rumah ini (Baitullāh).

الَّذِيْ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ وَ آمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ.

Alladzī ath‘amahum min jū‘iw wa āmanahum min khauf.

“Yang memberi makanan kepada mereka untuk menolak rasa lapar dan menenteramkan mereka dari suasana ketakutan.”

(Quraisy [106]: 4).

Yaitu, Tuhan yang telah memberikan makanan kepada mereka. Padahal, dahulu mereka sering kelaparan dan hidup papa. Tegasnya, Tuhan yang telah memberikan kekayaan yang mereka peroleh sebagai hasil perniagaan ke Syria dan Yaman.

Tuhan telah memberikan kepada mereka keamanan di jalan dan kemungkinan dari gangguan penyamun atau perampok dari kabilah-kabilah ‘Arab. Bahkan menarik perhatian orang-orang ‘Arab untuk menghormati mereka, karena diangap sebagai penjaga rumah Allah (Baitullāh).

Allah juga telah memberikan kepada orang-orang Quraisy rezeki yang mewah dan keamanan yang sempurna, serta kedudukan yang baik di kalangan orang ‘Arab lantaran mereka dipandang sebagai orang-orang yang menjaga Baitullāh dan melayani para haji, sehingga dengan demikian mudah memperoleh kekayaan dan keamanan. Oleh karena itu, hendaklah mereka hanya menyembah Allah, sebab Dialah yang telah memberikan makanan dan keamanan kepadanya. (22).

 

D. KESIMPULAN SURAT

Tuhan memberikan kemudahan kepada orang-orang Quraisy untuk melakukan perlawatan dagang pada musim dingin dan musim panas. Oleh karena itu, Dia memerintahkan mereka agar hanya menyembah-Nya, yang telah memberikan kecukupan rezeki dan keamanan.

Catatan:


  1. 1). Kaitkan dengan QS. at-Tīn [95], QS. al-Mu’minūn [23], QS. al-Munāfiqūn [63].
  2. 2). Baca QS. al-Qashash [28]: 58, QS. al-‘Ankabūt [29]: 67.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *