Surah an-Nas 114 ~ Tafsir al-Jalalain

Dari Buku:
Tafsir Jalalain.
(Jilid 4. Dari Sūrat-uz-Zumar sampai Sūrat-un-Nās)
Oleh: Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

Rangkaian Pos: Surah an-Nas 114 ~ Tafsir al-Jalalain

114

SŪRAT-UN-NĀS

Makkiyyah atau Madaniyyah, 6 ayat
Turun sesudah Sūrat-ul-Falaq

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ

1. (قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ) “Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb manusia”.” Yang menciptakan dan Yang memiliki mereka; di sini manusia disebutkan secara khusus sebagai penghormatan buat mereka; dan sekaligus untuk menyesuaikan dengan pengertian Isti‘ādzah dari kejahatan yang menggoda hati mereka.

مَلِكِ النَّاسِ

2. (مَلِكِ النَّاسِ) “Raja manusia.

إِلهِ النَّاسِ

3. (إِلهِ النَّاسِ) “Sesembahan manusia” kedua ayat tersebut berkedudukan sebagai Badal atau Shifat, atau ‘Athaf Bayān, kemudian Mudhāf Ilaih. Lafal an-Nās disebutkan di dalam kedua ayat ini, dimaksud untuk menambah jelas makna.

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ

4. (مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ) “Dari kejahatan bisikan” setan; setan dinamakan bisikan karena kebanyakan godaan yang dilancarkannya itu melalui bisikan (الْخَنَّاسِ) “yang biasa bersembunyi” karena setan itu suka bersembunyi dan meninggalkan hati manusia bila hati manusia ingat kepada Allah.

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ

5. (الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ) “Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia” ke dalam qalbu manusia di kala mereka lalai mengingat Allah.

مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

6. (مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ) “Dari jin dan manusia” lafal ayat ini menjelaskan pengertian setan yang menggoda itu, yaitu terdiri dari jenis jin dan manusia, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat lainnya, yaitu melalui firman-Nya:

yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin.” (Q.S. Al-An‘ām, 112)

Atau lafal Min-al-Jinnati menjadi Bayān dari lafal Al-Waswās-il-Khannās, sedangkan lafal an-Nās di-‘athaf-kan kepada lafal Al-Waswās. Tetapi pada garis besarnya telah mencakup kejahatan yang dilakukan oleh Lubaid dan anak-anak perempuannya yang telah disebutkan tadi. Pendapat pertama yang mengatakan bahwa di antara yang menggoda hati manusia adalah manusia di samping setan, pendapat tersebut disanggah dengan suatu kenyataan, bahwa yang dapat menggoda hati manusia hanyalah bangsa jin atau setan saja. Sanggahan ini dapat dibantah pula, bahwasanya manusia pun dapat pula menggoda manusia lainnya, yaitu dengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka sebagai manusia. Godaan tersebut melalui lahiriah, kemudian merasuk ke dalam qalbu dan menjadi mantap di dalamnya, yaitu melalui cara yang dapat menjurus ke arah itu.

Akhirnya hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui.

Unduh Rujukan:

  • [download id="12686"]

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *