Hati Senang

Surah an-Nashr 110 ~ Tafsir ath-Thabari

Tafsir ath-Thabari

Dari Buku:
Tafsir ath-Thabari
(Jilid 26, Juz ‘Amma)
(Oleh: Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir ath-Thabari)
(Judul Asli: Jāmi‘-ul-Bayāni ‘an Ta’wīli Āy-il-Qur’ān)

Penerjemah: Amir Hamzah
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

SŪRAH AN-NASHR

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ. وَ رَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَ اسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا.

110:1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.

110:2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.

110:3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.

(Sūrat-un-Nashr [110]: 1-4)

 

Maksudnya adalah, apabila telah datang pertolongan Allah, hai Muhammad, terhadap kaummu dari suku Quraisy. (وَ الْفَتْحُ) “Dan kemenangan,” yaitu penaklukan kota Makkah. (وَ رَأَيْتَ النَّاسَ) “Dan kamu lihat manusia,” dari berbagai lapisan bangsa ‘Arab dan kabilah-kabilahnya termasuk ahli Yaman dan kabilah-kabilah Nizar. (يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا.) “Masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.” Ke dalam agama Allah yang Allah mengutusmu dengannya, dan kepatuhanmu yang menyeru mereka kepadanya. (أَفْوَاجًا) “Berbondong-bondong,” yakni zumaran (berbondong-bondong), rombongan demi rombongan.

Para ahli tafsir berpendapat sebagaimana kami kemukakan tadi.

Riwayat-riwayat yang sesuai dengan pendapat kami mengenai firman-Nya: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” adalah:

  1. Al-Harits menceritakan kepadaku, ia berkata: Al-Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Warqa menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid, mengenai firman-Nya: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” ia berkata: “(Maksudnya adalah) penaklukan kota Makkah.” (24111).
  2. Yunus menceritakan kepadaku, ia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibnu Zaid berkata mengenai firman-Nya: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” bahwa kemenangan adalah ketika Allah memberikan kemenangan kepadanya dan menolongnya. (24122).
  3. Isma‘il bin Musa menceritakan kepadaku, ia berkata: al-Husain bin ‘Isa al-Hanafi mengabarkan kepada kami dari Ma‘mar, dari az-Zuhri, dari Abu Hazim, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Ketika Rasulullah s.a.w. di Madinah, tiba-tiba beliau berkata:

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ، جَاءَ أَهْلُ الْيَمَنِ.

“Allahu akbar, Allahu akbar. Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan telah datang para ahli Yaman.”

Lalu ditanyakan: “Wahai Rasulullah, apa maksudnya ahli Yaman?” Beliau menjawab:

قَوْمٌ رَقِيْقَةٌ قُلُوْبُهُمْ، لَيِّنَةٌ طِبَاعُهُمْ، الْإِيْمَانُ يَمَانٍ، وَ الْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ.

“Suatu kaum yang hatinya lembut dan karakternya santun. Keimanan adalah Yaman, dan hikmah adalah Yaman”.” (24133).

  1. Ibn-ul-Mutsanna menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Abd-ul-A‘la menceritakan kepadaku, ia berkata: Daud menceritakan kepada kami dari ‘Amir, dari Masruq, dari ‘A’isyah, ia berkata: Rasulullah s.a.w. sering mengucapkan:

سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ.

Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya.”

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ.

Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.”

Aku pun bertanya: “Wahai Rasulullah, aku melihatmu banyak mengucapkan: (سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ.) dan (أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ.) “Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertobat kepada-Nya” dan “Maha Suci Allah dan segala pujian-Nya.”

Beliau lalu bersabda:

خَبَّرَنِيْ رَبِّيْ أَنِّيْ سَأَرَى عَلَامَةً فِيْ أُمَّتِيْ، فَإِذَا رَأَيْتُهَا أَكْثَرْتُ مِنْ قَوْلِ: سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ، وَ أَسْتَغْفِرُهُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ، فَقَدْ رَأَيْتُهَا إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ – فَتْحُ مَكَّةَ – وَ رَأَيْتَ النَّاسَ يَدُخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا، فَسَبِّحْ بَحَمْدِ رَبِّكَ وَ اسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا.

Tuhanku memberitahuku bahwa aku akan melihat tanda (kematianku) pada umatku, dan bila aku telah melihatnya maka aku memperbanyak ucapan: subḥānallāhi wa bi ḥamdihi, dan astaghfirullāha wa atūbu ilaih. Sungguh, aku telah melihatnya. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, yaitu penaklukan Makkah, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.” (24144).

  1. Ibnu Waki‘ menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Abd-ul-A‘la menceritakan kepada kami, ia berkata: Daud menceritakan kepada kami dari asy-Sya‘bi, dari Masruq, dari ‘A’isyah, dari Nabi s.a.w., riwayat serupa.” (24155).
  2. Ibn-ul-Mutsanna menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Abd-ul-Wahhab menceritakan kepada kami, ia berkata: Daud menceritakan kepada kami dari ‘Amir, dari ‘A’isyah, ia berkata: “Nabi Allah s.a.w., sebelum kematiannya, banyak mengucapkan:

سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ.

Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya.” Lalu dikemukakan menyerupai riwayat tadi.” (24166).

  1. Ishaq bin Syahin menceritakan kepadaku, ia berkata: Khalid menceritakan kepada kami dari Daud, dari ‘Amir, dari Masruq, dari ‘A’isyah, dari Nabi s.a.w., riwayat serupa. (24177).
  2. Ibnu ‘Abd-il-A‘la menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Ma‘mar, dari ‘Ikrimah, ia berkata: “Ketika diturunkannya ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” Nabi s.a.w. bersabda:

جَاءَ نَصْرُ اللهِ، وَ جَاءَ الْفَتْحُ، وَ جَاءَ أَهْلُ الْيَمَنِ.

Telah datang pertolongan Allah, telah datang kemenangan, dan telah datang ahli Yaman.

Para sahabat lalu bertanya: “Wahai Nabi Allah, apa itu ahli Yaman?” Beliau menjawab:

رَقِيْقَةٌ قُلُوْبُهُمْ، لَيِّنَةٌ طِبَاعُهُمْ، الْإِيْمَانُ يَمَانٍ، وَ الْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ.

Hati mereka lembut dan karakternya santun. Keimanan adalah Yaman, dan hikmah adalah Yaman” (24188).

Adapun mengenai penakwilan firman-Nya: (أَفْوَاجًا) “Berbondong-bondong,” oleh para ahli, telah dikemukakan, dan telah diriwayatkan, antara lain:

  1. Al-Harits menceritakan kepadaku, ia berkata: Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, ia berkata: al-Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Warqa menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid, mengenai firman-Nya: (فِيْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا.) “agama Allah dengan berbondong-bondong,” ia berkata: “Rombongan demi rombongan.” (24199).

Firman-Nya: (فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ) “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu,” maksudnya adalah, maka bertasbihlah kepada Tuhanmu, agungkanlah Dia, pujilah Dia, dan bersyukurlah kepada-Nya atas janji yang telah dipenuhi-Nya untukmu, karena sesungguhnya pada saat itu engkau pasti berjumpa dengan-Nya dan akan merasakan kematian yang telah dirasakan oleh para rasul sebelummu.

  1. Ibnu Basysyar menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Abd-ur-Rahman menceritakan kepada kami, ia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Habib, dari Sa‘id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas, bahwa ‘Umar bin Khaththab r.a. bertanya kepada mereka mengenai firman-Nya: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” mereka berkata: “Penaklukan berbagai kota dan benteng.” ‘Umar berkata: “Engkau, wahai Ibnu ‘Abbas, bagaimana menurutmu?” Aku menjawab: “Ini adalah perumpamaan untuk Muhammad s.a.w., sebagai pemberitahuan tentang kematian dirinya.” (242010).
  2. Ibnu Basysyar menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ja‘far menceritakan kepada kami, ia berkata: Syu‘bah menceritakan kepada kami dari Abu Bisyr, dari Sa‘id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas, bahwa ‘Umar bin Khaththab r.a. pernah mendekatinya, lalu ‘Abd-ur-Rahman berkata: “Sesungguhnya kami mempunyai anak-anak yang sepertinya.” ‘Umar lalu berkata: “Ya, sebagaimana kau ketahui.” ‘Umar lalu bertanya kepadanya tentang firman Allah: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” (Surat-un-Nashr). Ibnu ‘Abbas berkata: “Ajalnya. Allah memberitahukan itu kepada beliau.” ‘Umar berkata: “Tidak ada yang aku ketahui dari itu kecuali seperti yang engkau ketahui.” (242111).
  3. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Mahran menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari ‘Ashim, dari Abu Razim, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: ‘Umar r.a. berkata: “Apa itu?” Yakni: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” Ibnu ‘Abbas berkata: “Ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” sampai (وَ اسْتَغْفِرْهُ) “Mohonlah ampun kepada-Nya”, maksudnya adalah: sesungguhnya engkau akan mati.” ‘Umar lalu berkata: “Tidak ada yang kami ketahui dari itu kecuali sebagaimana yang engkau katakan.” (242212).
  4. Ia berkata: Mahran menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari ‘Ashim, dari Abu Razin, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Ketika diturunkan ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” Nabi s.a.w. tahu bahwa itu merupakan berita tentang kematian dirinya, maka dikatakan kepadanya: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,”.” (242313).
  5. Abu Kuraib dan Ibnu Waki‘ menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami dari ‘Atha’ bin as-Sa’ib, dari Sa‘id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Ketika turun ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” Rasulullah s.a.w. bersabda:

نُعِيَتْ إِلَيَّ نَفْسِيْ، كَأَنِّيْ مَقْبُوْضٌ فِيْ تِلْكَ السَّنَةِ.

Telah diberitahukan berita kematian diriku kepadaku. Seakan-akan aku mati para tahun itu.” (242414).

  1. Muhammad bin Sa‘d menceritakan kepadaku, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata: Pamanku menceritakan kepadaku, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbas, mengenai firman-Nya: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” ia berkata: “Itu adalah waktu diberitakannya kepada beliau tentang kematian dirinya. Allah berfirman: (رَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا.) “Kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong”, yakni Islamnya manusia, maka itulah saat tibanya ajalmu: (فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَ اسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا.) “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.”.” (242515).
  2. Abus-Sa’ib dan Sa‘id bin Yahya al-Umawi menceritakan kepadaku, keduanya berkata: Abu Mu‘awiyah menceritakan kepada kami dari al-A‘masy, dari Muslim, dari Masruq, dari ‘A’isyah, ia berkata: “Rasulullah s.a.w. sebelum meninggal, banyak mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْكَ.

Maha Suci Engkau, ya Allah, dengan segala pujian untuk-Mu. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.”

Aku pun bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah kalimat-kalimat ini, yang baru-baru ini sering engkau ucapkan?” Beliau menjawab:

قَدْ جُعِلَتْ لِيْ عَلَامَةٌ فِيْ أُمَّتِيْ إِذَا رَأَيْتُهَا قُلْتُهَا: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.

Telah ditetapkan bagi tanda (kematianku) pada umatku. Apabila telah melihatnya, maka aku mengucapkannya, yaitu apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan...”.” (242616).

  1. Yahya bin Ibrahim-il-Mas‘udi menceritakan kepadaku, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku ayahnya, dari kakeknya, dari al-A‘masy, dari Muslim, dari Masruq, ia berkata: ‘A’isyah berkata: “Aku tidak mendengar Rasulullah s.a.w. semenjak diturunkan kepadanya ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” kecuali mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِيْ.

Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan dengan segala pujian untuk-Mu. Ya Allah, ampunilah aku”.” (242717).

  1. Ibnu Waki‘ menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Numair menceritakan kepada kami dari al-A‘masy, dari Muslim, dari Masruq, dari ‘A’isyah, dari Nabi s.a.w., riwayat yang sama. (242818).
  2. Ibnu Waki‘ menceritakan kepada kami, ia berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur, dari Abudh-Dhuha, dari Masruq, dari ‘A’isyah, ia berkata: “Rasulullah s.a.w., dalam ruku‘ dan sujudnya, banyak mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِيْ.

Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan dengan segala pujian untuk-Mu. Ya Allah, ampunilah aku”.

Beliau menakwilkan al-Qur’an (242919).

  1. Ya‘qub bin Ibrahim menceritakan kepadaku, ia berkata: Ibnu ‘Ulayyah menceritakan kepada kami dari Daud, dari asy-Sya‘bi, ia berkata: Daud berkata: Aku tidak mengetahuinya selain dari Masruq, – asy-Sya‘bi berkata: Mungkin ia memang meriwayatkannya dari Masruq – , dari ‘A’isyah, ia berkata: “Rasulullah s.a.w. sering mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ.

Maha Suci Engkau, ya Allah, dengan segala pujian untuk-Mu. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.

Aku pernah berkata: “Engkau sering mengucapkan ini”. Beliau pun bersabda:

إِنَّ رَبِّيْ قَدْ أَخْبَرَنِيْ أَنِّيْ سَأَرَى عَلَامَةً فِيْ أُمَّتِيْ، وَ أَمَرَنِيْ إِذَا رَأَيْتُ تِلْكَ الْعَلَامَةَ أَنْ أُسَبِّحَ بِحَمْدِهِ، وَ أَسْتَغْفِرَهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا، فَقَدْ رَأَيْتُهَا: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ

Sesungguhnya Tuhanku telah memberitahuku, bahwa aku akan melihat tanda (kematianku) pada umatku, dan memerintahkanku apabila telah melihat tanda tersebut, agar bertasbih dengan memuji-Nya dan memohon ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat. Sungguh, aku telah melihatnya, yaitu apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”.” (243020).

  1. Abus-Sa’ib menceritakan kepada kami, ia berkata: Hafsh menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Ashim menceritakan kepada kami dari asy-Sya‘bi, dari Ummu Salamah, ia berkata: “Rasulullah s.a.w., pada akhir usianya, tidaklah beliau berdiri dan tidak pula duduk, tidak pergi maupun datang, kecuali mengucapkan:

سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ.

Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya.”

Aku pun berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh engkau banyak mengucapkan: (سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ). Tidaklah engkau pergi dan datang, tidak pula berdiri maupun duduk, kecuali engkau mengucapkannya”. Beliau lalu bersabda:

إِنِّيْ أُمِرْتُ بِهَا.

Sesungguhnya aku diperintahkan melakukannya.

Beliau kemudian membacakan ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan….”.” (243121).

  1. Ibnu Hunaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Salamah menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Ishaq menceritakan kepada kami dari sebagian sahabatnya, dari ‘Atha’ bin Yasar, ia berkata: “Surah (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” semuanya diturunkan di Madinah, setelah penaklukan Makkah dan masuknya manusia ke dalam agama Islam. Allah mengabarkan kepada beliau tentang kematian diri beliau.” (243222).
  2. Ia berkata: Jarir menceritakan kepada kami dari Mughirah, dari Ziyad bin Al-Hushain, dari Abul-‘Aliyah, ia berkata: “Ketika diturunkannya ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” dan diberitakan kepada Nabi s.a.w. tentang kematian dirinya, maka tidaklah beliau berdiri dari tempat duduk dan duduk di suatu tempat duduk kecuali mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau, Ya Allah, dan dengan segala pujian untuk-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Engkau. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu”.” (243323).

  1. ….ia berkata: Al-Hakam bin Basyir menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Amr menceritakan kepada kami, ia berkata: “Ketika diturunkannya ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” Nabi s.a.w. banyak mengucapkan:

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ، رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَ تُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

“Maha Suci Engkau, ya Allah, dan dengan segala pujian kepada-Mu. Ya Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”.” (243424).

  1. Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, ia berkata: Sa‘id menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” hingga akhir surah, Ibnu ‘Abbas berkata: “Surah ini adalah tanda dan batasan yang ditetapkan Allah antara Dia dan Nabi s.a.w., yakni, engkau tidak akan hidup setelah ini kecuali sebentar”.”

Qatadah berkata: “Demi Allah, tidaklah beliau hidup setelah itu kecuali sebentar, kemudian beliau s.a.w. wafat.” (243525).

  1. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Mahran menceritakan kepada kami dari Abu Mu‘adz ‘Isa bin Abi Yazid Abu Ishaq, dari Abu ‘Ubaidah, dari Ibnu Mas‘ud, ia berkata: “Ketika diturunkan ayat: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” beliau memperbanyak ucapan:

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِيْ، سُبْحَانَكَ رَبَّنَا وَ بِحَمْدِكَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِيْ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ.

Maha Suci Engkau, ya Allah, dan dengan segala pujian kepada-Mu. Ya Allah, ampunilah aku,. Maha Suci Engkau wahai Tuhanku, dan dengan segala pujian kepada-Mu. Ya Allah, ampunilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengampun”.” (243626).

  1. Diceritakan kepadaku dari al-Hasan, ia berkata: Aku mendengar Abu Mu‘adz berkata: ‘Ubaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar adh-Dhahhak berkata mengenai firman-Nya: (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” bahwa surah ini merupakan tanda bagi Rasulullah s.a.w. (243727).
  2. Muhammad bin ‘Amr menceritakan kepadaku, ia berkata: Abu ‘Ashim menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Isa menceritakan kepada kami, Al-Harits menceritakan kepadaku, ia berkata: Al-Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Warqa menceritakan kepada kami, semuanya dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid, tentang firman Allah; (إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَ الْفَتْحُ.) “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,” ia berkata: “Maksudnya adalah, ketahuilah, saat itu engkau akan meninggal.” (243828).

Firman-Nya: (وَ اسْتَغْفِرْهُ) “Dan mohonlah ampun kepada-Nya,” maksudnya adalah, dan mohonlah kepada-Nya agar mengampuni dosamu.

Firman-Nya: (إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا) “mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat,” maksudnya adalah, dia tempat kembali bagi hamba-Nya, yang menaati apa yang disukai-Nya. Huruf hā’ pada lafazh (إِنَّهُ) “Sesungguhnya Dia,” adalah Allah ‘azza wa jalla.

Catatan:

  1. 2411). Mujahid dalam tafsir (1/758).
  2. 2412). Kami tidak menemukan atsar ini dalam referensi-referensi yang ada pada kami.
  3. 2413). Abu Ya‘la al-Maushali dalam al-Musnad (4/384).
  4. 2414). Muslim dalam ash-Shaḥīḥ (1/351), Ibnu Hajar dalam al-Fatḥ (8/734), dan Al-Baghawi dalam Ma‘ālim-ut-Tanzīl (3/542).
  5. 2415). Ahmad dalam al-Musnad (6/35) serupa itu.
  6. 2416). Ibnu Hibban dalam ash-Shaḥīḥ (14/323).
  7. 2417). Ibid.
  8. 2418). Al-Haitsami dalam Majma‘-uz-Zawā’id (10/55) dengan lafazhnya, dan Musnad Abī Ya‘lā (4/384) menyerupainya.
  9. 2419). Mujahid dalam tafsir (1/758).
  10. 2420). Al-Bukhari dalam ash-Shaḥīḥ (4/190).
  11. 2421). Ahmad dalam Fadhā’il-ush-Shaḥābah (2/962).
  12. 2422). As-Suyuthi dalam ad-Durr-ul-Manshūr (8/577), menisbatkannya kepada ‘Abd bin Humaid.
  13. 2423). Ahmad dalam al-Musnad (1/344).
  14. 2424). Ahmad dalam al-Musnad (1/217) dan al-Haitsami dalam Majma‘-uz-Zawā’id (7/144).
  15. 2425). As-Suyuthi dalam ad-Durr-ul-Manshūr (8/577) riwayat yang menyerupainya, ia menisbatkannya kepada ‘Abd bin Humaid.
  16. 2426). Al-Mawardi dalam an-Nukatu wal-‘Uyūn (6/361) dengan lafazhnya.
  17. 2427). Al-Bukhari pada kitab: Tafsīr-ul-Qur’ān (4/190).
  18. 2428). Al-Bukhari dalam ash-Shaḥīḥ (4/190).
  19. 2429). Ibid.
  20. 2430). Ibn-ul-Mubarak dalam az-Zuhd (1/398) dan Ahmad dalam al-Musnad (6/184).
  21. 2431). Ibnu Katsir dalam tafsir (14/494).
  22. 2432). As-Suyuthi dalam ad-Durr-ul-Manshūr (8/659), menisbatkannya kepada Ibnu Jarir.
  23. 2433). At-Tirmidzi dalam as-Sunan (5/494, no. 3433) dari Abu Hurairah, ia berkata: “Hadits ini ḥasan gharīb shaḥīḥ dari jalur ini. Namun, kami tidak mengetahuinya dari hadits Suhail kecuali dari jalur ini.”
  24. 2434). Ahmad dalam al-Musnad (1/392) menyerupainya.
  25. 2435). As-Suyuthi dalam ad-Durr-ul-Manshūr (8/660) dan al-Alusi dalam Rūḥ-ul-Ma‘ānī (30/255).
  26. 2436). As-Suyuthi dalam ad-Durr-ul-Manshūr (8/663).
  27. 2437). Lihat riwayat yang menyerupainya dalam an-Nukatu wal-‘Uyūn karya al-Marwadi (6/361).
  28. 2438). Mujahid dalam tafsir (1/758) dan as-Suyuthi dalam ad-Durr-ul-Manshūr (8/659).
Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.