Surah an-Naba’ 78 ~ Tafsir ash-Shabuni (1/2)

Dari Buku: SHAFWATUT TAFASIR
(Tafsir-tafsir Pilihan)
Jilid 5 (al-Fath – an-Nas)
Oleh: Syaikh Muhammad ‘Ali ash-Shabuni
Penerjemah: KH.Yasin
Penerbit: PUSTAKA AL-KAUTSAR.

Rangkaian Pos: Surah an-Naba' 78 ~ Tafsir ash-Shabuni

078

SŪRAT-UN-NABA’

Pokok-pokok Kandungan Surat.

Surat ini disebut sūrat-un-Naba’ atau surat ‘Amma karena di dalamnya terdapat “berita”; penting mengenai hari kiamat, ba‘ts (kebangkitan dari kubur) dan kehidupan kedua setelah kematian. Inti kandungan surat berkisar tentang penetapan akidah tentang hari kebangkitan yang lama sekali diingkari oleh orang-orang kafir.

Surat ini pertama kali dimulai dengan pemberitahuan mengenai hari kiamat, hari kebangkitan dan pembalasan, yaitu masalah yang menyentuh hati mayoritas kafir Makkah, sehingga di antara mereka ada yang membenarkan dan ada yang mendustakan. “Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar.

Kemudian surat ini menyampaikan bukti dan argumen atas kekuasaan Allah. Dalam surat ini ditegaskan bahwa yang menciptakan keajaiban-keajaiban, pasti mampu menciptakan manusia kembali setelah fananya. “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak? Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan, dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.

Setelah itu, surat ini menuturkan masalah hari kebangkitan dan menetapkan waktunya. Hari itu adalah keputusan antara para hamba. Allah mengumpulkan orang-orang awal dan orang-orang akhir untuk diperhitungkan amal mereka. “Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok.

Kemudian surat ini berbicara mengenai neraka Jahannam yang disiapkan oleh Allah untuk orang-orang kafir beserta isinya, yaitu siksa dengan berbagai jenisnya yang menghinakan. “Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya.

Setelah membicarakan orang-orang kafir, surat ini membicarakan orang-orang yang bertakwa dan apa yang disiapkan oleh Allah untuk mereka berupa bermacam-macam nikmat. Hal ini disampaikan al-Qur’ān dengan metode menggabungkan antara dorongan (motivasi) dan peringatan. “Sesungguhnya orang-orang yang betakwa mendapat kemenangan (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya, dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).

Surat an-Naba’ ditutup dengan pembahasan mengenai hari kiamat. Di hari itu orang kafir berharap menjadi debu dan tanah agar tidak dibangkitkan dan tidak dihisab. “Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.

 

TAFSIR SURAT AN-NABA’

 

Surat an-Naba’, Ayat 1-40.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

عَمَّ يَتَسَاءَلُوْنَ. عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيْمِ. الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ مُخْتَلِفُوْنَ. كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ. ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ. أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا. وَ الْجِبَالَ أَوْتَادًا. وَ خَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا. وَ جَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا. وَ جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا. وَ جَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا. وَ بَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا. وَ جَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا. وَ أَنزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا. لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَ نَبَاتًا. وَ جَنَّاتٍ أَلْفَافًا. إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيْقَاتًا. يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ أَفْوَاجًا. وَ فُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا. وَ سُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا. إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا. لِلْطَّاغِيْنَ مَآبًا. لَابِثِيْنَ فِيْهَا أَحْقَابًا. لَّا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا بَرْدًا وَ لَا شَرَابًا. إِلَّا حَمِيْمًا وَ غَسَّاقًا. جَزَاءً وِفَاقًا. إِنَّهُمْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ حِسَابًا. وَ كَذَّبُوْا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا. وَ كُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا. فَذُوْقُوْا فَلَنْ نَّزِيْدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا. إِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًا. حَدَائِقَ وَ أَعْنَابًا. وَ كَوَاعِبَ أَتْرَابًا. وَ كَأْسًا دِهَاقًا. لَّا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَ لَا كِذَّابًا. جَزَاءً مِّنْ رَّبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا. رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ مَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمنِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِنْهُ خِطَابًا. يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَ الْمَلآئِكَةُ صَفًّا لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمنُ وَ قَالَ صَوَابًا. ذلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا. إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَ يَقُوْلُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا.

78:1. Tentang apakah mereka saling bertanya?
78:2. Tentang berita yang besar,
78:3. Yang mereka perselisihkan tentang ini.
78:4. Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui,
78:5. Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui.
78:6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?
78:7. Dan gunung-gunung sebagai pasak?
78:8. Dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan,
78:9. Dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat,
78:10. Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,
78:11. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,
78:12. Dan Kami bangun di atas kalian tujuh buah (langit) yang kokoh,
78:13. Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),
78:14. Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,
78:15. Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,
78:16. Dan kebun-kebun yang lebat?
78:17. Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan,
78:18. Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok,
78:19. Dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu;
78:20. Dan dijalankanlah gunung-gunung, maka menjadi fatamorganalah ia.
78:21. Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai,
78:22. Lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas,
78:23. Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya,
78:24. Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,
78:25. Selain air yang mendidih dan nanah,
78:26. Sebagai pembalasan yang setimpal.
78:27. Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab,
78:28. Dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya.
78:29. Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab.
78:30. Karena itu, rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain dari adzab.
78:31. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,
78:32. (Yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,
78:33. Dan gadis-gadis remaja yang sebaya,
78:34. Dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).
78:35. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta.
78:36. Sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak.
78:37. Tuhan Yang Memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.
78:38. Pada hari, ketika roh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.
78:39. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.
78:40. Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.”

Tinjauan Bahasa

(سُبَاتًا): Makna asalnya memutus. Malam disebut memutus, sebab malam memutuskan pekerjaan dan aktivitas di siang hari.

(وَهَّاجًا): Yang menyala dan berkilauan.

(ثَجَّاجًا): Tumpah dengan deras. Dalam hadits disebutkan (أَفْضَلُ الْحَجِّ الْعَجُّ وَ الثَّجُّ). “Haji paling utama yang mengeraskan suara talbiyah dan menumpahkan darah ketika menyembelih hewan hadyu.”

(كَوَاعِبَ): Perempuan yang buah dadanya mulai membusung dan agak tinggi.

(دِهَاقًا): penuh. (8941).

Tafsir Ayat

Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?”; apakah yang ditanyakan oleh orang-orang yang menentang itu, sebagian kepada yang lain? Yang dimaksudkan di sini bukan hanya sekedar bertanya, namun yang dimaksudkan adalah membesarkan masalah ini. Orang-orang kafir bertanya-tanya mengenai ba‘ts di antara mereka. Namun mereka memperbincangkannya bertujuan ingkar dan menertawakan. Itulah sebabnya redaksi ayat ini berbentuk istifhām (pertanyaan) untuk menciptakan perasaan takut pada pendengar kagum akan orang-orang kafir itu.

Kemudian Allah menyebutkan hal yang penting itu dengan berfirman: “Tentang berita yang besar”; mereka saling bertanya-tanya mengenai berita yang besar dan penting, yaitu masalah ba‘ts. (8952) “yang mereka perselisihkan tentang ini”; yang mereka perselisihkan, ada yang meragukan akan terjadinya dan ada yang mendustakan dan mengingkarinya. “Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui”; ini adalah larangan dan pencegahan. Yakni hendaknya orang-orang yang mendustakan itu berhenti saling bertanya mengenai ba‘ts. Sebab mereka akan tahu hal yang sebenarnya ketika mereka melihat ba‘ts benar-benar terjadi dan mereka melihat akibat tindakan mereka menertawakan hal tersebut. “kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui”; taukīd (penegasan) terhadap ancaman disertai pernyataan yang menimbulkan perasaan ketakutan. Mereka akan tahu siksa dan hukuman yang menimpa mereka.

Kemudian Allah mengisyaratkan dalil-dalil yang menunjukkan kekuasaan-Nya. Hal ini menjadi hujjah atas orang-orang kafir yang mengingkari ba‘ts. Seakan-akan Allah berfirman: “Tuhan yang mampu untuk menciptakan makhluk yang besar ini, adalah mampu untuk menghidupkan manusia setelah mati”; Allah berfirman: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan”; bukankah Kami telah menjadikan bumi kalian tempati ini terhampar untuk ditempati dan memudahkan kalian bergerak ke seluruh penjurunya? Kami jadikan bumi bagaikan tikar bagi kalian agar kalian berada di atasnya dan bisa menjadikan dataran rendahnya menjadi lahan tanaman? “dan gunung-gunung sebagai pasak”; dan Kami jadikan gunung bagai pasak bagi bumi yang menetapkannya sehingga tidak mengguncang kalian, sebagaimana rumah menjadi tetap dan tidak terguncang karena adanya tiang. Dalam at-Tasḥīl disebutkan: Allah menyerupakan gunung dengan pasak, sebab gunung menahan bumi sehingga tidak berguncang. (8963) “dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan”; Kami jadikan kalian hai umat manusia bermacam-macam, lelaki dan perempuan, agar kalian bisa menikah dan mempunyai keturunan dan kehidupan tidak terhenti dari planet bumi ini.

Dan Kami jadikan tidurmu untuk beristirahat”; Kami jadikan tidur sebagai istirahat bagi fisik kalian yang menghentikan kesibukan kalian, sehingga kalian terlepas dari keletihan bekerja di siang hari. “dan Kami jadikan malam sebagai pakaian”; Kami jadikan malam bagaikan pakaian yang menutupi kalian dengan gelapnya, sebagaimana pakaian menutupi badan kalian. Dalam at-Tasḥīl disebutkan: Allah menyerupakan malam dengan pakaian yang dipakai, sebab malam menutupi pandangan mata. (8974) “dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”; Kami jadikan siang sebagai usaha untuk mencari uang di mana kalian berbuat untuk tercapainya hajat kalian. Ibnu Katsir berkata: “Allah menjadikan siang bersinar dan terang agar uamt manusia pada siang hari dapat pergi dan pulang untuk urusan ekonomi, bisnis dan sejenisnya.” (8985) “dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh”; Kami dirikan di atas kalian hai umat manusia tujuh langit yang kokoh dan mengagumkan bentuknya, kuat dan tidak terpengaruh oleh berlalunya waktu. Kami menciptakannya dengan kekuasaan Kami agar menjadi bagaikan atap bagi bumi. Ini sama dengan ayat: “Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara.” (al-Anbiyā’: 32) Dan ayat: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami)”. (adz-Dzāriyāt: 47).

Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari)”; Kami ciptakan untuk kalian matahari yang terang, cahayanya benderang dan menghangatkan seluruh penduduk bumi, selalu panas dan menyala. Ulama tafsir berkata: “Yakni yang menyala dan sangat terang serta panas.”; Ibnu’Abbas berkata: “Yakni yang bersinar dan bercahaya.” (8996) “dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah”; Kami turunkan air yang tercurah dan melimpah dengan kuat dari mendung yang sudah tiba saatnya. Dalam at-Tasḥīl disebutkan; yang dimaksud di ayat adalah mendung. Mendung disebut demikian. Sebab mendung terperas, lalu turun air darinya. (9007) Dalam ayat ini mendung yang sudah tiba saatnya turun diserupakan dengan gadis yang sudah tiba saatnya untuk menstruasi. “supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan”; supaya dengan air itu Kami mengeluarkan bermacam-macam biji dan tanaman yang tumbuh di bumi untuk menjadi makanan bagi manusia dan hewan. “dan kebun-kebun yang lebat”; dan beberapa kebun yang banyak pepohonannya dan dahannya, sebagian melilit yang lainnya karena banyaknya dahan dan jaraknya berdekatan.

Catatan:

  1. 894). Al-Baḥr-ul-Muḥīth, 8/409 dan al-Qurthubi, 19/181.
  2. 895). Inilah pendapat yang rājiḥ (kuat) bahwa yang dimaksudkan berita besar adalah ba‘ts, sebab setelah itu Allah menuturkan dalil-dalil kekuasaan-Nya untuk ba‘ts. Pendapat lain yang dimaksudkan berita besar adalah al-Qur’an atau kenabian. Apa yang kami sebutkan adalah pendapat yang rājiḥ dan dipilih oleh Abu Sa‘id.
  3. 896). At-Taḥsīl, 4/173.
  4. 897). Idem.
  5. 898). Mukhtashar Ibnu Katsīr, 3/590.
  6. 899). Tafsīr al-Qurthubī, 19/170.
  7. 900). At-Taḥsīl, 4/173.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *