Surah al-Waqi’ah 56 ~ Tafsir ash-Shabuni (3/4)

Dari Buku: SHAFWATUT TAFASIR
(Tafsir-tafsir Pilihan)
Jilid 5 (al-Fath – an-Nas)
Oleh: Syaikh Muhammad ‘Ali ash-Shabuni
Penerjemah: KH.Yasin
Penerbit: PUSTAKA AL-KAUTSAR.

Rangkaian Pos: Surah al-Waqi'ah 56 ~ Tafsir ash-Shabuni

Sūrat-ul-Wāqi‘ah, Ayat: 57-96

 

نَحْنُ خَلَقْنَاكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُوْنَ. أَفَرَأَيْتُمْ مَّا تُمْنُوْنَ. أَأَنْتُمْ تَخْلُقُوْنَهُ أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُوْنَ. نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ. عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ أَمْثَالَكُمْ وَ نُنْشِئَكُمْ فِيْ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ. وَ لَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْأَةَ الْأُوْلَى فَلَوْ لَا تَذكَّرُوْنَ. أَفَرَأَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُوْنَ. أَأَنْتُمْ تَزْرَعُوْنَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُوْنَ. لَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَاهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُوْنَ. إِنَّا لَمُغْرَمُوْنَ. بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ. أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَ. أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ. لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْ لَا تَشْكُرُوْنَ. أَفَرَأَيْتُمُ النَّارَ الَّتِيْ تُوْرُوْنَ. أَأَنْتُمْ أَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَا أَمْ نَحْنُ الْمُنْشِؤُوْنَ. نَحْنُ جَعَلْنَاهَا تَذْكِرَةً وَ مَتَاعًا لِّلْمُقْوِيْنَ. فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ. فَلَا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُوْمِ. وَ إِنَّهُ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُوْنَ عَظِيْمٌ. إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيْمٌ. فِيْ كِتَابٍ مَّكْنُوْنٍ. لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ. تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعَالَمِيْنَ. أَفَبِهذَا الْحَدِيْثِ أَنْتُمْ مُّدْهِنُوْنَ. وَ تَجْعَلُوْنَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُوْنَ. فَلَوْ لَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَ. وَ أَنْتُمْ حِيْنَئِذٍ تَنْظُرُوْنَ. وَ نَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَ لكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ. فَلَوْ لَا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِيْنِيْنَ. تَرْجِعُوْنَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ. فَرَوْحٌ وَ رَيْحَانٌ وَ جَنَّةُ نَعِيْمٍ. وَ أَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ أَصْحَابِ الْيَمِيْنِ. فَسَلَامٌ لَّكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِيْنِ. وَ أَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِيْنَ الضَّالِّيْنَ. فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيْمٍ. وَ تَصْلِيَةُ جَحِيْمٍ. إِنَّ هذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِيْنِ. فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ.

56: 57. Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?
56: 58. Maka terangkanlah kepadaku tentang nuthfah yang kamu pancarkan.
56: 59. Kamukah yang menciptakannya, atau Kami kah yang menciptakannya?
56: 60. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan,
56: 61. untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.
56: 62. Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
56: 63. Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam?
56: 64. Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?
56: 65. Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran tercengang.
56: 66. (Sambil berkata): “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian,
56: 67. bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.”
56: 68. Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
56: 69. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?
56: 70. Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?
56: 71. Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu).
56: 72. Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang menjadikannya?
56: 73. Kami menjadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musāfir di padang pasir.
56: 74. Maka bertasbīḥlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Maha Besar.
56: 75. Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.
56: 76. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui,
56: 77. sesungguhnya al-Qur’ān ini adalah bacaan yang sangat mulia,
56: 78. pada kitab yang terpelihara (Lauḥ maḥfūzh),
56: 79. tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.
56: 80. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.
56: 81. Maka apakah kamu menganggap remeh saja al-Qur’ān ini?,
56: 82. kamu (mengganti) rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah).
56: 83. Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
56: 84. padahal kamu ketika itu melihat,
56: 85. dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat,
56: 86. maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
56: 87. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?,
56: 88. adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah),
56: 89. maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga keni‘matan.
56: 90. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,
56: 91. maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan.
56: 92. Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat,
56: 93. maka dia mendapat hidangan air yang mendidih,
56: 94. dan dibakar di dalam neraka.
56: 95. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.
56: 96. Maka bertasbīḥlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.

 

Korelasi Ayat.

Setelah menuturkan orang-orang yang celaka dan berdosa serta keadaan mereka di neraka Jahannam, Allah menyebutkan bukti kekuasaan dan keesaan-Nya pada ciptaan-Nya yang mengagumkan. Ini menjadi ḥujjah atas orang yang ingkar dan mendustakan eksistensi Allah. Allah menutup surat al-Wāqi‘ah dengan menyebutkan orang-orang yang beruntung, orang-orang yang celaka, orang-orang yang dahulu berbuat kebaikan. Ini seperti perincian terhadap global pada awal surat.

(*Missing 3381)

Tinjauan Bahasa.

(تَفَكَّهُوْنَ): meni‘mati sesuatu.

(الْمُزْنِ): artinya mendung dan berbentuk jama‘.

(تُوْرُوْنَ): menyalakan api dari gesekannya.

(الْمُقْوِيْنَ): para musāfir. Seorang pujangga ‘Arab berkata:

Sesungguhnya aku memilih lapar dan membiarkan perut kosong,
Karena aku tidak mau disebut orang tercela.” (3392).

(مُّدْهِنُوْنَ): orang yang menampakkan selain yang ada di hatinya, seakan-akan diserupakan dengan minyak.

(مَدِيْنِيْنَ): dibalas dan dihisab.

(فَرَوْحٌ): istirahat.

(رَيْحَانٌ): segala tumbuhan yang berbau harum.

Tafsir Ayat.

Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?”; Kami menciptakan kalian hai umat manusia dari ketiadaan. Karena itu, seharusnya kalian mempercayai hari berbangkit. Sebab, Allah yang mampu menciptakan pertama kalian pasti mampu menciptakan lagi.

(*Missing 3403)

Maka terangkanlah kepadaku tentang nuthfah yang kamu pancarkan”; beritahulah Aku mengenai sperma yang kalian pancarkan ke dalam rahim kaum wanita. “Kamukah yang menciptakannya, atau Kami kah yang menciptakannya?”; apakah kalian yan menciptakan sperma itu menjadi manusia yang sempurna atau Kami-lah yang menciptakannnya dan memberinya bentuk dengan kekuasaan Kami? Al-Qurthubī berkata: “Ini adalah ḥujjah atas orang-orang kafir dan penjelasan terhadap ayat pertama. Ma‘nanya, jika kalian mengakui bahwa Kami yang menciptakannya, bukan selain Kami, maka hendaknya kalian mengakui hari berbangkit.” (3414) “Kami telah menentukan kematian di antara kamu”; Kami telah menetapkan kematian bagi kalian dan Kami samakan kalian dalam hal kematian itu, di mana semua orang pasti mati. Adh-Dhaḥḥāk berkata: “Allah menyamakan antara penghuni langit dan bumi dalam hal kematian.” (3425) Pejabat dan rakyat jelata, kuli pasar dan raja, semuanya pasti mati. “dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan”; dan Kami sama sekali tidaklah lemah “untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia)”; untuk membinasakan kalian dan mengganti kalian dengan umat selain kalian yang lebih taat kepada Allah daripada kalian. Ini sama dengan ayat: “Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhlūq yang baru.” (Ibrāhīm: 19). “dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui”; dan Kami juga tidak lemah untuk menciptakan kalian kembali pada hari kiamat dengan ciptaan yang tidak kalian ketahui dan akal kalian tidak mampu menjangkaunya. Tujuan ayat ini ingin menegaskan bahwa Allah Maha Kuasa membinasakan mereka dan menciptakan mereka kembali serta membangkitkan mereka pada hari kiamat. Ayat ini mengandung ancaman dan ḥujjah akan hari berbangkit. (3436).

Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama”; sungguh kalian telah mengetahui bahwa Allah menciptakan kalian dari tiada ada, setelah kalian bukan sesuatu yang disebut. Allah menciptakan dari sperma, lalu dari segumpal darah, lalu dari segumpal daging. Kemudian memberi kalian telinga, mata dan hati. “maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?”; karena itu, hendaklah kalian sadar bahwa Allah Kuasa menciptakan kalian kembali setelah mati sebagaimana halnya Dia mampu menciptakan kalian pertama kali.

Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam”; ini ḥujjah lain atas keesaan dan kekuasaan Allah. Ma‘nanya, beritahulah Aku mengenai benih yang (kalian) taburkan di tanah. “Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?”; apakah kalian membuat benih itu tumbuh dan hidup sampai berisi, ataukah Kami-kah yang berbuat hal itu? Jika kalian mengakui bahwa Allah-lah yang mengeluarkan biji dan menumbuhkan tanaman, lalu mengapa kalian mengingkari bahwa Allah mengeluarkan orang-orang mati dari dalam kubur mereka?

Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur”; jika kehendaki, pasti Kami jadikan tanaman itu hancur dan tidak bisa dimanfaatkan, baik untuk makanan maupun lainnya. Al-Qurthubī berkata: “Ya‘ni, hancur dan rusak dan tidak bisa dijadikan makanan. Dengan hal tersebut, Allah mengingatkan dua hal; Pertama, ni‘mat yang Dia berikan kepada mereka pada tanaman agar mereka mensyukurinya. Kedua, agar mereka mengambil pelajaran dari diri mereka sendiri. Seperti halnya Allah menjadikan tanaman kering, demikian juga Allah membinasakan mereka jika Dia kehendaki, agar mereka berhenti dari kedurhakaan.” (3447) “maka jadilah kamu heran tercengang”; karena itu, kalian sedih dan susah karena tanaman itu tertimpa musibah dan kalian berkata: “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian”; kami dibebani hutang. (3458) Kami telah menanam benih yang kami beli dengan uang, namun tidak ada hasilnya. “bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.””; justru kami tidak memperoleh rezeki. Kami telah membayar harga benih dan kami tidak memperoleh padi.

Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum”; beritahulah Aku mengenai air yang kalian minum dengan segar dan tawar untuk mengusir haus yang sangat. “Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?”; apakah kalian yang menurunkan air hujan dari mendung ataukah Kami yang menurunkannya dengan kekuasaan Kami? Al-Khāzin berkata: “Allah mengingatkan tentang ni‘mat-Nya kepada mereka dengan menurunkan hujan yang hanya mampu dilakukan Allah.” (3469). “Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin”; seandainya mau, pasti Kami menjadikannya air yang asin dan sangat asin, tidak layak diminum maupun bagi tanaman. Ibnu ‘Abbās berkata: “Ujāj ma‘nanya sangat asin.” Al-Ḥasan berkata: “Ma‘nanya, pahit dan tidak mungkin layak diminum.” “maka mengapakah kamu tidak bersyukur”; seharusnya kalian bersyukur kepada Tuhan kalian atas ni‘mat-ni‘matNya yang besar kepada kalian. Dalam hadits disebutkan, bahwa jika meminum air, Nabi s.a.w. mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang memberi minum kita air yang tawar dan segar dengan rahmat-Nya dan Dia tidak menjadikannya asin pahit sebab dosa-dosa kita.” (34710).

Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu)”; beritahulah Aku mengenai api yang kalian keluarkan dari pohon yang basah. “Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang menjadikannya?”; apakah kalian yang menciptakan pohonnya atau Kamikah yang menciptakannya? Ibnu Katsīr berkata: “Bangsa ‘Arab mempunya dua pohon; pohon marakh dan pohon ‘ufar. Jika dari kedua pohon diambil dua dahan yang masih hijau, lalu keduanya dibenturkan, maka keluarlah bunga api.” (34811) Pendapat lain menegaskan, yang dimaksudkan Allah adalah segala pohon yang bisa digunakan menghasilkan api. Seperti riwayat Ibnu ‘Abbās, dia berkata: “Tidak ada pohon yang tidak mengandung unsur api, kecuali pohon ‘unnab.” (34912) “Kami menjadikan api itu untuk peringatan”; Kami jadikan api dunia untuk mengingatkan api yang besar, yaitu api neraka Jahannam. Jika seseorang melihatnya, maka dia ingat api neraka Jahannam. Sehingga dia takut kepada Allah dan takut akan siksa-Nya. Dalam hadits disebutkan: “Api kalian ini yang kalian hidupkan adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari api Jahannam. Para sahabat berkata: “Ya Rasūlullāh, api ini sungguh sudah mencukupi. Nabi s.a.w. bersabda: Demi Dia yang jiwaku di tangan-Nya, api Jahannam dilebihkan atas api ini dengan sembilan puluh sembilan bagian, semuanya sama dengan panasnya.” (35013) “dan bahan yang berguna bagi musāfir di padang pasir”; dan bermanfaat bagi para musāfir. Ibnu ‘Abbās berkata: “Muqwīn ma‘nanya bagi para musāfir.” Mujāhid berkata: “Bagi musāfir dan orang yang berada di rumah, keduanya memperoleh manfaat dari api.” (35114) Al-Khāzin berkata: “Ya‘ni bagi orang yang singgah di tanah yang sepi dan jauh dari keramaian. Ma‘na ayat ini adalah api dimanfaatkan oleh orang-orang yang tinggal di hutan dan para musāfir. Sebab, pemanfaatan mereka lebih banyak daripada orang yang tinggal di perkampungan. Mereka menghidupkan api di malam hari agar hewan buas tidak mendekat dan menjadi petunjuk bagi orang yang tersesat. Inilah pendapat mayoritas ‘ulamā’ tafsir.” (35215).

Setelah menyebutkan bukti-bukti kekuasaan dan keesaan-Nya pada manusia, tumbuh-tumbuhan, air dan api, maka Allah menyuruh Rasūl-Nya agar bertasbīḥ kepada Allah yang Maha Esa dan Perkasa. “Maka bertasbīḥlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Maha Besar”; hai Muḥammad, sucikanlah Tuhanmu dari apa yang disifatkan orang-orang kafir kepada-Nya, yaitu sifat-sifat lemah dan kurang dan ucapkanlah: “Maha Suci Dia yang menciptakan benda-benda ini dengan kekuasaan-Nya dan menundukkannya kepada kita dengan kebijaksanaan-Nya. Betapa agung sifat-Nya dan betapa besar kekuasaan-Nya.

Allah menghitung-hitung ni‘mat-Nya kepada para hamba dan mengawalinya dengan menyebutkan proses penciptaan manusia. “Maka terangkanlah kepadaku tentang nuthfah yang kamu pancarkan”; Kemudian menyebutkan makanan pokok mereka dari tanaman “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam”. Kemudian menyebutkan ni‘mat yang menjadi kelangsungan hidup manusia yaitu air. “Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum”. Kemudian menyebutkan apa yang digunakan manusia untuk memasak daging dan sayur-mayur yaitu api. “Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan”. Betapa Allah Tuhan yang Maha Derma, Pemberi ni‘mat dan Maha Agung.

Catatan:

  1. 338). Tafsīr-ul-Qurthubī, 17/215.
  2. 339). Idem. 17/222.
  3. 340). Asy-Syahīd dakwah. Sayyid Quthub berkata dalam azh-Zhilāl: “Inilah hakikat yang mengagumkan dan berulang-ulang dalam tiap saat. Manusia melupakannya pada hakikat tersebut terulang-ulang di depan matanya, padahal ia lebih mengagumkan daripada segala keajaiban yang dibayangkan oleh khayalan manusia. Hakikat yang dimaksud adalah sperma yang dipancarkan. Padahal ia termasuk cairan dari tubuh manusia seperti halnya keringat, air mata dan ingus. Tiba-tiba dalam waktu sebentar, ia menjadi seorang manusia yang bisa mendengar dan melihat, ada yang lelaki dan ada yang wanita. Bagaimana seandainya keajaiban sperma yang tidak pernah terbayang oleh khayalan manusia tidak terjadi? Di mana manusia ini bersembunyi dengan tulangnya, dagingnya, kulitnya, ototnya, rambutnya, kukunya dan watak serta sifatnya? Hati manusia macam apa yang mengomentari peristiwa ajaib ini dan dengan santainya ia berkata: “Itu hanya terjadi begitu saja?” Babak penciptaan manusia hanyalah seorang lelaki menanamkan benih pada rahim wanita, lalu tugas keduanya selesai dan selanjutnya kuasa Allah yang berbuat terhadap cairan yang menjijikkan itu. Allah dengan kuasanya menciptakan air itu, mengembangkannya, membuat bentuknya, meniupkan ruh padanya. Sejak babak pertama, sudah jelas mu‘jizat dan keajaiban yang hanya mampu dilakukan oleh Allah. Maha Suci Allah yang berfirman: “Kamukah yang menciptakannya, atau Kami-kah yang menciptakannya.”
  4. 341). Tafsīr-ul-Qurthubī, 17/216.
  5. 342). Mukhtasharu Ibni Katsīr, 3/426.
  6. 343). At-Tashīl, 4/91.
  7. 344). Tafsīr-ul-Qurthubī, 17/218.
  8. 345). Adh-Dhaḥḥāk berkata: “Ya‘ni harta kami sirna tanpa ada pengganti. Ibnu ‘Abbās berkata: “Ya‘ni kami disiksa.
  9. 346). Tafsīr-ul-Khāzin, 4/23.
  10. 347). Diriwayatkan oleh Ibnu Abī Ḥātim.
  11. 348). Mukhtasharu Ibni Katsīr, 3/438.
  12. 349). Ḥāsyiyat-ush-Shāwī, 4/166.
  13. 350). Diriwayatkan oleh Bukhārī, Muslim dan Mālik.
  14. 351). Mukhtasharu Ibni Katsīr, 3/438.
  15. 352). Tafsīr-ul-Khāzin, 4/24.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *