Hati Senang

Suratu Quraisy 106 ~ Tafsir Ibni ‘Arabi

Tafsir Ibni 'Arabi - Isyarat Ilahi

Dari Buku:
Isyarat Ilahi
(Tafsir Juz ‘Amma Ibn ‘Arabi)
Oleh: Muhyiddin Ibn ‘Arabi

Penerjemah: Cecep Ramli Bihar Anwar
Penerbit: Iiman
Didistribusikan oleh: Mizan Media Utama (MMU)

قُرَيْشٌ
QURAISY
Surah Ke-106; 4 Ayat.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

 

لِإِيْلَافِ قُرَيْشٍ.
إِيْلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَ الصَّيْفِ.
فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هذَا الْبَيْتِ.
الَّذِيْ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ وَ آمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ.

106:1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
106:2. (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
106:3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka‘bah).
106:4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Li īlā fī quraisyin (Karena kebiasaan orang-orang Quraisy – ayat 1). Jelasnya, karena kebiasaan “orang-orang Quraisy” daya-daya ruhani dan keramahan serta kegemaran ‘mereka” (daya-daya ruhani) dalam melakukan keutamaan dan kekompakan “mereka” dalam perjalanan menuju kesempurnaan di dua perjalanan, yakni “perjalanan di musim dingin” dan “perjalanan di musim panas” (riḥlat-asy-syitāi wash-shaif – ayat 2). Yang dimaksud “perjalanan di musim dingin” adalah perjalanan sewaktu “matahari” ruh jauh dari zenit mereka; ketika mereka berjalan menuju “alam Badar” untuk mengatur kehidupan, memperbaiki kesejahteraan hidup, memenuhi dan memakmurkan kebutuhan-kebutuhan pokok. Sedangkan yang dimaksud “perjalanan di musim panas” adalah perjalanan ketika “matahari” ruh telah dekat ke zenit, mereka dan menaiki penjuru-penjuru alam Qudus dan menerima rūḥ-ul-yaqīn.

Fal ya‘budu rabba hādz-al-bait (maka hendaklah mereka menyembah Tuhan, pemilik rumah ini (ka‘bah) – ayat 3); menyembah dengan tauhid dan mengkhususkan ibadah semata-mata untuk-Nya serta sepenuhnya menghadapkan diri kepada-Nya setelah mencapai makrifat.

Alladzī ath‘amahum min jū‘in wa āmanahum min khauf (Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan – ayat 4). Maksudnya, Dia yang telah memberi makan mereka (daya-daya ruh) dengan “makanan” makna-makna keyakinan dan pengetahuan-pengetahuan hakiki serta hakikat-hakikat Ilahi; sedemikian rupa sehingga fitrah mereka tidak kelaparan pada tahun-tahun kebodohan awal (sewaktu fitrah suci belum terisi). Allah juga mengamankan “mereka” (daya-daya ruh) dari ketakutan akan dikuasainya mereka oleh “tentara Habsyah” daya-daya jiwa. Allah juga mencegah daya-daya ruhani itu untuk patuh pada “tentara Habsyah” untuk menghancurkan berbagai negeri, memasung kebebasan dan melakukan pembasmian. Allah-lah yang memberi pertolongan semua ini.

Dalam mushḥaf Ubay, dua surah terakhir ini (al-Fīl dan Quraisy) digabung dalam satu surah, dan sebagian tokoh-tokoh besar sahabat biasa membaca kedua surah ini di rakaat kedua shalat maghrib secara berbarengan.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.