Surah al-Muthaffifin 83 ~ Tafsir adz-Dzikra

ADZ-DZIKRĀ
Terjemah & tafsir
AL-QUR’AN
dalam
huruf ‘Arab & Latin
Juz 26-30

Disusun oleh: Bachtiar Surin.
 
Penerbit: ANGKASA BANDUNG

AL MUTHAFFIFĪN (ORANG YANG CURANG)

Surat ke-83
Banyak ayatnya 36
Semuanya turun di Makkah (Makkiyyah)

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Bismillāhir raḥmānir raḥīm(i)
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.

ANCAMAN TERHADAP MEREKA YANG CURANG

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَ.

Wailul lil muthaffifīn(a).

  1. Celakalah bagi orang-orang yang curang,

الَّذِيْنَ إِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ.

Alladzīna idzaktālū ‘alan nāsi yastaufūn(a).

  1. yaitu, orang-orang yang bila menerima takaran dari orang lain, minta dicukupi (11)

وَ إِذَا كَالُوْهُمْ أَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَ.

Wa idzā kālūhum au wazanūhum yukhsirūn(a).

  1. Sebaliknya bila menakar atau menimbang (untuk orang lain), dikuranginya.

أَلَا يَظُنُّ أُولئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوْثُوْنَ.

Alā yazhunnu ulā’ika annahum mab‘ūtsūn(a).

  1. Apakah mereka mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan.

لِيَوْمٍ عَظِيْمٍ.

Liyaumin ‘azhīm(in).

  1. pada Hari yang amat Besar?

يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Yauma yaqūmun nāsu lirabbil ‘ālamīn(a).

  1. Yaitu pada hari semua manusia berdiri menghadap kepada Tuhan alam semesta.

KONSEKUENSI PERBUATAN CURANG

كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الفُجَّارِ لَفِيْ سِجِّيْنٍ.

Kallā inna kitābal fujjāri lafī sijjīn(in).

  1. Hindarilah (perbuatan) curang itu! Bahwasanya catatan perbuatan orang-orang yang durhaka itu bercantum dalam kitab Sijjīn. (12)

وَ مَا أَدْرَاكَ مَا سِجِّيْنٌ.

Wa mā adrāka mā sijjīn(un).

  1. Tahukah engkau apakah kitab Sijjīn itu.

كِتَابٌ مَّرْقُوْمٌ.

Kitābum marqūm(un).

  1. Yaitu sebuah kitab yang dituliskan (di dalamnya perbuatan kejahatan).

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ.

Wailuy yauma’idzil lil mukadzdzibīn(a).

  1. Pada hari itu celakalah bagi orang-orang yang mendustakan.

الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِ.

Alladzīna yakadzdzibūna biyaumid dīn(i).

  1. Yaitu yang mendustakan Hari Pembalasan.

وَ مَا يُكَذِّبُ بِهِ إِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيْمٍ.

Wa mā yukadzdzibu bihī illā kullu mu‘tadin atsīm(in).

  1. Yang mendustakan hari Pembalasan itu, hanyalah orang-orang yang sudah biasa melanggar hukum, dan banyak dosa.

إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيْرُ الْأَوَّلِيْنَ.

Idzā tutlā ‘alaihi āyātunā qāla asāthīrul awwalīn(a).

  1. Apabila dibacakan ayat-ayat Kami kepadanya, ia berkata: “Itu adalah dongengan orang-orang purbakala belaka!”

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ.

Kallā bal…. rāna ‘alā qulūbihim mā kānū yaksibūn(a).

  1. Keadaan bukanlah seperti yang mereka katakan! Namun kebiasaan usaha mereka itulah yang mempengaruhi pikiran sehatnya. (13)

كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَ.

Kallā innahum ‘ar rabbihim yauma’idzil lamaḥjūbūn(a).

  1. Salah dugaan mereka! (14) Yang sebenarnya, mereka pada hari kiamat itu ditutup dari rahmat Tuhannya. (25).

ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيْمِ.

Tsumma innahum lashālul jaḥīm(i).

  1. Kemudian mereka dimasukkan ke dalam neraka.

ثُمَّ يُقَالُ هذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُوْنَ.

Tsumma yuqālu hādzal ladzī kuntum bihī tukadzdzibūn(a).

  1. Lalu ditempelakkan (16) kepadanya: “Inilah siksaan yang pernah kalian dustakan dahulu!”

كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْأَبْرَارِ لَفِيْ عِلِّيِّيْنَ.

Kallā inna kitābal abrāri lafī ‘illiyyīn(a).

  1. Salah dugaan mereka! Bahwasanya catatan (‘amal) orang-orang yang berbakti itu disimpan di tingkat atas. (17).

وَ مَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّوْنَ.

Wa mā adrāka mā ‘illiyyūn(a).

  1. Tahukah engkau apakah yang disebut Tingkat-Atas itu?

كِتَابٌ مَّرْقُوْمٌ.

Kitābum marqūm(un).

  1. Kitab yang ditulis (dalam arsip),

يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُوْنَ.

Yasyhaduhul muqarrabūn(a).

  1. yang dapat disaksikan oleh para malaikat yang dekat (kepada Tuhan). (18)

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍ.

Innal abrāra lafī na‘īm(in).

  1. Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu berada dalam (surga) yang penuh kenikmatan.

عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُوْنَ.

‘Alal arā’iki yanzhūrun(a).

  1. Mereka melepas-pandang dari atas pelaminan.

تَعْرِفُ فِيْ وُجُوْهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيْمِ.

Ta‘rifu fī wujūhihim nadhratan na‘īm(i).

  1. Pada wajah mereka terbayang kenikmatan hidup yang penuh bahagia.

يُسْقَوْنَ مِنْ رَّحِيْقٍ مَّخْتُوْمٍ.

Yusqauna mir raḥīqin makhtūm(in).

  1. Mereka disuguhi minuman khamar yang botolnya masih dilak.

خِتَامُهُ مِسْكٌ وَ فِيْ ذلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَ.

Khitāmuhu msikun, wa fī dzālika falyatanāfasil mutanāfisūn(a).

  1. Sedangkan laknya dari bahan kasturi. Untuk (mendapatkan kenikmatan) itu, hendaklah orang berlomba-lomba (menaati Tuhan). (19)

وَ مِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيْمٍ.

Wa mizājuhu min tasnīm(in).

  1. Campuran khamar itu dari Tasnīm,

عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُوْنَ.

‘Ainay yasyrabu bihal muqarrabūn(a).

  1. ya‘ni curatan mata-air yang banyak diminum oleh kalangan yang berdekatan dengan Tuhan.

BALASAN CEMOOHAN ORANG-ORANG KAFIR.

إِنَّ الَّذِيْنَ أَجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا يَضْحَكُوْنَ.

Innal ladzīna ajramū kānū minal ladzīna āmanū yadhḥakūn(a).

  1. Dahulu (waktu di dunia) orang-orang yang berdosa itu suka menertawakan orang-orang yang beriman.

وَ إِذَا مَرُّوْا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَ.

Wa idzā marrū bihim yataghāmazūn(a).

  1. Jika sedang lalu di hadapan orang yang beriman, mereka mengerdipkan matanya.

وَ إِذَا انْقَلَبُوْا إِلَى أَهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَ.

Wa idzanqalabū ilā ahlihimunqalabū fakihīn(a).

  1. Bila mereka kembali ke tengah-tengah kaumnya, mereka bersorak kembali dengan riang.

وَ إِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوْا إِنَّ هؤُلآءِ لَضَالُّوْنَ.

Wa idzā ra’auhum qālū inna hā’ulā’i ladhallūn(a).

  1. Dan bila mereka melihat (orang mu’min), mereka berkata: “Mereka itu, adalah orang-orang yang sesat.”

وَ مَا أُرْسِلُوْا عَلَيْهِمْ حَافِظِيْنَ.

Wa mā ursilū ‘alaihim ḥāfizhīn(a).

  1. Padahal tidak ada yang menyuruh mereka untuk selalu mengawasi orang-orang mu’min.

فَالْيَوْمَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُوْنَ.

Fal yaumal ladzīna āmanū minal kuffāri yadhḥakūm(a).

  1. Sekarang, (keadaan sebaliknya!) Orang-orang yang berimanlah yang mentertawakan orang-orang kafir itu.

عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُوْنَ.

‘Alal arā’iki yanzhurūn(a).

  1. Mereka melihat dari atas pelaminan (untuk memastikan):

هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ

Hal tsuwwibal kuffārū mā kānū yaf‘alūn(a).

  1. Apakah orang-orang kafir itu diberi ganjaran terhadap kejahatan yang pernah diperbuatnya dahulu?

Catatan:

  1. 1). Termasuk juga di sana ukuran dan timbangan, yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain. Didahulukan pembicaraan mengenai takaran, sebab kekurangan dalam takaran tidak begitu diambil pusing. Berbeda halnya dengan kekurangan dalam ukuran dan timbangan. Jika kekurangan-kekurangan dalam takaran sudah termasuk kejahatan, konon pula kekurangan-kekurangan dalam ukuran dan timbangan, sebab barang-barang yang diukur dan ditimbang biasanya lebih mahal dari barang yang ditakar.
  2. 1). Kata “Sijjīn” berasal dari bahasa Ethiopia: “Syn’jon”, yang berarti: Tempat Tahanan (Penjara/Lembaga Permasyarakatan). Dimasukkan ke dalam bahasa ‘Arab oleh orang Yaman. Jadi Kitab Sijjīn, adalah kitab yang berisi daftar kejahatan yang pernah dilakukan oleh para penjahat kelas berat. Dalam kitab itu tidak tertulis ‘amal kebaikan.
  3. 1). Kebiasaan bekerja mereka membuat arca-arca untuk dijadikan sembahan, telah mempengaruhi cara berpikir mereka yang sehat, sehingga menganggap ayat-ayat Allah tidak lebih dan tidak kurang dari sasakala (dongengan purbakala) belaka.
  4. 1). Orang-orang yang mengingkari Hari Pembalasan menduga bahwa mereka pada hari kiamat termasuk orang yang dekat kepada Tuhan.
  5. 2). Tidak diperhatikan, tidak dianggap suci, bahkan diajak bicara pun tidak. Yang tersedia baginya hanyalah siksaan yang sangat pedih. Lihat juga 2: 174 dan 3: 77.
  6. 1). Ditegur dengan keras sambil menunjukkan kesalahan yang lama.
  7. 1). Bila buku catatan perbuatan orang yang durhaka diletakkan pada derajat yang paling bawah (Sijjīn sebagaimana yang dinyatakan oleh ayat? di atas) sebagai penghinaan terhadap mereka, maka buku catatan ‘amal orang-orang berbakti disimpan pada derajat paling atas agar dapat disaksikan oleh para malaikat dan orang-orang yang dekat kepada Tuhan.
  8. 1). Maksudnya supaya malaikat dapat menjaga Kitab tersebut.
  9. 1). Mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *