077
Surat al-Mursalat adalah surat Makkiyyah yang memiliki sifat dan karakter sebagaimana surat Makkiyyah lainnya. Di antaranya, mementingkan sisi akidah Islam dan mendiagnosa masalah-masalah akhirat, bukti-bukti kekuasaan dan keesaan Allah serta hal gaib lainnya.
Surat ini dimulai dengan sumpah demi malaikat-malaikat yang bertugas mengatur urusan makhluk. Tujuan sumpah ini, Allah ingin menegaskan bahwa hari kiamat pasti terjadi dan bahwa siksa serta kehancuran akan menimpa orang kafir: “Demi (malaikat-malaikat) yang diutus untuk membawa kebaikan, dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya, dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya, dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang batil) dengan sejelas-jelasnya, dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu, untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan. Sesungguhnya, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi.” (al-Mursalāt: 1-7).
Setelah itu, surat ini membicarakan siksa yang diancamkan kepada orang-orang yang berdosa itu: “Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan, dan apabila langit telah dibelah, dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu, dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka). (Niscaya dikatakan kepada mereka): “Sampai hari apakah ditangguhkan (mengadzab orang-orang kafir itu)?” Sampai hari keputusan. Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu?” (al-Mursalāt: 8-14).
Kemudian surat ini menyinggung bukti-bukti kekuasaan Allah yang menakjubkan dalam menciptakan kembali manusia setelah mati dan menghidupkannya setelah fana’: “Kecelakaan yang besar pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran). ” Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu? Lalu Kami iringkan (adzab Kami terhadap) mereka dengan (mengadzab) orang-orang yang datang kemudian. Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran). Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani)?” (al-Mursalāt: 15-20).
Selanjutnya surat ini membicarakan tempat kembali orang-orang yang berdosa di akhirat berupa siksa dan hukuman yang mereka alami. “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran). (Dikatakan pada mereka di hari Kiamat): “Pergilah kamu mendapatkan apa (adzab) yang dahulunya kamu mendustakannya. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka.” Sesungguhnya, (neraka) itu melontarkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana, seolah-olah ia iringan unta yang kuning.” (al-Mursalāt: 28-31).
Setelah membicarakan orang-orang yang berdosa itu, surat ini membicarakan orang-orang mu’min yang bertakwa dan apa yang disiapkan Allah untuk mereka, yaitu bermacam-macam karunia dan kemuliaan. “Sesungguhnya, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air, dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka inginkan. (Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan.” Sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (al-Mursalāt: 41-44).
Surat ini ditutup dengan menjelaskan penyebab keengganan orang-orang kafir untuk menyembah Allah Yang Esa, yaitu sikap melampaui batas dan kejahatan. “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran). (dikatakan kepada orang-orang kafir): “Makanlah dan bersenang-senanglah kaum (di dunia dalam waktu) yang pendek, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa!” Kecelakalan yang besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran). Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ruku‘lah,” niscaya mereka tidak mau ruku‘. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran)! Maka kepada perkataan apakah selain al-Qur’an ini mereka akan beriman?” (al-Mursalāt: 45-50).
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
وَ الْمُرْسَلَاتِ عُرْفًا. فَالْعَاصِفَاتِ عَصْفًا. وَ النَّاشِرَاتِ نَشْرًا. فَالْفَارِقَاتِ فَرْقًا. فَالْمُلْقِيَاتِ ذِكْرًا. عُذْرًا أَوْ نُذْرًا. إِنَّمَا تُوْعَدُوْنَ لَوَاقِعٌ. فَإِذَا النُّجُوْمُ طُمِسَتْ. وَ إِذَا السَّمَاءُ فُرِجَتْ. وَ إِذَا الْجِبَالُ نُسِفَتْ. وَ إِذَا الرُّسُلُ أُقِّتَتْ. لِأَيِّ يَوْمٍ أُجِّلَتْ. لِيَوْمِ الْفَصْلِ. وَ مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الْفَصْلِ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. أَلَمْ نُهْلِكِ الْأَوَّلِيْنَ. ثُمَّ نُتْبِعُهُمُ الْآخِرِيْنَ. كَذلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِيْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. أَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ مِّنْ مَّاءٍ مَّهِيْنٍ. فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَّكِيْنٍ. إِلَى قَدَرٍ مَّعْلُوْمٍ. فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُوْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ كِفَاتًا. أَحْيَاءً وَ أَمْوَاتًا. وَ جَعَلْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ شَامِخَاتٍ وَ أَسْقَيْنَاكُمْ مَّاءً فُرَاتًا. وَيْلٌ يوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. انْطَلِقُوْا إِلَى مَا كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُوْنَ. انطَلِقُوْا إِلَى ظِلٍّ ذِيْ ثَلَاثِ شُعَبٍ. لَا ظَلِيْلٍ وَ لَا يُغْنِيْ مِنَ اللَّهَبِ. إِنَّهَا تَرْمِيْ بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ. كَأَنَّهُ جِمَالَتٌ صُفْرٌ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. هذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُوْنَ. وَ لَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُوْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. هذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنَاكُمْ وَ الْأَوَّلِيْنَ. فَإِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيْدُوْنِ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. إِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ ظِلَالٍ وَ عُيُوْنٍ. وَ فَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُوْنَ. كُلُوْا وَ اشْرَبُوْا هَنِيْئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. إِنَّا كَذلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنيْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. كُلُوْا وَ تَمَتَّعُوْا قَلِيْلًا إِنَّكُمْ مُّجْرِمُوْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. وَ إِذَا قِيْلَ لَهُمُ ارْكَعُوْا لَا يَرْكَعُوْنَ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ. فَبِأَيِّ حَدِيْثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُوْنَ
77:1. Demi (malaikat-malaikat) yang diutus untuk membawa kebaikan,
77:2. dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya,
77:3. dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya,
77:4. dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang baik dan yang buruk) dengan sejelas-jelasnya,
77:5. dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu,
77:6. untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan.
77:7. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi.
77:8. Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan,
77:9. dan apabila langit telah dibelah,
77:10. dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu,
77:11. dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka).
77:12. (Niscaya dikatakan kepada mereka): “Sampai hari apakah ditangguhkan (mengadzab orang-orang kafir itu)?”
77:13. Sampai hari keputusan.
77:14. Dan tahukah kamu, apakah hari keputusan itu?
77:15. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
77:16. Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu?
77:17. Lalu Kami iringkan (adzab Kami terhadap) mereka dengan (mengadzab) orang-orang yang datang kemudian.
77:18. Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa.
77:19. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
77:20. Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani),
77:21. Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kukuh (rahim),
77:22. sampai waktu yang ditentukan,
77:23. lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang menentukan.
77:24. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
77:25. Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul,
77:26. Orang-orang hidup dan orang-orang mati?
77:27. Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?
77:28. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
77:29. (Dikatakan kepada mereka pada hari Kiamat): “Pergilah kamu mendapatkan adzab yang dahulunya kamu mendustakannya.”
77:30. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang,
77:31. yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka.”
77:32. Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana,
77:33. Seolah-olah iringan unta yang kuning.
77:34. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
77:35. Ini adalah hari yang mereka tidak berbicara (pada hari itu),
77:36. dan tidak diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur.
77:37. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
77:38. Ini adalah hari keputusan; (pada hari itu) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu.
77:39. Jika kamu mempunyai tipu-daya, maka lakukanlah tipu-dayamu itu terhadap-Ku.
77:40. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
77:41. Sesunungguhnya, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air,
77:42. dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini.
77:43. “Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan.”
77:44. Sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
77:45. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
77:46. “Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa.”
77:47. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
77:48. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ruku‘lah,” mereka tidak mau ruku‘.
77:49. Kecelakaan besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).!
77:50. Maka kepada perkataan apakah selain al-Qur’an ini mereka akan beriman?”
(فُرِجَتْ): dibuka dan dirobek.
(كِفَاتًا): mengumpulkan. Penyair berkata:
“Sekarang kau hidup di atas bumi
Besok kau dikumpulkan oleh bumi.” (8781)
(شَامِخَاتٍ): tinggi menjulang.
(فُرَاتًا): tawar dan sangat enak.
(بِشَرَرٍ): bunga api yang beterbangan.
“Demi (malaikat-malaikat) yang diutus untuk membawa kebaikan” (al-Mursalāt: 1); [editor; sesuai dengan terjemah Depag. Lihat catatan kaki soal perbedaan ulama dalam penafsiran ayat ini] Aku bersumpah demi angin ketika bertiup dengan bertubi-tubi, sebagian datang setelah yang lain. (8792). Ulama tafsir berkata: “Angin itu adalah angin siksa yang digunakan Allah untuk menghancurkan orang-orang zhalim. “dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya” (al-Mursalāt: 2); dan Aku bersumpah demi angin yang sangat kencang bertiup. Jika dilepaskan sangat kencang, angin itu mencabut pohon, menghancurkan rumah dan mengubah bekas dan jejak. “dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya” (al-Mursalāt: 3); Aku bersumpah demi malaikat-malaikat yang bertugas menggiring mendung ke arah yang dikehendaki Allah untuk menyebarkan hujan. Dengan hujan itu, negeri dan manusia hidup. “dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang baik dan yang buruk) dengan sejelas-jelasnya” (al-Mursalāt: 4); Aku bersumpah demi malaikat-malaikat yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara halal dan haram, (8803) “dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu” (al-Mursalāt: 5); Aku bersumpah demi malaikat-malaikat yang menurunkan wahyu dan menghaturkan kitab-kitab Allah kepada para nabi, “untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan.” (al-Mursalāt: 6); wahyu diturunkan sebagai alasan dari Allah terhadap hamba agar mereka tidak mempunyai hujah di sisi Allah atau sebagai peringatan dari Allah dari makhluk terhadap siksa dan hukuman, “Sesungguhnya, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi.” (al-Mursalāt: 7); ini adalah jawab (inti pesan dan penegasan) sumpah, yakni sungguh apa yang diancamkan kepada kalian yaitu hari Kiamat, hisab dan pembalasan, pasti terjadi. Ulama tafsir berkata: “Allah bersumpah dengan lima hal untuk mengingatkan keagungan kelima hal tersebut dan untuk mengagungkan inti sumpah. Allah bersumpah demi angin yang membawa rahmat dan siksa dan mendatangkan kebaikan atau keburukan bagi hamba. Allah bersumpah demi para malaikat yang menurungkan wahyu untuk memberi peringatan dan menjadi hujjah. Allah bersumpah bahwa hari Kiamat pasti terjadi dan bahwa apa yang diancamkan kepada orang-orang yang mendustakan adalah pasti terjadi, yaitu terjadinya kiamat, hari pemenuhan pahala dan siksa. Sehingga tidak perlu ada keraguan atau diperdebatkan. (8814)
Kemudian Allah menjelaskan dan merinci waktu terjadinya peristiwa itu dengan berfirman: “Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan” (al-Mursalāt: 8); bintang dihapus dan cahayanya hilang, “dan apabila langit telah dibelah” (al-Mursalāt: 9); dan ketika langit dibelah dan terbelah, “dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu” (al-Mursalāt: 10); gunung beterbangan dan bercerai-berai, sampai menjadi debu yang bisa dihamburkan oleh angin. Ini sama dengan ayat: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: Tuhanku akan menghancurkannya (di hari Kiamat) sehancur-hancurnya.” (Thāhā: 105). “dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka).” (al-Mursalāt: 11); ditentukan waktu untuk para rasul agar diputuskan antara mereka dan umat-umat, yaitu hari Kiamat. Ini sama dengan ayat: “(Ingatlah) hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya (kepada mereka): Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)-mu?” (al-Mā’idah: 109). Maksudnya para rasul diberi waktu khusus. Ath-Thabari berkata: “Yakni waktu itu ditentukan untuk berkumpul padanya pada hari Kiamat.” (8825). Mujahid berkata: “Yakni waktu di mana mereka hadir untuk bersaksi atas umat mereka.” (8836) “(Niscaya dikatakan kepada mereka): “Sampai hari apakah ditangguhkan (mengadzab orang-orang kafir itu)?”” (al-Mursalāt: 12); pertanyaan ini untuk mengagungkan hari itu dan memerintahkan agar ta‘jub akan prahara dan kesulitan yang terjadi pada saat itu. Maksudnya sampai hari besar manakah para rasul diberi waktu? Lalu Allah berfirman: “Sampai hari keputusan” (al-Mursalāt: 13); sampai hari ketetapan dan keputusan antara para makhluk, hari di mana Allah memberi keputusan antara para nabi dan umat mereka yang mendustakan hukum Allah yang adil.
“Dan tahukah kamu, apakah hari keputusan itu?” (al-Mursalāt: 14); pertanyaan ini untuk mengagungkan dan menimbulkan perasaan takut. Maksudnya, apa yang kamu ketahui hai manusia tentang hari keputusan dan dahsyat guncangannya? Hari itu terlalu agung untuk diketahui oleh manusia atau dipahami oleh akal atau perasaan. Imam ar-Razi berkata: “Allah menyuruh hamba untuk kagum akan hari itu dan berfirman: Sampai hari apakah diakhirkan hal-hal yang berkaitan dengan para rasul, yaitu menyiksa orang yang mendustakan mereka dan mengagungkan orang yang beriman kepada mereka? Sampai pada hari munculnya sesuatu yang dida‘wahkan para rasul agar umat manusia beriman kepada-Nya, yaitu prahara dan hisab? Allah menjelaskan hal itu dengan firman: “Sampai hari keputusan” (al-Mursalāt: 13); yaitu hari di mana Allah memutuskan antara para makhluk. Kemudian Allah berfirman lagi untuk mengagungkan hari itu, “Dan tahukah kamu, apakah hari keputusan itu?” (al-Mursalāt: 14); Yakni apa yang memberitahumu, apa hari keputusan dan praharanya? (8847) Jawab syarth dari ayat berikut: (إِذَا النُّجُوْمُ) sampai akhirnya adalah dibuang karena sudah jelas sesuai konteks ayat, yaitu: maka jika bintang hilang terjadilah apa yang diancamkan kepada mereka dan nyatalah apa yang diberitakan para rasul kepada kalian, yaitu hari Kiamat. Pembuangan dengan metode seperti ini sudah menjadi gaya bahasa al-Qur’an yang unik, “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).” (al-Mursalāt: 15); kebinasaan yang besar dan kerugian yang fatal pada hari itu untuk orang-orang yang mendustakan hari yang diancamkan itu. Ulama tafsir berkata: “Diulang-ulangnya firman Allah “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan (kebenaran).” Hingga sepuluh kali dalam surat al-Mursalāt ini agar lebih meningkatkan dorongan dan rangsangan berbuat baik (targhīb) dan membuat takut adzab (tarhīb) Allah. Pada tiap ayat diberitahukan beberapa hal yang terjadi di akhirat dan mengingatkan keadaan dunia. Karenanya, tepat jika disebutkan ancaman setelah tiap ayat berupa kehancuran bagi orang-orang kafir. Kalau pada surat al-Insan atau ad-Dahr dahulu, keadaan orang kafir disebutkan secara singkat dan keadaan orang mu’min disebutkan dengan panjang lebar, maka dalam surat ini keadaan orang kafir disebutkan panjang lebar dan keadaan orang mu’min disebutkan ringkas.