Hati Senang

Surah al-Mumtahanah 60 ~ Tafsir ash-Shabuni (1/2)

Tafsir ash-Shabuni | Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni

Dari Buku: SHAFWATUT TAFASIR
(Tafsir-tafsir Pilihan)
Jilid 5 (al-Fath – an-Nas)
Oleh: Syaikh Muhammad ‘Ali ash-Shabuni
Penerjemah: KH.Yasin
Penerbit: PUSTAKA AL-KAUTSAR.

060

SŪRAT-UL-MUMTAḤANAH

Pokok-pokok Kandungan Surat.

Surat al-Mumtaḥanah termasuk kelompok surat Madaniyyah yang mementingkan sisi syarī‘at Islam. Inti surat adalah “konsep cinta dan benci karena Allah” yang merupakan ikatan iman paling kuat. Permulaan surat ini turun untuk mengritik Ḥāthib bin Abī Balta‘ah ketika dia mengirimkan surat kepada kafir Makkah. Isi surat itu, dia memberitahu mereka bahwa Nabi s.a.w. telah bersiap-siap untuk menyerang mereka.

Dalam surat ini juga Allah menuturkan hukum berteman dengan musuh-musuh Allah, membuat gambaran mengenai Ibrāhīm dan orang-orang mu’min dalam sikap mereka berlepas diri dari orang kafir, menjelaskan hukum orang-orang yang tidak menyerang Muslimīn dan hukum wanita-wanita mu’min yang hijrah dan ujian mereka dan hukum-hukum syarī‘at Islam lainnya.

Surat ini diawali dengan memperingatkan agar tidak berteman dan musuh-musuh Allah yang menyakiti Muslimīn sampai mereka terpaksa hijrah dan meninggalkan negeri dan rumah mereka. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.”

Setelah itu, surat ini menjelaskan bahwa hubungan darah dan hubungan kerabat serta persahabatan di dunia ini tidak akan bermanfaat pada hari akhirat. Hari itu yang bermanfaat bagi manusia hanyalah iman dan ‘amal shāliḥ. “Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-kali tiada bermanfaat bagimu pada hari Kiamat”.

Kemudian surat ini membuat perumpamaan bagi keimanan Ibrāhīm dan pengikutnya yaitu kaum Muslimīn ketika mereka berlepas diri dari kaum mereka yang musyrik. Hal ini untuk mendorong tiap mu’min untuk mengikuti jejak langkah bapak para nabi, Ibrāhīm a.s. al-Khalīl. “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrāhīm dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya”.

Surat ini juga membicarakan hukum orang-orang kafir yang tidak memusuhi kaum Muslimīn dan tidak memerangi mereka. “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.” Dan hukum orang-orang yang memerangi Muslimīn dan menyakiti mereka. “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama”.

Surat ini juga menjelaskan kepastian ujian yang dialami kaum Muslimat ketika mereka hijrah dan tidak dikembalikannya mereka kepada orang-orang kafir (suami mereka) jika iman mereka benar. Surat ini juga menetapkan kesia-siaan perlindungang orang kafir dan hukum baiat kaum wanita kepada Nabi s.a.w. dan syarat-syarat baiat ini. “Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka” Dan firman Allah: “Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah”.

Surat ini ditutup dengan memperingatkan Muslimin agar tidak berteman dengan musuh-musuh Allah yang kafir. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhya mereka telah putus-asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus-asa”. Demikianlah surat ini ditutup dengan memperingatkan agar tidak berteman dengan musuh-musuh Allah, sebagaimana diawali dengan tema ini. Ini agar terjadi keserasian antara pembukaan dan penutup.

 

TAFSIR SURAT AL-MUMTAḤANAH

Sūrat-ul-Mumtaḥanah, Ayat: 1-13

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا عَدُوِّيْ وَ عَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُوْنَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَ قَدْ كَفَرُوْا بِمَا جَاءَكُمْ مِّنَ الْحَقِّ يُخْرِجُوْنَ الرَّسُوْلَ وَ إِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوْا بِاللهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِيْ سَبِيْلِيْ وَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِيْ تُسِرُّوْنَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَ أَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَ مَا أَعْلَنْتُمْ وَ مَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيْلِ. إِنْ يَثْقَفُوْكُمْ يَكُوْنُوْا لَكُمْ أَعْدَاءً وَ يَبْسُطُوْا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوْءِ وَ وَدُّوْا لَوْ تَكْفُرُوْنَ. لَنْ تَنْفَعَكُمْ أَرْحَامُكُمْ وَ لَا أَوْلَادُكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَفْصِلُ بَيْنَكُمْ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ. قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْ إِبْرَاهِيْمَ وَ الَّذِيْنَ مَعَهُ إِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاءُوْا مِنْكُمْ وَ مِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَ بَدَا بَيْنَنَا وَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَ الْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوْا بِاللهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيْمَ لِأَبِيْهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَ مَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللهِ مِنْ شَيْءٍ رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَ إِلَيْكَ أَنَبْنَا وَ إِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَ اغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ مَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ. عَسَى اللهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَ بَيْنَ الَّذِيْنَ عَادَيْتُمْ مِّنْهُمْ مَّوَدَّةً وَ اللهُ قَدِيْرٌ وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. لَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَ لَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَ تُقْسِطُوْا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ. إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِيْنَ قَاتَلُوْكُمْ فِي الدِّيْنِ وَ أَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَ ظَاهَرُوْا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَ مَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوْهُنَّ اللهُ أَعْلَمُ بِإِيْمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلَا تَرْجِعُوْهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَ لَا هُمْ يَحِلُّوْنَ لَهُنَّ وَ آتُوْهُمْ مَّا أَنْفَقُوْا وَ لَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنْكِحُوْهُنَّ إِذَا آتَيْتُمُوْهُنَّ أُجُوْرَهُنَّ وَ لَا تُمْسِكُوْا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَ اسْأَلُوْا مَا أَنْفَقْتُمْ وَ لْيَسْأَلُوْا مَا أَنْفَقُوْا ذلِكُمْ حُكْمُ اللهِ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ وَ اللهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ. وَ إِنْ فَاتَكُمْ شَيْءٌ مِّنْ أَزْوَاجِكُمْ إِلَى الْكُفَّارِ فَعَاقَبْتُمْ فَآتُوا الَّذِيْنَ ذَهَبَتْ أَزْوَاجُهُم مِّثْلَ مَا أَنْفَقُوْا وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لَّا يُشْرِكْنَ بِاللهِ شَيْئًا وَ لَا يَسْرِقْنَ وَ لَا يَزْنِيْنَ وَ لَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَ لَا يَأْتِيْنَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِيْنَهُ بَيْنَ أَيْدِيْهِنَّ وَ أَرْجُلِهِنَّ وَ لَا يَعْصِيْنَكَ فِيْ مَعْرُوْفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَ اسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوْا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُوْرِ.

60: 1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muḥammad), karena rasa kasih-sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasūl dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhāan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muḥammad) kepada mereka, karena rasa kasih-sayang, Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.
60: 2. Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.
60: 3. Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-kali tiada bermanfaat bagimu pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
60: 4. Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrāhīm dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrāhīm kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah.” (Ibrāhīm berkata): “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.”
60: 5. “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami, ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
60: 6. Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrāhīm dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Kaya lagi terpuji.
60: 7. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih-sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
60: 8. Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
60: 9. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhālim.
60: 10. Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
60: 11. Dan jika seseorang dari istri-istrimu lari kepada orang-orang kafir, lalu kamu mengalahkan mereka maka bayarkanlah kepada orang-orang yang lari istrinya itu mahar sebanyak yang mereka bayar. Dan bertaqwālah kepada Allah Yang kepada-Nya kamu beriman.
60: 12. Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
60: 13. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhya mereka telah putus-asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus-asa.

 

Tinjauan Bahasa.

(أَوْلِيَاءَ): teman dan penolong.

(يَثْقَفُوْكُمْ): menangkap kalian. Ma‘na asalnya kepintaran dalam meraih sesuatu dan melakukan. Kemudian diartikan menangkap dan memperoleh sesuatu secara mutlak. (4981)

(أُسْوَةٌ): panutan yang dijadikan pegangan.

(أَرْحَامُكُمْ): ma‘na asalnya rahim wanita. Namun lebih masyhur diartikan kerabat, sehingga seakan-akan ma‘na ini adalah ma‘na hakikatnya.

(ظَاهَرُوْا): membantu.

(عِصَمِ): perlindungan yang dijadikan pegangan. Misalnya; tali atau perjanjian. Yang dimaksudkan di sini adalah akad nikah.

(الْكَوَافِرِ): wanita-wanita yang tidak beriman kepada Allah.

Asbāb-un-Nuzūl.

Ketika Nabi s.a.w. bersiap-siap untuk menaklukkan kota Makkah, Ḥāthib bin Abī Balta‘ah r.a. mengirimkan surat kepada kafir Makkah untuk menceritakan rencana Nabi. Dia berkata kepada mereka: “Nabi s.a.w. akan menyerang kalian, maka berhati-hatilah kalian.” Ḥāthib mengirimkan surat itu kepada seorang wanita musafir. Lalu turunlah wahyu memberitahu Nabi mengenai hal itu. Lalu, beliau mengutus ‘Alī, Zubair dan Miqdād dan bersabda: “Berangkatlah kalian hingga kalian sampai di kebun Khakh. (4992) Maka sesungguhnya di sana ada seorang wanita musafir yang bersamanya ada sebuah surat. Maka ambillah surat itu darinya, lalu bawalah surat itu kepadaku.” Kami keluar, hingga kami sampai ke kebun tersebut. Tiba-tiba kami melihat seorang wanita musafir. Lalu kami berkata kepadanya: “Keluarkan surat itu!” Dia menjawab: “Aku tidak membawa surat apapun.” Kami berkata kepadanya: “Kamu keluarkan surat itu atau kami akan menanggalkan pakaianmu sehingga keluarkan surat di antara pakaian itu.” Maka dia mengeluarkan dari gelungan rambutnya. Lalu, kami membawanya kepada Nabi s.a.w. Ternyata isi surat itu adalah: “Dari Ḥāthib bin Abī Balta‘ah kepada beberapa orang dari kafir Makkah.” Dia memberitahu mereka sebagian rencana Nabi s.a.w. Maka Nabi s.a.w. bersabda: “Apa ini hai Ḥāthib?” Hathib menjawab: “Ya Rasūlullāh, jangan tergesa-gesa kepada saya. Saya hanyalah orang yang dianggap termasuk bangsa Quraisy dan tidak termasuk kabilah Quraisy. Kaum Muhājirīn yang bersama engkau mempunyai banyak kerabat yang menjaga keluarga dan harta mereka di Makkah. Karena saya tidak mempunyai nasab pada Quraisy, maka saya ingin berjasa kepada mereka yang karenanya mereka menjaga kerabatku. Saya tidak melakukannya karena kafir dan murtad dari Islam.” ‘Umar berkata: “Biarkan saya memenggal leher munāfiq ini.” Nabi menjawab: “Sesungguhnya dia ikut perang Badar. Apa yang kamu ketahui, barangkali Allah memberi tahu tentang pengikut perang Badar dan berfirman: “Berbuatlah semau kalian, karena Aku sungguh telah mengampuni kalian.” Maka turunlah ayat: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia”. (5003)

Tafsir Ayat

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia”; hai orang-orang mu’min, yang membenarkan dengan sungguh-sungguh kepada Allah dan Muḥammad, janganlah kalian menjadikan orang-orang kafir yang merupakan musuh-musuhKu sebagai teman dan kekasih. Sebab, termasuk tanda-tanda iman adalah membenci musuh Allah, bukan berteman dengan mereka. Dalam at-Tashīl disebutkan, ayat ini turun mencela perbuatan Ḥāthib dan melarang melakukan perbuatan seperti perbuatannya. Namun di samping itu, ayat ini memuliakan Ḥāthib, sebab ayat ini bersaksi bahwa Ḥāthib mu’min. Yaitu ayat: “Hai orang-orang yang beriman.” (5014). “yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muḥammad), karena rasa kasih-sayang”; kalian cintai mereka dan sayangi mereka, sedangkan mereka musuh bebuyutan kalian. Al-Qurthubī berkata: “Ya‘ni kalian beritahu mereka tentang rahasia kaum Muslimīn dan berbuat baik untuk mereka.” (5025) “padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu”; padahal mereka kafir kepada agama kalian dan al-Qur’ān yang diturunkan kepada kalian dengan kebenaran. “mereka mengusir Rasūl dan (mengusir) kamu”; mereka mengusir Muḥammad dari Makkah dengan zhālim dan semangat permusuhan, sebagaimana mereka mengusir orang-orang mu’min darinya. Dalam al-Baḥr-ul-Muḥīth disebutkan, Nabi s.a.w. didahulukan karena kemuliaan beliau dan karena beliau adalah asal bagi orang mu’min (5036). Yang dimaksudkan mengusir adalah mereka menyakiti Nabi s.a.w. serta Muslimīn sehingga beliau dan Muslimīn hijrah ke Madīnah. “karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu”; karena kalian beriman kepada Allah Yang Esa. Ini sema‘na dengan ayat: “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu’min itu melainkan karena orang-orang mu’min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Al-Burūj: 8). “Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhāan-Ku”; ini kalimat syarat yang dibuang jawabnya. Ya‘ni, jika kalian keluar berjihad di jalan Allah untuk mencari ridhā-Nya, maka janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai teman. Al-Alūsḥ berkata: “Jawab syarat dibuang dan ditunjukkan oleh firman sebelumnya. Sebab dikatakan: “Janganlah kalian menjadikan musuh-Ku jika kalian kakasih-Ku.” (5047). “Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muḥammad) kepada mereka, karena rasa kasih-sayang, Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan”; kalian membisikkan kepada mereka dengan niat berbuat baik, sedangkan Aku tahu rahasia dan lahir kalian, tidak ada yang samar bagi-Ku dari keadaan kalian. Tujuan ayat ini adalah mencela dan mengecam. “Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus”; barang siapa berteman dengan musuh-musuh Allah dan membocorkan rahasia Nabi s.a.w., maka dia menyeleweng dari jalan yang benar.

Kemudian Allah menjelaskan kepada kaum Muslimīn, maka orang-orang kafir sangat memusuhi mereka dan permusuhan itu demikian tertanam dalam hati mereka. Allah berfirman: “Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu”; jika mereka menangkap dan menguasai kalian, maka mereka menampakkan permusuhan yang sangat dalam hati mereka. “dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu)”; mereka memukul dan membunuh kalian dengan tangan dan mencaci-maki kalian dengan lisan. “dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir”; mereka berharap kalian kafir sebagaimana kalian sama dengan mereka. Az-Zamakhsyarī berkata: “Allah berfirman: “dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir” karena keinginan mereka agar kaum Muslimīn kafir adalah keinginan sebelum segala sesuatu.” (5058) Ini sema‘na dengan ayat: “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).” (an-Nisā’: 89).

Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-kali tiada bermanfaat bagimu”; kerabat dan anak kalian yang karenanya kalian berteman dengan orang kafir, sama sekali tidak berguna bagi kalian di hari kiamat. Mereka tidak memberi keuntungan bagi kalian dan tidak menolak bahaya dari kalian. Ash-Shāwī berkata: “Ini menyalahkan pendapat Ḥāthib r.a., seolah Allah berfirman: “Janganlah kerabat dan anak kalian yang berada di Makkah, mendorong kalian untuk berkhianat kepada Nabi s.a.w. dan kuam Muslimīn dengan menyebarkan berita Nabi serta mengasihi orang kafir. Sebab, kerabat dan anak yang karenanya kalian durhaka kepada Allah, tidak akan berguna bagi kalian.” (5069) “pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu”; pada hari yang menakutkan itu, Allah memutuskan antara orang mu’min dan orang kafir. Lalu, memasukkan mu’min ke surga dan memasukkan kafir ke neraka. “Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”; Allah melihat seluruh ‘amal perbuatan kalian, lalu memberi kalian balasan berdasarkan hal itu.

Catatan:

  1. 498). Tafsīr-ul-Alūsī, 28/68.
  2. 499). Sebuah kebun yang agak jauh dari Madīnah.
  3. 500). Diriwayatkan oleh Bukhārī Muslim dan lihat Rūḥ-ul-Ma‘ānī 28/65 dan al-Qurthubī 18/50.
  4. 501). At-Tashīl 4/ 112.
  5. 502). Tafsīr-ul-Qurthubī, 18/52.
  6. 503). Tafsīr-ul-Baḥr-ul-Muḥīth, 8/263.
  7. 504). Tafsīr-ul-Alūsī, 28/67.
  8. 505). Al-Kasysyāf, 4/ 295.
  9. 506). Ḥāsyiyat-ush-Shāwī, 4/195.
Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.