067
SŪRAT-UL-MULK
Pokok-pokok Kandungan Surat.
Surat-ul-Mulk termasuk kelompok surat Makkiyyah yang menitik-beratkan pada penanaman ‘aqīdah Islam. Surat ini membicarakan tiga masalah penting, yaitu: menetapkan kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya dalam menghidupkan kembali manusia setelah mati, mengungkapkan dalil-dalil keesaan Allah dan menjelaskan nasib akhir orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan.
Di awal-awal ayatnya, surat ini menjelaskan masalah pokok pembuktian kebesaran dan kekuasaan Allah. Surat ini menyebutkan bahwa di tangan Allah-lah kerajaan dan kekuasaan, Dia-lah yang mengawasi seluruh makhlūq, Yang bertindak di alam ini dengan menciptakan, membuat, menghidupkan dan mematikan. “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan.”
Kemudian surat ini membicarakan penciptaan langit dan bumi dan hiasan yang diberikan Allah kepada langit, yaitu bintang-bintang yang terang. Semuanya menunjukkan kekuasaan dan keesaan Allah. “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.”
Selanjutnya, surat ini menjelaskan secara singkat orang-orang yang berdosa ketika melihat Jahannam yang menggelegak dan hampir terpotong-potong karena marah dan murka kepada musuh-musuh Allah. Di surat ini juga ada perbandingan antara tempat kembali orang mu’min dan orang kafir. Metode perbandingan yang digunakan al-Qur’ān cara targhīb (memberikan motivasi dan dorongan serta rangsangan) dan tarhīb (menciptakan perasaan takut). “Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak.”
Setelah memaparkan sebagian bukti kebesaran dan kekuasaan Allah, surat ini memperingatkan kita agar jangan sampai tertimpa siksa Allah dan murka-Nya sebagaimana telah menimpa orang-orang kafir. “Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang.”
Surat-ul-Mulk ditutup dengan peringatan dan ancaman bagi orang-orang yang mendustakan da‘wah Nabi, yaitu tertimpa siksa Allah pada saat mereka berharap Nabi Muḥammad s.a.w. mati dan kaum Muslimīn binasa: “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?”
Keutamaan Surat-ul-Mulk.
Surat ini disebut juga surat al-Wāqiyah (penjaga) dan al-Munjiyah (penyelamat), karena ia menyelamatkan pembacanya dari siksa kubur. Nabi s.a.w. bersabda: “Ia (surat-ul-Mulk adalah pencegah ia adalah penyelamat, yang menyelamatkan dari siksa kubur.” (HR. Tirmidzī).
TAFSIR SURAT AL-MULK
Sūrat-ul-Mulk, Ayat: 1-30
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
تَبَاركَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَ الْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَ هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ. الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَّا تَرَى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُوْرٍ. ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِأً وَ هُوَ حَسِيْرٌ. وَ لَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَ جَعَلْنَاهَا رُجُوْمًا لِّلشَّيَاطِيْنِ وَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ. وَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَ بِئْسَ الْمَصِيْرُ. إِذَا أُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَ هِيَ تَفُوْرُ. تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ. قَالُوْا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيْرٌ فَكَذَّبْنَا وَ قُلْنَا مَا نَزَّلَ اللهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِيْ ضَلَالٍ كَبِيْرٍ. وَ قَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ. فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيْرِ. إِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَ أَجْرٌ كَبِيْرٌ. وَ أَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوْا بِهِ إِنَّهُ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ. أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَ هُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ. هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِهِ وَ إِلَيْهِ النُّشُوْرُ. أَأَمِنْتُمْ مَّنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُوْرُ. أَمْ أَمِنْتُمْ مَّنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ. وَ لَقَدْ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ. أَوَ لَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَ يَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيْرٌ. أَمَّنْ هذَا الَّذِيْ هُوَ جُنْدٌ لَّكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْ دُوْنِ الرَّحْمنِ إِنِ الْكَافِرُوْنَ إِلَّا فِيْ غُرُوْرٍ. أَمَّنْ هذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَلْ لَّجُّوْا فِيْ عُتُوٍّ وَ نُفُوْرٍ. أَفَمَنْ يَمْشِيْ مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمَّنْ يَمْشِيْ سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ. قُلْ هُوَ الَّذِيْ أَنْشَأَكُمْ وَ جَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَ الْأَبْصَارَ وَ الْأَفْئِدَةَ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ. قُلْ هُوَ الَّذِيْ ذَرَأَكُمْ فِي الْأَرْضِ وَ إِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ. وَ يَقُوْلُوْنَ مَتَى هذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. قُلْ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللهِ وَ إِنَّمَا أَنَا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ. فَلَمَّا رَأَوْهُ زُلْفَةً سِيْئَتْ وُجُوْهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَ قِيْلَ هذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهِ تَدَّعُوْنَ. قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَهْلَكَنِيَ اللهُ وَ مَنْ مَّعِيَ أَوْ رَحِمَنَا فَمَنْ يُجِيْرُ الْكَافِرِيْنَ مِنْ عَذَابٍ أَلِيْمٍ. قُلْ هُوَ الرَّحْمنُ آمَنَّا بِهِ وَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلَالٍ مُّبِيْنٍ. قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيْكُمْ بِمَاءٍ مَّعِيْنٍ.
67: 1. Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
67: 2. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik ‘amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
67: 3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
67: 4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
67: 5. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaithān, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
67: 6. Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh ‘adzāb Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
67: 7. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,
67: 8. hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”
67: 9. Mereka menjawab: “Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.”
67: 10. Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.”
67: 11. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.
67: 12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
67: 13. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
67: 14. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
67: 15. Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
67: 16. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?
67: 17. atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?
67: 18. Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasūl-rasūlNya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.
67: 19. Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.
67: 20. Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain dari Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
67: 21. Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?
67: 22. Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?
67: 23. Katakanlah: “Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati.” (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
67: 24. Katakanlah: “Dia-lah Yang menjadikan kamu berkembang-biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan.”
67: 25. Dan mereka berkata: “Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?”
67: 26. Katakanlah: “Sesungguhnya ‘ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.”
67: 27. Ketika mereka melihat ‘adzāb (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (‘adzāb) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.
67: 28. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?”
67: 29. Katakanlah: “Dia-lah Allah Yang Maha Penyayang, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah dia yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
67: 30. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”
Tinjauan Bahasa.
(طِبَاقًا): sebagian di atas yang lain.
(فُطُوْرٍ): retak dan pecah. Seorang penyair berkata:
Untuk kalian (Allah) membangun langit tanpa tiang.
Dan menyempurnakannya tanpa ada retak padanya. (6671).
(حَسِيْرٌ): tumpul dan lelah. Penyair berkata:
Kami melihatnya di Muhashab dari Mina
Namun mata kembali kepadaku dengan tumpul (6682).
(شَهِيْقًا): suara yang tidak disukai seperti suara keledai.
(تَمَيَّزُ): terputus-putus, sebagian terpisah dari yang lain.
(مَنَاكِبِهَا): sisinya.
(لَّجُّوْا): terus-menerus melakukan.
(تَمُوْرُ): bergoyang dan bergerak.
(زُلْفَةً): dekat dari mereka.
(غَوْرًا): meresap ke dalam bumi.
Tafsir Ayat:
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan”; Maha Agung dan Maha Tinggi Allah yang memberi kepada makhlūq bermacam-macam kebaikan, dengan kuasa-Nya dia menggenggam langit dan bumi. Allah berbuat padam keduanya sebagaimana Dia kehendaki. Ibnu ‘Abbās berkata: “Di tangan Allah-lah kerajaan. Dia memuliakan siapa yang Dia kehendaki dan menghinakan siapa yang Dia kehendaki, mematikan dan menghidupkan, membuat kaya dan membuat miskin, memberi dan menahan.” (6693) “dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” Allah-lah Yang kuasa atas segala sesuatu dan bagi-Nya kekuasaan yang sempurna serta bertindak sepenuhnya terhadap segala hal tanpa ada yang menentang dan menolaknya.
Kemudian Allah menjelaskan bukti-bukti kekuasaan-Nya dan keagungan hikmah-Nya. “Yang menjadikan mati dan hidup”; Allah menciptakan kehidupan dan kematian di dunia. Allah menghidupkan siapa yang Dia kehendaki dan mematikan siapa yang Dia kehendaki. Dalam ayat ini, masalah kematian didahulukan, sebab lebih menggetarkan hati. ‘Ulamā’ berkata: “Kematian tidak menyebabkan fana’ selamanya atau terputus secara keseluruhan dari hidup, kematian hanya beralih dari alam ke alam lain. Itulah sebabnya disebutkan dalam hadits shaḥīḥ, bahwa orang mati itu mendengar, melihat dan merasakan ketika berada di dalam kubur. Nabi s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba jika sudah diletakkan di kubur dan ditinggalkan oleh kawan-kawannya, maka ia (mayit) itu mendengar langkah sandalnya.” Beliau juga bersabda: “Demi Dia yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah kalian lebih mendengar apa yang kami ucapkan daripada mereka, namun mereka tidak menjawab.” (6704). Dengan demikian, maka mati adalah terputusnya hubungan ruh dengan badan dan ketika rūḥ meninggalkan jasad. “, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik ‘amalnya”; agar Allah menguji kalian hai umat manusia, lalu Dia tahu mana yang berbuat baik dan yang berbuat buruk dari kalian. Al-Qurthubī berkata: “Allah memperlakukan kalian sebagai penguji, sebab Allah sudah mengetahui sejak zaman azali, siapa yang taat dan siapa yang maksiat. (6715) “Dan Dia Maha Perkasa”; Allah berkuasa tanpa ada yang mengalahkannya dalam menyiksa orang yang durhaka kepada-Nya “lagi Maha Pengampun”; terhadap dosa-dosa orang yang bertaubat dan kembali kepada-Nya.
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis”; Allah menciptakan langit sebanyak tujuh lapis, sebagiannya di atas lainnya. Masing-masing langit bagaikan kubah bagi langit yang lain. “kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang”; kamu hai pendengar ayat-ayat Allah tidak akan melihat kekurangan atau cacat pada penciptaan Yang Maha Pengasih yang mengagumkan. Sebaliknya langit itu sangat kokoh dan kuat. Firman Allah “pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah” ditegaskan demikian untuk mengagungkan penciptaan langit dan untuk mengingatkan kekuasaan Allah yang terang. “Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”; lihatlah langit berulang-ulang dan cermatilah penciptaannya, apakah kamu melihat suatu ketidak-seimbangan? “Kemudian pandanglah sekali lagi”; lalu lihatlah lagi berkali-kali dan lihatlah dengan seksama langit yang mengagumkan itu berkali-kali, “niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat”; maka penglihatanmu kembali padamu dengan tertunduk dan hina serta tidak melihat apa yang dia inginkan, “dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah”; penglihatanmu tumpul dan kelelahan. Imām ar-Rāzī berkata: “Maksudnya, jika kamu memandang berulang-ulang, maka penglihatanmu tidak berhasil menemukan kekurangan dan cacat yang kau inginkan. Sebaliknya penglihatanmu akan kembali dalam keadaan tertunduk, setelah lelah dan letih.” (6726) Al-Qurthubī berkata: “Maksudnya, jika kamu mengarahkan pandangan matamu di langit berulang-ulang, maka ia akan kembali dengan hina dan tunduk setelah tidak menemukan cacat. Allah memerintah untuk melihat dua kali, sebab jika seseorang melihat sesuatu hanya sekali, dia tidak akan melihat cacatnya. Yang dimaksudkan “dua kali” adalah berkali-kali, berdasarkan firman Allah: “niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah”. Ini menunjukkan yang dimaksud adalah melihat berkali-kali karena disebutkan akibatnya, yaitu: payah. (6737).