Surah al-Mulk 67 ~ Tafsir al-Jalalain (1/2)

Dari Buku:
Tafsir Jalalain.
(Jilid 4. Dari Sūrat-uz-Zumar sampai Sūrat-un-Nās)
Oleh: Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

Rangkaian Pos: Surah al-Mulk 67 ~ Tafsir al-Jalalain

067

SŪRAT-UL-MULK

Makkiyyah, 30 ayat
Turun sesudah Sūrat-ul-Ath-Thūr

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

تَبَاركَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

  1. (تَبَاركَ) “Maha Suci Allah” Maha Suci dari sifat-sifat semua makhlūq (الَّذِيْ بِيَدِهِ) “Yang di tangan kekuasaan-Nyalah” yang berada dalam pengaturan-Nyalah (الْمُلْكُ) “segala kerajaan” segala kekuasaan dan pengaruh (وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.) “dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَ الْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَ هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ.

  1. (الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ) “Yang menjadikan mati” di dunia (وَ الْحَيَاةَ) “dan hidup” di akhirat, atau yang menjadikan mati dan hidup di dunia. Nuthfah pada asalnya sebagai barang mati, kemudian jadilah ia hidup; pengertian hidup ialah karena ia mempunyai perasaan. Pengertian mati adalah kebalikannya. Pengertian lafal al-khalqu berdasarkan ma‘na yang kedua ini berarti memastikan (لِيَبْلُوَكُمْ) “supaya Dia menguji kalian” atau mencoba kalian di dalam kehidupan ini (أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا) “siapa di antara kalian yang lebih baik ‘amalnya” maksudnya yang paling taat kepada Allah. (وَ هُوَ الْعَزِيْزُ) “Dan Dia Maha Perkasa” di dalam melakukan pembalasan terhadap orang yang durhaka kepada-Nya (الْغَفُوْرُ.) “lagi Maha Pengampun” kepada orang yang bertobat kepada-Nya.

الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَّا تَرَى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُوْرٍ.

  1. (الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا) “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis” yakni sebagian di antaranya berada di atas sebagian yang lain tanpa bersentuhan. (مَّا تَرَى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمنِ) “Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah” pada tujuh langit yang berlapis-lapis itu atau pada makhlūq yang lain (مِنْ تَفَاوُتٍ) “sesuatu yang tidak seimbang” yang berbeda dan tidak seimbang. (فَارْجِعِ الْبَصَرَ) “Maka lihatlah berulang-ulang” artinya lihatlah kembali ke langit (هَلْ تَرَى) “adakah kamu lihat” padanya (مِنْ فُطُوْرٍ.) “keretakan?” maksudnya retak dan berbelah-belah.

ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِأً وَ هُوَ حَسِيْرٌ.

  1. (ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ) “Kemudian pandanglah sekali lagi” ulangilah kembali penglihatanmu berkali-kali (يَنْقَلِبْ) “niscaya akan berbalik” akan kembali (إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِأً) “penglihatanmu itu kepadamu dalam keadaan hina” karena tidak menemukan sesuatu cacat (وَ هُوَ حَسِيْرٌ.) “dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah” ya‘ni tidak melihat sama sekali adanya cacat.

وَ لَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَ جَعَلْنَاهَا رُجُوْمًا لِّلشَّيَاطِيْنِ وَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ.

  1. (وَ لَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا) “Dan sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat” yang dekat dengan bumi (بِمَصَابِيْحَ) “dengan lampu-lampu” dengan bintang-bintang (وَ جَعَلْنَاهَا رُجُوْمًا) “dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar” alat untuk melempar dan merajam (لِّلشَّيَاطِيْنِ) “syaithān-syaithān” bilamana mereka mencuri pembicaraan para malaikat dengan telinga mereka; umpamanya terpisah batu meteor dari bintang-bintang itu yang bentuknya bagaikan segumpal api, lalu mengejar syaithān dan membunuhnya atau membuatnya cacat. Pengertian ini bukan berarti bahwa bintang-bintang itu lenyap dari tempatnya (وَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ.) “dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala” yang besar apinya.

وَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَ بِئْسَ الْمَصِيْرُ.

  1. (وَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَ بِئْسَ الْمَصِيْرُ.) “Dan orang-orang yang kafir kepada Rabb mereka, memperoleh ‘adzāb Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali” ya‘ni neraka Jahannam.

إِذَا أُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَ هِيَ تَفُوْرُ.

  1. (إِذَا أُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا) “Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan” yaitu suara yang tidak enak didengar sebagaimana suara keledai (وَ هِيَ تَفُوْرُ.) “sedang neraka itu menggelegar” ya‘ni mendidih.

تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ.

  1. (تَكَادُ تَمَيَّزُ أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ.) “Hampir-hampir neraka itu terpecah-pecah” menurut suatu qirā’at lafal tamayyazu dibaca tatamayyazu sesuai dengan asalnya, artinya terbelah-belah (مِنَ الْغَيْظِ) “lantaran marah” karena murka kepada orang kafir. (كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ) “Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan orang” segolongan di antara orang-orang kafir (سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا) “penjaga-penjaga neraka itu bertanya kepada mereka” dengan pertanyaan yang mengandung nada celaan: (أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ.) “Apakah belum pernah datang kepada kalian seorang pemberi peringatan?” maksudnya seorang rasūl yang memberikan peringatan kepada kalian akan ‘adzāb Allah s.w.t.

قَالُوْا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيْرٌ فَكَذَّبْنَا وَ قُلْنَا مَا نَزَّلَ اللهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِيْ ضَلَالٍ كَبِيْرٍ.

  1. (قَالُوْا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيْرٌ فَكَذَّبْنَا وَ قُلْنَا مَا نَزَّلَ اللهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ) “Mereka menjawab: Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakannya dan kami katakan, Allah tidak menurunkan sesuatu pun; tidak lain” tiadalah (أَنْتُمْ إِلَّا فِيْ ضَلَالٍ كَبِيْرٍ.) “kamu hanyalah di dalam kesesatan yang besar.” Kalimat in antum illā fī dhalālin kabīr dapat dianggap sebagai perkataan para malaikat penjaga neraka kepada orang-orang kafir sewaktu mereka dijelaskan sebagai orang-orang yang mendustakan rasūl-rasūl. Kalimat ini pun dapat pula dianggap sebagai perkataan orang-orang kafir sebagai alasan mereka tidak percaya kepada rasūl-rasūl.

وَ قَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ.

  1. (وَ قَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ) “Dan mereka berkata: Sekiranya kami mendengarkan” maksudnya mendengar yang disertai pemahaman (أَوْ نَعْقِلُ) “atau memikirkan” memikirkan apa yang didengarnya, yaitu peringatan rasūl-rasūl kepada mereka (مَا كُنَّا فِيْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ.) “niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.

فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيْرِ.

  1. (فَاعْتَرَفُوْا) “Mereka mengakui” orang-orang kafir itu mengaku di saat tiada gunanya lagi pengakuan (بِذَنْبِهِمْ) “dosa mereka” yaitu dosa mendustakan peringatan-peringatan. (فَسُحْقًا) “Maka kebinasaanlah” dapat dibaca fasuḥqan dan fasuḥuqan (لِأَصْحَابِ السَّعِيْرِ.) “bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala” mereka dijauhkan dari rahmat Allah s.w.t.

إِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَ أَجْرٌ كَبِيْرٌ.

  1. (إِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ) “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabbnya” mereka yang takut kepada-Nya (بِالْغَيْبِ) “dalam sendirian” sewaktu mereka tidak kelihatan oleh orang lain, mereka tetap taat kepada-Nya. Dengan demikian berarti bila mereka berada secara terang-terangan maka lebih takut lagi (لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَ أَجْرٌ كَبِيْرٌ.) “mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar” yang dimaksud adalah surga.

وَ أَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوْا بِهِ إِنَّهُ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ.

  1. (وَ أَسِرُّوْا) “Dan rahasiakanlah” hai manusia (قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوْا بِهِ) “perkataan kalian atau lahirkanlah ia; sesungguhnya Dia” ya‘ni Allah s.w.t. (إِنَّهُ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ.) “Maha Mengetahui segala isi hati” Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam qalbu dan apa yang kalian ucapkan. Asbāb-un-nuzūl ayat ini ialah karena orang-orang musyrik mengatakan, sebagian di antara mereka kepada sebagian yang lain: “Rahasiakanlah pembicaraan kalian, niscaya Tuhannya Muḥammad tidak akan dapat mendengarkannya.”

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَ هُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ.

  1. (أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ) “Apakah Tuhan yang telah menciptakan tidak mengetahui” apa yang kalian rahasiakan itu, ya‘ni apakah ‘ilmu-Nya tidak dapat menjangkau hal tersebut (وَ هُوَ اللَّطِيْفُ) “sedangkan Dia Maha Halus” ‘ilmu-Nya (الْخَبِيْرُ.) “lagi Maha Waspada”.

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِهِ وَ إِلَيْهِ النُّشُوْرُ.

  1. (هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُوْلًا) “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kalian” mudah untuk dipakai berjalan di atas permukaannya (فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا) “maka berjalanlah di segala penjurunya” pada semua arahnya (وَ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِهِ) “dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya” yang sengaja diciptakan buat kalian. (وَ إِلَيْهِ النُّشُوْرُ.) “Dan hanya kepada-Nyalah kalian dibangkitkan” dari kubur untuk mendapatkan pembalasan.

أَأَمِنْتُمْ مَّنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُوْرُ.

016. (أَأَمِنْتُمْ) “Apakah kalian merasa aman” dapat dibaca secara taḥqīq dan dapat pula dibaca secara tasḥīl (مَّنْ فِي السَّمَاءِ) “terhadap kekuasaan Allah yang di langit” ya‘ni pengaruh dan kekuasaan-Nya yang di langit (أَنْ يَخْسِفَ) “bahwa Dia akan menjungkir-balikkan” berkedudukan menjadi badal dari lafal man (بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُوْرُ.) “bumi bersama kalian, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang” menjadi gempa dan menindih kalian.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *