Surah al-Lahab 111 ~ Tafsir as-Sa’di

TAFSĪR AL-QUR’ĀN
(Judul Asli: TAISĪR-UL-KARĪM-IR-RAḤMĀNI FĪ TAFSĪRI KALĀM-IL-MANNĀN)

Penyusun: Syaikh ‘Abd-ur-Raḥmān bin Nāshir as-Sa‘dī

(Jilid ke 7 dari Surah adz-Dzāriyāt s.d. an-Nās)

Penerjemah: Muhammad Iqbal, Lc.
Izzudin Karimi, Lc.
Muhammad Ashim, Lc.
Mustofa Aini, Lc.
Zuhdi Amin, Lc.

Penerbit: DARUL HAQ

سُوْرَةُ الْمَسَدِ

TAFSIR SURAT AL-MASAD

(Sabut)

Surat ke-111: 5 ayat

Makkiyyah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

 

تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ تَبَّ. مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَ مَا كَسَبَ. سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ. وَ امْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ. فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ

111:1. Binasalah kedua tangan Abū Lahab dan sungguh dia akan binasa.

111:2. Tidaklah berfaidah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.

111:3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

111:4. Dan [begitu pula] istrinya, pembawa kayu bakar.

111:5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.

(al-Lahab [111]: 1-5).

 

Tafsir Ayat:

Abū Lahab adalah paman Nabi s.a.w. Ia amat memusuhi dan menyakiti beliau. Ia tidak memiliki balas budi dan tidak memiliki semangat kekerabatan. Semoga Allah s.w.t. memberinya balasan buruk. Karena itu Allah s.w.t. amat mencelanya yang merupakan kehinaan baginya hingga Hari Kiamat seraya berfirman:

(1) (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ) “Binasalah kedua tangan Abū Lahab”, yakni rugi dan celakalah kedua tangannya, (وَ تَبَّ.) “dan sungguh dia akan binasa”, sehingga ia tidak akan beruntung.

 

(2) (مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ) “Tidaklah berfaidah kepadanya harta bendanya”, yang dimilikinya sehingga ia bisa berlaku semena-mena dan tidak pula berguna baginya (وَ مَا كَسَبَ.) “dan apa yang ia usahakan” tidak akan bisa menangkal adzab Allah s.w.t. sedikit pun bila datang menimpa.

 

(3-5) (سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ.) “Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak”, yakni neraka akan mengelilinginya dari segenap penjuru, dia (وَ امْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ.) “Dan istrinya, pembawa kayu bakar”. Istrinya juga amat menyakiti Rasūlullāh s.a.w. Abū Lahab dan istrinya saling bahu-membahu dalam dosa dan permusuhan. Ia menimpakan keburukan dan berusaha sekuat tenaga menyakiti Rasūlullāh s.a.w. sehingga dosa-dosanya menumpuk di atas punggungnya, sama seperti orang yang menumpuk kayu bakar dengan tali yang telah disiapkan di lehernya, (مِّنْ مَّسَدٍ) “dari sabut”, yaitu dari pintalan sabut atau ia membawa kayu bakar di neraka untuk suaminya dengan mengalungi tali dari sabut di lehernya.

Bagaimana pun juga dalam ayat ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah s.w.t. yang nyata, karena Allah s.w.t. menurunkan surat ini ketika Abū Lahab dan istrinya belum mati. Allah s.w.t. memberitahukan bahwa keduanya akan disiksa di neraka dan itu pasti. Sebagai konsekuensinya, keduanya tidak masuk Islam. Dan terjadilah seperti yang diberitahukan oleh Dzāt Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *