Surah al-Ma’arij 70 ~ Tafsir al-Jalalain

Dari Buku:
Tafsir Jalalain.
(Jilid 4. Dari Sūrat-uz-Zumar sampai Sūrat-un-Nās)
Oleh: Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

Rangkaian Pos: Surah al-Ma'arij 70 ~ Tafsir al-Jalalain

070

SŪRAT-UL-MA‘ĀRIJ

Makkiyyah, 44 ayat

Turun sesudah Sūrat-ul-Ḥāqqah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ.

  1. (سَأَلَ سَائِلٌ) “Seseorang telah meminta” yakni berdoa meminta (بِعَذَابٍ وَاقِعٍ) “kedatangan ‘adzab yang akan menimpa.”

لِّلْكَافِريْنَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ.

  1. (لِّلْكَافِريْنَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ.) “Untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya” dia adalah Nadhr bin Ḥārits, ia mengatakan di dalam permintaannya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya: “Ya Allah, jika betul (al-Qur’ān) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau...” (QS. al-Anfāl [8] 32).

مِّنَ اللهِ ذِي الْمَعَارِجِ.

  1. (مِّنَ اللهِ) “Yang datang dari Allah” lafal minallāh ini berkaitan erat dengan lafal Wāqi‘ yang ada di akhir ayat pertama (ذِي الْمَعَارِجِ.) “yang mempunyai tempat-tempat naik” tempat-tempat naik bagi para malaikat, yaitu langit.

تَعْرُجُ الْمَلآئِكَةُ وَ الرُّوْحُ إِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.

  1. (تَعْرُجُ) “Naiklah” dapat dibaca ta‘ruju dan ya‘ruju (الْمَلآئِكَةُ وَ الرُّوْحُ) “malaikat-malaikat dan Jibrīl” Malaikat Jibrīl (إِلَيْهِ) “kepada-Nya” kepada tempat turun bagi perintah-Nya di langit (فِيْ يَوْمٍ) “dalam sehari” lafal fī yaumin ber-ta‘alluq kepada lafal yang tidak disebutkan, ‘adzab menimpa orang-orang kafir pada hari kiamat (كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.) “yang kadarnya lima puluh ribu tahun” ini menurut apa yang dirasakan oleh orang kafir, karena penderitaan dan kesengsaraan yang mereka temui di hari itu. Adapun orang yang beriman merasakan hal itu amat pendek, bahkan lebih pendek daripada satu kali shalat fardhu yang dilakukan sewaktu di dunia. Demikianlah menurut keterangan yang disebutkan di dalam hadits.

فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلًا.

  1. (فَاصْبِرْ) “Maka bersabarlah kamu” ayat ini diturunkan sebelum ada perintah berperang (صَبْرًا جَمِيْلًا.) “dengan sabar yang baik” sabar yang tidak disertai dengan gelisah.

إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيْدًا.

  1. (إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ) “Sesungguhnya mereka memandangnya” memandang ‘adzab itu (بَعِيْدًا.) “jauh” artinya mustahil akan terjadi.

وَ نَرَاهُ قَرِيْبًا.

  1. (وَ نَرَاهُ قَرِيْبًا.) “Sedangkan Kami memandangnya dekat” pasti terjadi.

يَوْمَ تَكُوْنُ السَّمَاءُ كَالْمُهْلِ.

  1. (يَوْمَ تَكُوْنُ السَّمَاءُ) “Pada hari ketika langit” lafal ayat ini ber-ta‘alluq kepada lafal yang tidak disebutkan, yaitu ‘adzab itu terjadi pada hari ketika langit (كَالْمُهْلِ.) “menjadi seperti luluhan perak” seperti leburan perak.

وَ تَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ.

  1. (وَ تَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ.) “Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu” maksudnya bagaikan bulu domba ringannya, terbawa terbang oleh angin.

وَ لَا يَسْأَلُ حَمِيْمٌ حَمِيْمًا.

  1. (وَ لَا يَسْأَلُ حَمِيْمٌ حَمِيْمًا.) “Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya” tiada karib kerabat yang menanyakan kerabatnya, karena pada hari itu masing-masing orang disibukkan oleh keadaannya sendiri.

يُبَصَّرُوْنَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِيْ مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيْهِ.

  1. (يُبَصَّرُوْنَهُمْ) “Sedangkan mereka saling melihat” sebagian teman-teman akrab itu saling melihat kepada sebagian yang lain, dan mereka saling mengenal antara yang satu dengan yang lainnya akan tetapi mereka tiada berkata barang sepatah pun. Jumlah ayat ini merupakan kalimat baru atau jumlah isti’nāf. (يَوَدُّ الْمُجْرِمُ) “Orang kafir ingin” ia berharap (لَوْ) “kalau sekiranya” lafal lau di sini bermakna an, yakni bahwasanya (يَفْتَدِيْ مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ) “dia dapat menebus dirinya dari ‘adzab hari itu” dapat dibaca yaumi’idzin dan yauma’idzin (بِبَنِيْهِ.) “dengan anak-anaknya.”

وَ صَاحِبَتِهِ وَ أَخِيْهِ.

  1. (وَ صَاحِبَتِهِ) “Dan istrinya” atau teman hidupnya (وَ أَخِيْهِ.) “dan saudaranya.”

وَ فَصِيْلَتِهِ الَّتِيْ تُؤْوِيْهِ.

  1. (وَ فَصِيْلَتِهِ) “Dan kaum familinya” atau famili-familinya, mereka dinamakan fashīlah karena orang yang bersangkutan terpisah hubungannya dengan mereka (الَّتِيْ تُؤْوِيْهِ.) “yang melindunginya” yang pernah mengasuhnya.

وَ مَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ يُنْجِيْهِ.

  1. (وَ مَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ يُنْجِيْهِ.) “Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan tebusan itu dapat menyelamatkannya” dapat membebaskannya dari ‘adzab itu. Lafal ayat ini di-‘athaf-kan kepada lafal yaftadī.

كَلَّا إِنَّهَا لَظَى.

  1. (كَلَّا) “Sekali-kali tidak dapat” lafal ini merupakan sanggahan terhadap apa yang dia harapkan itu (إِنَّهَا) “sesungguhnya neraka ini” neraka yang mereka saksikan itu (لَظَى.) “adalah api yang bergejolak” lafal lazhā adalah nama lain dari neraka Jahannam, dinamakan demikian karena apinya bergejolak membakar orang-orang kafir.

نَزَّاعَةً لِّلشَّوَى.

  1. (نَزَّاعَةً لِّلشَّوَى.) “Yang mengelupaskan kulit kepalaasy-syawā bentuk jama‘ dari lafal syawātun, artinya kulit kepala.

تَدْعُوْ مَنْ أَدْبَرَ وَ تَوَلَّى.

  1. (تَدْعُوْ مَنْ أَدْبَرَ وَ تَوَلَّى.) “Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling” dari iman; sebab neraka Jahannam itu mengatakan kepada mereka kemarilah, kemarilah.

وَ جَمَعَ فَأَوْعَى.

  1. (وَ جَمَعَ) “Serta mengumpulkan” harta (فَأَوْعَى.) “lalu menyimpannya” menaruhnya di dalam peti simpanan dan tidak menunaikan hak Allah yang ada pada harta bendanya itu.

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا.

  1. (إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا.) “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah” lafal halū‘an merupakan ḥāl atau kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan, dan sekaligus sebagai penafsirnya.

إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا.

  1. (إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا.) “Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah” atau sewaktu ia ditimpa keburukan berkeluh-kesah.

وَ إِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًا.

  1. (وَ إِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًا.) “Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir” sewaktu ia mendapat harta benda ia kikir, tidak mau menunaikan hak Allah yang ada pada hartanya itu.

إِلَّا الْمُصَلِّيْنَ.

  1. (إِلَّا الْمُصَلِّيْنَ.) “Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat” yakni, orang-orang yang beriman.

الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُوْنَ.

  1. (الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُوْنَ.) “Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya” terus-menerus mengerjakannya.

وَ الَّذِيْنَ فِيْ أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌ.

  1. (وَ الَّذِيْنَ فِيْ أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌ.) “Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu” yakni zakat.

لِّلسَّائِلِ وَ الْمَحْرُوْمِ.

  1. (لِّلسَّائِلِ وَ الْمَحْرُوْمِ.) “Bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa” yang tidak mau meminta-minta, demi memelihara kehormatannya sekalipun ia tidak punya.

وَ الَّذِيْنَ يُصَدِّقُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِ.

  1. (وَ الَّذِيْنَ يُصَدِّقُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِ.) “Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan” yaitu, hari ketika semua orang mendapatkan balasan amal perbuatannya.

وَ الَّذِيْنَ هُمْ مِّنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُّشْفِقُوْنَ.

  1. (وَ الَّذِيْنَ هُمْ مِّنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُّشْفِقُوْنَ.) “Dan orang-orang yang takut terhadap ‘adzab Rabbnya” mereka takut akan ‘adzab-Nya.

إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُوْنٍ.

  1. (إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُوْنٍ.) “Karena sesungguhnya ‘adzab Rabb mereka tidak dapat orang merasa aman” dari kedatangannya.

وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ.

  1. (وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ.) “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya.”

إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ.

  1. (إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ) “Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki” yakni budak-budak perempuan (فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ.) “maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela.”

فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذلِكَ فَأُوْلئِكَ هُمُ الْعَادُوْنَ.

  1. (فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذلِكَ فَأُوْلئِكَ هُمُ الْعَادُوْنَ.) “Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas” melanggar batas kehalalan menuju kepada keharaman.

وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ.

  1. (وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ) “Dan orang-orang yang terhadap amanat-amanat mereka” menurut suatu qirā’āt lafal amānātihim dibaca dalam bentuk mufrad atau tunggal, sehingga bacaannya menjadi amānatihim, yakni perkara agama dan duniawi yang dipercayakan kepadanya untuk menunaikannya (وَ عَهْدِهِمْ) “dan janji mereka” yang telah diambil dari mereka dalam hal tersebut (رَاعُوْنَ.) “mereka memeliharanya” benar-benar menjaganya.

وَ الَّذِيْنَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُوْنَ.

  1. (وَ الَّذِيْنَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ) “Dan orang-orang yang terhadap kesaksiannya” menurut suatu qirā‘āt dibaca dalam bentuk jama‘, sehingga bacaannya menjadi syahādātihim (قَائِمُوْنَ.) “mereka menunaikannya” mereka menegakkannya dan tidak menyembunyikannya.

وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ.

  1. (وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ.) “Dan orang-orang yang memelihara shalatnya” yaitu dengan mengerjakan pada waktunya.

أُولئِكَ فِيْ جَنَّاتٍ مُّكْرَمُوْنَ.

  1. (أُولئِكَ فِيْ جَنَّاتٍ مُّكْرَمُوْنَ.) “Mereka itu dimasukkan ke dalam surga lagi dimuliakan.”

فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ.

  1. (فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ) “Mengapakah orang-orang kami itu ke arahmu” menuju kepadamu (مُهْطِعِيْنَ.) “dengan bersegera” lafal muhthi‘īna berkedudukan sebagai ḥāl atau kata keterangan keadaan, yakni mereka selalu menatapkan pandangannya ke arahmu secara terus-menerus.

عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ.

  1. (عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ) “Dari kanan dan dari kiri” dari sebelah kananmu dan sebelah kirimu – (عِزِيْنَ.) “dengan berkelompok-kelompok” secara bergerombol dan membentuk lingkaran di sekitarmu. Mereka berbuat demikian seraya mengatakan dengan nada mengejek, “Sungguh jika mereka, – yakni orang-orang yang beriman, masuk ke dalam surga, niscaya kami benar-benar akan masuk ke dalamnya sebelum mereka.” Maka Allah berfirman:

أَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَنْ يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيْمٍ.

  1. (أَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَنْ يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيْمٍ.) “Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan?

كَلَّا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ.

  1. (كَلَّا) “Sekali-kali tidak!” kalimat ini merupakan sanggahan terhadap mereka yang ingin masuk surga, padahal mereka kafir. (إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ) “Sesungguhnya Kami ciptakan mereka” sama dengan selain mereka (مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ.) “dari apa yang mereka ketahui” yakni dari air mani; maka tidak cukup hanya dengan itu mereka mengharapkan surga, karena sesungguhnya surga itu hanya dapat diharapkan bagi orang-orang yang bertaqwa.

فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَ الْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُوْنَ.

  1. (فَلَا) “Maka” huruf di sini adalah huruf zā’idah (أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَ الْمَغَارِبِ.) “Aku bersumpah dengan nama Rabb yang memiliki arah timur dan arah barat” yang memiliki matahari, bulan dan bintang-bintang lainnya (إِنَّا لَقَادِرُوْنَ) “sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.”

عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ.

  1. (عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ) “Untuk mengganti” mereka (خَيْرًا مِّنْهُمْ وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ.) “dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan sekali-kali Kami tidak dapat dikalahkan” tidak ada yang dapat mengalahkan Kami dalam hal ini.

فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَ يَلْعَبُوْا حَتَّى يُلَاقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَ.

  1. (فَذَرْهُمْ) “Maka biarkanlah mereka” tinggalkanlah mereka (يَخُوْضُوْا) “tenggelam” dalam kebatilan (وَ يَلْعَبُوْا) “dan bermain-main” dalam keduniaan (حَتَّى يُلَاقُوْا) “sampai mereka menjumpai” menemui (يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَ.) “hari yang diancamkan kepada mereka” yang pada hari itu ada ‘adzab bagi mereka.

يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوْفِضُوْنَ.

  1. (يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْأَجْدَاثِ) “Yaitu pada hari mereka keluar dari kubur” dari tempat-tempat mereka dikubur (سِرَاعًا) “dengan cepat” menuju ke padang Maḥsyar tempat mereka dihimpunkan (كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ) “seakan-akan mereka pergi kepada berhala-berhala” menurut suatu qirā’āt dibaca nushubin, artinya sesuatu yang dibangun untuk pertanda atau tugu, yang dimaksud adalah berhala-berhala (يُوْفِضُوْنَ.) “dengan cepatnya” mereka pergi dengan cepat seakan-akan pergi kepada berhala-berhala mereka.

خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ.

  1. (خَاشِعَةً) “Dalam keadaan hina” atau nista (أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ) “pandangan mereka karena diliputi” diselimuti (ذِلَّةٌ ذلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ.) “oleh rasa hina. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka” lafal dzaalika menjadi mubtada’, dan lafal-lafal sesudahnya berkedudukan menjadi khabar-nya; makna yang dimaksud adalah hari kiamat.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *