فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَ الْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُوْنَ. عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ. فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَ يَلْعَبُوْا حَتَّى يُلَاقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَ.
70: 40. Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.
70: 41. Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.
70: 42. Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka.
(Qs. al-Ma‘ārij [70]: 40-42)
Ta’wīl firman Allah: (فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَ الْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُوْنَ. عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ. فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَ يَلْعَبُوْا حَتَّى يُلَاقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَ.) “Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa. Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan. Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka.”
Maksudnya adalah, Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan tempat tenggelamnya matahari di bumi. (عَلَى أَنْ نُّبَدِّلَ خَيْرًا مِّنْهُمْ) “Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka,” yang menaati-Ku dan tidak berbuat maksiat kepada-Ku. (وَ مَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَ.) “dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.” Sekali-kali tidak ada seorang pun dari mereka yang mendahului Kami dalam suatu perkara yang Kami kehendaki, lalu mereka mengalahkan Kami dan lari.
Pakar ta’wīl berpendapat seperti yang kami katakan. Riwayat-riwayat yang menjelaskan demikian adalah:
Ibnu ‘Abbās berkata: “Tidakkah kalian mendengar perkataan Umayyah bin Abish-Shalt:
“Hingga matahari ditarik dan dicambuk.”
Aku bertanya: “Wahai tuan, apakah matahari dicambuk?” Dia (Ibnu ‘Abbās) menjawab: “Kamu telah membuat bapakmu menunduk karenanya. Sesungguhnya orang yang kenyang akibat banyak makan dan minum terpaksa harus dicambuk.” (9761).
‘Ikrimah berkata: seorang penyair berkata:
“Hingga matahari ditarik dan dicambuk.”
Ibnu ‘Abbās berkata: “Kamu telah membuat bapakmu menunduk karenanya. Sesungguhnya orang yang kenyang akibat banyak makan dan minum terpaksa harus dicambuk.” (9772).
Firman-Nya: (فَذَرْهُمْ يَخُوْضُوْا وَ يَلْعَبُوْا) “Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main,” maksudnya adalah Allah berkata kepada Nabi Muḥammad s.a.w.: “Biarkanlah orang-orang musyrik yang bersegera datang berkelompok-kelompok dari sebelah kanan dan kirimu tenggelam dalam kebatilan serta bermain-main di dunia ini. (حَتَّى يُلَاقُوْا يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَ.) “Sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka,” dan mereka jumpai ‘adzab pada Hari Kiamat yang dijanjikan-Nya.
***
يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوْفِضُوْنَ. خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ.
70: 43. (Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),
70: 44. dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.
(Qs. al-Ma‘ārij [70]: 43-44)
Ta’wīl firman Allah: (يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوْفِضُوْنَ. خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ.) “(Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia), dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.”
Firman-Nya: (يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ) “(Yaitu) pada hari mereka keluar,” merupakan penjelasan dari keadaan hari pertama yang dikatakan oleh Allah dalam firman-Nya: (يَوْمَهُمُ الَّذِيْ يُوْعَدُوْنَ) “Hari yang diancamkan kepada mereka.” Adapun ta’wīl firman Allah tersebut yaitu, hingga mereka menjumpai hari yang telah dijanjikan-Nya kepada mereka, (يَوْمَ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْأَجْدَاثِ) “(Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur.” Al-ajdāts yaitu kubur. Kata tunggalnya adalah jadatsan. (سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوْفِضُوْنَ.) “Dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia).”
Sebelumnya kami telah menjelaskan makna al-judats dengan dalil-dalilnya, serta pendapat para ‘ulamā’ dalam hal itu. (9827).
Firman-Nya: (إِلَى نُصُبٍ يُوْفِضُوْنَ) “Mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),” dia berkata: “Seolah-olah mereka berlomba-lomba datang kepada berhala-berhala.
Penduduk semua negeri sepakat membacanya dengan fatḥah pada huruf nūn, seperti lafazh nashbin firman-Nya, (9838) selain al-Ḥasan al-Bashrī yang disebutkan bahwa dia membacanya dengan dhammah dan shād.
Orang yang membacanya dengan fatḥah pada huruf nūn mengarahkan an-nashbu pada mashdar, dan sepertinya ta’wīlnya yaitu: seolah-olah mereka bergegas kepada berhala yang ditegakkan. Sedangkan orang yang membacanya dhammah dan shād, mengarahkan bahwa nushub adalah kata tunggal dari al-anshāb, yaitu tuhan-tuhan yang mereka sembah.
Pada firman-Nya: (يُوْفِضُوْنَ) “Mereka pergi,”, al-īfādh maknanya adalah mempercepat.
Ru‘bah berkata:
“Orang yang tekun berjalan bersama kami dengan cepat.” (9849).
Pakar ta’wīl berpendapat seperti yang kami katakan. Riwayat-riwayat yang menjelaskan demikian adalah:
Firman-Nya: (يُوْفِضُوْنَ) “Mereka pergi,” maksudnya adalah bersegera datang kepadanya, sebagaimana mereka bersegera menuju berhala yang ditegakkan.”
Ibnu Zaid berkata: “Al-Anshāb adalah yang disembah oleh orang-orang Jāhiliyyah, didatangi dan diagungkan. Jika mereka mendapatkan yang lebih baik darinya, maka mereka mengambilnya dan membuang yang lama. Allah lalu berfirman kepadanya: (وَ هُوَ كُلٌّ عَلَى مَوْلَاهُ أَيْنَمَا يُوَجِّهْهُ لَا يَأْتِيْ بِخَيْرٍ، هَلْ يَسْتَوِيْ هُوَ وَ مَنْ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ هُوَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ.) “Dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja ia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikan pun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus.” (Qs. An-Naḥl [16]: 76). (99318).
Firman-Nya: (خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ) “Dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya,” maksudnya adalah menundukkan pandangan mereka karena diliputi rasa rendah diri dan hina. (تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ) “(Serta) diliputi kehinaan.”, (ذلِكَ الْيَوْمُ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ.) “Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka.” Inilah hari yang Aku sifatkan, yaitu Hari Kiamat, yang diancamkan kepada orang-orang musyrik Quraisy ketika di dunia, bahwa mereka tidak memiliki daya dan upaya di akhirat, namun mereka mendustakannya.