Surah al-Ma’arij 70 ~ Tafsir ath-Thabari (5/6)

Dari Buku:
Tafsir ath-Thabari
(Jilid 26, Juz ‘Amma)
(Oleh: Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir ath-Thabari)
(Judul Asli: Jāmi‘-ul-Bayāni ‘an Ta’wīli Āy-il-Qur’ān)

Penerjemah: Amir Hamzah
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Surah al-Ma'arij 70 ~ Tafsir ath-Thabari

وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ. إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ. فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذلِكَ فَأُوْلئِكَ هُمُ الْعَادُوْنَ.

70: 29. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,
70: 30. kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
70: 31. Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
(Qs. al-Ma‘ārij [70]: 29-31)

Ta’wīl firman Allah: (وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ. إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ. فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذلِكَ فَأُوْلئِكَ هُمُ الْعَادُوْنَ.) “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Firman-Nya: (وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ.) “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,” maksudnya adalah menjaga kemaluannya dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah kepada mereka dan menempatkannya pada tempatnya, (إِلَّا) “Kecuali”, mereka tidak tercela dalam meninggalkan pemeliharaannya: (عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ) “terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki,” seperti budak-budak miliknya.

Ada yang mengatakan: (لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ. إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ) “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka,” ayat ini tidak didahului dengan suatu pengingkaran, karena firman Allah: (فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ.) “maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela,” menunjukkan bahwa dalam perkataan itu terdapat pengingkaran, seperti perkataan: “Lakukanlah apa yang tampak pada kamu kecuali kemaksiatan, sebab kamu akan dihukum karenanya.” Ini berarti: “Lakukanlah apa yang tampak pada kamu, kecuali kamu akan dihukum apabila melakukan kemaksiatan.”

 

Firman-Nya: (فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذلِكَ فَأُوْلئِكَ هُمُ الْعَادُوْنَ.) “Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas,” maksudnya adalah, barang siapa melakukan hubungan suami istri kepada selain istrinya atau budak yang dimilikinya, maka mereka termasuk orang-orang yang melampaui batas, dan melampaui apa yang telah dihalalkan oleh Allah kepada apa yang diharamkan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang tercela.

 

***

وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ. وَ الَّذِيْنَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُوْنَ. وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ. أُولئِكَ فِيْ جَنَّاتٍ مُّكْرَمُوْنَ.

70: 32. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
70: 33. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.
70: 34. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
70: 35. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.
(Qs. al-Ma‘ārij [70]: 32-35)

Ta’wīl firman Allah: (وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ. وَ الَّذِيْنَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُوْنَ. وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ. أُولئِكَ فِيْ جَنَّاتٍ مُّكْرَمُوْنَ.) “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.

Maksudnya adalah, kecuali mereka yang memelihara amanat-amanat Allah yang diamanatkan kepada mereka, seperti kewajiban-kewajiban kepada-Nya, amanat-amanat hamba-Nya yang dipercayakan kepadanya, dan janji-janjinya yang diucapkan oleh mereka, dengan menaati apa yang diperintahkan kepada mereka dan apa yang dilarang bagi mereka. Demikian juga dengan janji-janji kepada hamba-Nya yang diucapkan kepada mereka; memelihara dan menjaganya serta tidak menyia-nyiakannya. Akan tetapi mereka menunaikannya dan berjanji untuk konsisten terhadap apa yang diwajibkan oleh Allah kepada mereka dan menjaganya.

 

Firman-Nya: (وَ الَّذِيْنَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُوْنَ.) “Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya,” maksudnya adalah orang-orang yang tidak menyembunyikan apa yang mereka saksikan, akan tetapi mereka memberikan kesaksiannya, dan mereka harus konsisten melaksanakannya tanpa merubah serta menggantinya.

 

Firman-Nya: (وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ.) “Dan orang-orang yang memelihara shalatnya,” maksudnya adalah orang-orang yang menjaga waktu-waktu shalat yang diwajibkan oleh Allah kepada mereka, dan batasan-batasannya yang juga telah diwajibkan kepada mereka, serta tidak mengabaikan waktu dan batasannya.

 

Firman-Nya: (أُولئِكَ فِيْ جَنَّاتٍ مُّكْرَمُوْنَ.) “Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan,” maksudnya yaitu, orang-orang yang melakukan ini semua akan berada di surga-surga dan dimuliakan dengan kemuliaan yang diberikan oleh Allah kepada mereka.

 

***

فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ. عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ. أَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَنْ يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيْمٍ. كَلَّا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ.

70: 36. Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,
70: 37. dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok?
70: 38. Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh keni‘matan?
70: 39. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani).
(Qs. al-Ma‘ārij [70]: 36-39)

Ta’wīl firman Allah: (فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ. عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ. أَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَنْ يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيْمٍ. كَلَّا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ.) “Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu, dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok? Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh keni‘matan? Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani).

Maksudnya adalah, bagaimana keadaan orang-orang yang kufur kepada Allah dan kepadamu, wahai Muḥammad. (مُهْطِعِيْنَ) “bersegera datang”.

Sebelumnya telah kami jelaskan makna al-ihthā‘ dan apa yang dikatakan oleh pakar ta’wīl, serta tidak perlu dijelaskan lagi di sini. (9551) Namun di sini aku akan menyebutkan sebagian apa yang belum disebutkan di sana.

Qatādah berkata dalam hal itu:

35083. Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazīd menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa‘īd menceritakan kepada kami dari Qatādah, tentang firman-Nya: (فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ.) “Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,” dia berkata: “Berniat datang kepadamu.” (9562).

 

Ibnu Zaid berkata dalam hal itu:

35084. Yūnus menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Zaid berkata, tentang firman-Nya: (فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ.) “Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,” dia berkata: “Al-Muhthi‘ adalah orang yang mengejapkan matanya.” (9573).

Sebagian pakar bahasa ‘Arab Bashrah berkata: “Maknanya adalah bersegera.”

 

Diriwayatkan dari al-Ḥasan dalam hal itu.

35085. Ibnu Basysyār menceritakan kepada kami, dia berkata: Abū ‘Āmir menceritakan kepada kami, dia berkata: Qarrah menceritakan kepada kami dari al-Ḥasan, tentang firman-Nya: (فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ.) “Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,” dia berkata: “Mereka berangkat.” (9584).

35086. Ibnu Basysyār menceritakan kepada kami, dia berkata: Ḥammād bin Mas‘adah menceritakan kepada kami, dia berkata: Qarrah menceritakan kepada kami dari al-Ḥasan, atsar sepertinya, (9595) dan firman-Nya: (عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ.) “Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok.” Maksudnya adalah, dari kanan dan kirimu, wahai Muḥammad, mereka datang berkelompok-kelompok ingin menentangmu dan menentang kitab Allah.Pakar ta’wīl berpendapat seperti yang kami katakan. Riwayat-riwayat yang menjelaskan demikian adalah:

35087. Muḥammad bin Sa‘ad menceritakan kepadaku, dia berkata: Bapakku menceritakan kepadaku, dia berkata: Pamanku menceritakan kepadaku, dia berkata: Bapakku menceritakan kepadaku dari bapaknya, dari Ibnu ‘Abbās, tentang firman-Nya: (فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ.) “Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,” dia berkata: “Mereka melihat ke arahmu.” (عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ.) “Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok.” Dia berkata: “Al-‘Izīn adalah kelompok manusia dari kanan dan kiri yang menentangmu serta memperolok-olokkanmu.” (9606).

35088. Muḥammad bin ‘Amru menceritakan kepadaku, dia berkata: Abū ‘Āshim menceritakan kepada kami, ‘Īsā menceritakan kepada kami, al-Ḥārits menceritakan kepadaku, dia berkata: al-Ḥasan menceritakan kepada kami, Waraqā’ menceritakan kepada kami, semuanya dari Ibnu Abī Najīḥ, dari Mujāhid, tentang firman-Nya: (عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ.) “Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok,” dia berkata: “Kelompok-kelompok dari dua sisi.” (9617).

35089. Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa’id menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang firman-Nya, (فَمَالِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا قِبَلَكَ مُهْطِعِيْنَ.) “Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu,dia berkata, “Menyengaja datang (berniat). (عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ.) “Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok,”. Atau berkelompok-kelompok di sekitar Nabi SAW, membenci kitab Allah dan membenci Rasul-Nya.” (9628).

35090. Ibnu ‘Abd-il-A‘lā menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Mu‘ammar, dari Qatādah, tentang firman-Nya: (عِزِيْنَ) “dengan berkelompok-kelompok,” dia berkata: “Al-‘Izīn adalah kelompok-kelompok” (9639).

35091. Aku diceritakan dari al-Ḥusain, dia berkata: Aku mendengar Abū Mu‘ādz berkata: ‘Ubaid mengabarkan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar adh-Dhaḥḥāk berkata tentang firman-Nya: (عِزِيْنَ) “dengan berkelompok-kelompok,” dia berkata: “Berkelompok dan berhimpun.” (96410).

  1. Yūnus menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Zaid berkata, tentang firman-Nya: (عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ.) “Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok,” dia berkata: “Al-‘Izīn adalah kelompok yang terdiri dari tiga atau empat orang, dan perkumpulan tiga atau empat orang inilah yang disebut al-‘Izīn.” (96511).
  1. Ismā‘īl bin Mūsā al-Fazzārī menceritakan kepada kami, dia berkata: Abul-Aḥwash mengabarkan kepada kami dari ‘Āshim, dari Abū Shāliḥ, dari Abū Hurairah dan dia me-marfū‘-kannya, dia berkata: “Mā lī arākum ‘izīn. Al-‘Izīn adalah kelompok orang yang berpencar-pencar.” (96612).
  1. Ibnu Basysyār menceritakan kepada kami, dia berkata: Mu’ammal menceritakan kepada kami, dia berkata: Syaqīq menceritakan kepada kami dari ‘Abd-ul-Mālik bin ‘Umair, dari Abū Salamah, dari Abū Hurairah, bahwa Nabi s.a.w. keluar kepada para sahabatnya dan mereka berkelompok-kelompok. Beliau lalu bertanya: “Mengapa aku melihat kalian berkelompok-kelompok?” (96713).
  1. Abū Ḥashīn menceritakan kepadaku, dia berkata: ‘Abtsar menceritakan kepada kami, dia berkata: Al-A‘masy menceritakan kepada kami dari al-Musayyab bin Rāfi‘, dari Tamīm bin Tharfah ath-Thā’ī, dari Jābir bin Samurah, dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. datang kepada kami dan kami sedang berkelompok-kelompok, maka beliau bertanya: “Mengapa kalian berkelompok-kelompok?” (96814).
  1. ‘Abdullāh bin Muḥammad bin ‘Amru al-Ghazī menceritakan kepadaku, dia berkata: Al-Faryābī menceritakan kepada kami, dia berkata: Sufyān menceritakan kepada kami dari Al-A‘masy menceritakan kepada kami dari al-Musayyab bin Rāfi‘, dari Tamīm bin Tharfah ath-Thā’ī, dari Jābir bin Samurah, dia berkata: Nabi s.a.w. datang kepada sekelompok orang dari sahabatnya dan mereka sedang duduk, lalu beliau bersabda: “Mengapa aku melihat kalian berkelompok-kelompok?” (96915).
  1. Ibnu Ḥumaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Mahrān menceritakan kepada kami dari Sufyān, dari Al-A‘masy menceritakan kepada kami dari al-Musayyab bin Rāfi‘, dari Tamīm bin Tharfah (ath-Thā’ī), dari Jābir bin Samurah, dia berkata: Nabi s.a.w. datang kepada sekelompok orang dari sahabatnya dan mereka sedang duduk, lalu beliau bersabda: “Mengapa aku melihat kalian berkelompok-kelompok?” (97016).
  1. Ibnu Ḥumaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Mahrān menceritakan kepada kami dari Sufyān, dari Al-A‘masy menceritakan kepada kami dari al-Musayyab bin Rāfi‘, dari Tamīm bin Tharfah ath-Thā’ī, dia berkata: Jābir bin Samurah, menceritakan kepada kami, bahwa Nabi s.a.w. keluar kepada mereka, dan mereka dalam keadaan berkelompok maka beliau bersabda: “Mengapa aku melihat kalian berkelompok-kelompok?

Dia berkata: “Berkelompok maksudnya adalah firman-Nya: (عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ.) “Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok.” (97117).

  1. Ibnu Basysyār menceritakan kepada kami, dia berkata: Abū ‘Āmir menceritakan kepada kami, dia berkata: Qarrah menceritakan kepada kami dari al-Ḥasan, tentang firman-Nya: (عَنِ الْيَمِيْنِ وَ عَنِ الشِّمَالِ عِزِيْنَ.) “Dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok,” dia berkata: “Lafazh (عِزِيْنَ) maknanya adalah berkelompok-kelompok dari sebelah kanan dan kiri. Mereka bersabda: “Apa yang dikatakan oleh laki-laki itu?” (97218).
  1. Ibnu Basysyār menceritakan kepada kami, dia berkata: Ḥammād bin Mas‘adah menceritakan kepada kami, dia berkata: Qarrah menceritakan kepada kami dari al-Ḥasan, atsar semisalnya. (97319).

Kata tunggal dari al-‘izīn adalah ‘izatun, seperti kata tunggalnya ats-tsubīn adalah tsubatun, dan kata tunggalnya al-kurīn adalah kuratun.

 

Firman-Nya: (أَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَنْ يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيْمٍ.) “Adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh keni‘matan?” maksudnya adalah, apakah setiap orang dari mereka yang kufur kepadamu berkeinginan dimasukkan ke dalam: (جَنَّةَ نَعِيْمٍ) “Surga yang penuh keni‘matan?” oleh Allah? Yakni kebun-kebun yang penuh keni‘matan, dan mereka mendapatkan ni‘mat itu di dalamnya.

Ada perbedaan pendapat tentang bacaan firman Allah: (أَنْ يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيْمٍ.) “itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh keni‘matan?” (97420).

Pada umumnya penduduk negeri membacanya (يُدْخَلَ) “Masuk”, dengan dhammah pada huruf yā’, dengan anggapan bahwa subjek pelakunya belum disebutkan. Namun demikian, al-Ḥasan dan Thalḥah bin Musharrif disebutkan dari keduanya, bahwa keduanya membacanya dengan fatḥah pada huruf yā’, yang artinya, apakah setiap orang dari mereka ingin masuk surga, yang di dalamnya penuh keni‘matan?

Bacaan yang benar dalam hal itu adalah bacaan penduduk negeri pada umumnya, yaitu dengan dhammah pada huruf yā’ karena adanya ijma‘ pada dalil bacaan ini.

 

Firman-Nya: (كَلَّا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ.) “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani),” maksudnya adalah, masalahnya bukan seperti yang diinginkan oleh orang kafir itu agar setiap orang dari mereka dimasukkan ke surga yang penuh keni‘matan.

Firman-Nya (إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ.) “Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani),” maksudnya adalah, sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari air mani yang hina. Adapun orang yang masuk surga, adalah orang yang taat kepada Allah, dan bukan karena dia adalah makhluk. Bagaimana mungkin mereka akan masuk surga, sedangkan mereka berbuat maksiat dan kufur kepada Allah?

35101. Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazīd menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa‘īd menceritakan kepada kami dari Qatādah, tentang firman-Nya: (إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِّمَّا يَعْلَمُوْنَ.) “Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani),” ia berkata: “Maksudnya adalah, wahai anak Ādam, kamu diciptakan dari air yang hina, maka bertaqwalah kepada Allah.” (97521).

Catatan:

  1. 955). Lihat tafsir surah Ibrāhīm ayat 43 dan surah al-Qamar ayat 8.
  2. 956). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/285), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid; Al-Qurthubī dalam tafsirnya (17/130, 18/293), dan asy-Syaukānī dalam Fatḥ-ul-Qadīr (5/122).
  3. 957). Ibnu ‘Athiyyah dalam al-Muḥarrar-ul-Wajīz (5/370).
  4. 958). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/285), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid.
  5. 959). Ibid.
  6. 960). Ibnu Katsīr dalam tafsirnya (14/135).
  7. 961). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/285), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid dan Ibn-ul-Mundzir.
  8. 962). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/285), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid.
  9. 963). ‘Abd-ur-Razzāq dalam tafsirnya (3/347).
  10. 964). Atsar ini tidak kami dapatkan dalam referensi-referensi yang ada pada kami.
  11. 965). Ibid.
  12. 966). Lihat al-Muḥarrar-ul-Wajīz karya Ibnu ‘Athiyyah (5/370). Lihat atsar berikutnya.
  13. 967). Diriwayatkan oleh Ibnu Ḥibbān dalam Shaḥīḥ-nya (4/434) dari jalur Mu‘ammal.
  14. 968). Diriwayatkan oleh an-Nasā’ī dalam as-Sunan-ul-Kubrā (6/498).
  15. 969). Diriwayatkan oleh ath-Thabrānī dalam al-Mu‘jam-ul-Kabīr (2/202) dengan sedikit perbedaan redaksi dari jalur Sufyān.
  16. 970). Ibid.
  17. 971). Hadits semisalnya diriwayatkan oleh Abū Dāūd dalam al-Adab (4832) dan Muslim dalam pembahasan tentang shalat (119, 120) dari al-A‘masy dengan isnād ini.
  18. 972). As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/285), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid. Ibnu Katsīr dalam tafsirnya (14/135).
  19. 973). Ibid.
  20. 974). Mayoritas ‘ulamā’ membacanya (أَنْ يُدْخَلَ) didasarkan pada maf‘ūl.

    Ibnu Ya‘mar, al-Ḥasan, Abū Rajā’, Zaid bin ‘Alī, Thalḥah, dan al-Mifdhal, sebagaiman diriwayatkan dari ‘Āshim, didasarkan pada fā‘il.

    Lihat al-Baḥr-ul-Muḥīth karya Abū Ḥayyān (10/276).

  21. 975). ‘Abd-ur-Razzāq dalam tafsirnya (3/347) dari Mu‘ammar, dari Qatādah, di dalamnya tidak ada kata innamā.

    As-Suyūthī dalam ad-Durr-ul-Mantsūr (8/286), disandarkan kepada ‘Abd bin Ḥumaid.

Unduh Rujukan:

  • [download id="22006"]

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *