Surah al-Lail 92 ~ Tafsir adz-Dzikra

ADZ-DZIKRĀ
Terjemah & tafsir
AL-QUR’AN
dalam
huruf ‘Arab & Latin
Juz 26-30

Disusun oleh: Bachtiar Surin.
 
Penerbit: ANGKASA BANDUNG

AL-LAIL (MALAM)

Surat ke-92
Banyak ayatnya 21
Semuanya turun di Makkah (Makkiyyah)

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Bismillāhir raḥmānir raḥīm(i)
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.

 

وَ اللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى.

Wal laili idzā yaghsyā.

1. Demi malam bila telah (sunyi dipalut (dibungkus)) gelap.

وَ النَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى.

Wan nahāri idzā tajallā.

  1. Demi siang bila cuaca terang-benderang.

وَ مَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَ الْأُنْثَى.

Wa mā khalaqadz dzakara wal untsā.

  1. Dan Demi yang Menciptakan laki-laki dan perempuan.

إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى.

Inna sa‘yakum lasyattā.

  1. Sesungguhnya ‘amal perbuatanmu berbeda asas dan tujuannya.

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَ اتَّقَى.

Fa ammā man a‘thā wat taqā.

  1. Adapun orang yang memberikan (sumbangan di jalan kebaikan) (11) dan bertaqwā,

وَ صَدَّقَ بِالْحُسْنَى.

Wa shaddaqa bil ḥusnā.

  1. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, surga.

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى.

Fa sanuyassiruhu lil yusrā.

  1. maka akan Kami berikan kepadamu JALAN (PEMIKIRAN YANG TEPAT) yang mudah digunakan.

وَ أَمَّا مَنْ بَخِلَ وَ اسْتَغْنَى.

Wa ammā man bakhila wastaghnā.

  1. Adapun orang-orang yang kikir, dan merasa dirinya cukup kaya. (12).

وَ كَذَّبَ بِالْحُسْنَى.

Wa kadzdzaba bil ḥusnā.

  1. Serta mendustakan (kebaikan) pahala yang terbaik,

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى.

Fa sanuyassiruhū lil yusrā.

  1. maka akan Kami berikan kepadanya JALAN PEMIKIRAN YANG SEMPIT (yang selalu terbentur) pada kesulitan.

وَ مَا يُغْنِيْ عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى.

Wa mā yughnī ‘anhu māluhu idzā taraddā.

  1. Dan apa gunanya lagi kekayaan baginya, bila jalan pemikirannya sudah morat-marit.

إِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدَى.

Inna ‘alainā lal hudā.

  1. Sesungguhnya Kami telah memberinya petunjuk.

وَ إِنَّ لَنَا لَلْآخِرَةَ وَ الْأُولَى.

Wa inna lanā lal ākhirata wal ūlā.

  1. Sedangkan (seluruh segi kehidupan) dunia dan akhirat adalah kepunyaan Kami.

فَأَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى.

Fa andzartukum nāran talazhzā.

  1. Justru itulah Kami memperingatkan kamu dengan api neraka yang menyala-nyala.

لَا يَصْلَاهَا إِلَّا الْأَشْقَى.

Lā yashlāhā illal asyqā.

  1. Tidak ada yang memasukinya kecuali orang yang paling celaka.

الَّذِيْ كَذَّبَ وَ تَوَلَّى.

Alladzī kadzdzaba wa tawallā.

  1. yang mendustakan (rasūl-rasūl) dan berpaling (dari syarī‘atnya).

وَ سَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى.

Wa sayujannabuhal atqā.

  1. Sedangkan orang yang taqwā akan dijauhkan dari sana.

الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهُ يَتَزَكَّى.

Alladzī yu’tī mālahū yatazakkā.

  1. Yaitu orang yang menyumbangkan hartanya (di jalan Alalh) untuk membersihkan dirinya.

وَ مَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزَى.

Wa mā li’aḥadin ‘indahū min ni‘matin tujzā.

  1. Dan tidak ada suatu nikmat yang diberikan seseorang kepadanya yang harus dibalas, (13)

إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى.

Illabtighā’a wajhi rabbihil a‘lā.

  1. tetapi semata-mata mengharapkan kerelaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.

وَ لَسَوْفَ يَرْضَى

Wa lasaufa yardhā.

Dan pasti ia kelak akan mendapat kepuasan. (14)

Catatan:

  1. 1). Apakah ia bersifat wajib seperti zakat, atau yang bersifat sunnat seperti sedekah.
  2. 1). Maksudnya orang-orang yang tidak mau menyumbangkan hartanya di jalan Allah, dan merasa tidak akan mendapat kesulitan apa-apa karena hartanya banyak.
  3. 1). Maksudnya, memberikan sumbangan itu tidak dimaksudkan untuk membalas budi orang lain kepadanya, maupun sebaliknya. Yaitu untuk mendapatkan balas budi dari ni‘mat yang pernah diberikanya kepada orang itu.
  4. 1). Ayat 17 s.d. 21 di atas menurut riwayat diturunkan sehubungan dengan kedermawanan Abū Bakar menebus Bilāl.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *