SŪRAH AL-LAHAB
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ تَبَّ. مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَ مَا كَسَبَ. سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ. وَ امْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ. فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ
111:1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
111:2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
111:3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
111:4. Dan [begitu pula] istrinya, pembawa kayu bakar.
111:5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
(Sūrat-ul-Masad [111]: 1-5)
Maksudnya adalah, merugilah kedua tangan Abu Lahab, dan merugilah dia.
Firman-Nya: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ تَبَّ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa,” maksudnya adalah, binasalah perbuatannya.
Sebagian ahli bahasa ‘Arab mengatakan bahwa firman-Nya: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ تَبَّ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa,” merupakan doa keburukan baginya dari Allah.
Firman-Nya: (وَ تَبَّ.) “Dan sesungguhnya dia akan binasa,” merupakan khabar (berita).
Disebutkan bahwa dalam qira’at ‘Abdullah: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ قَدْ تَبَّ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” Masuknya (قَدْ) “telah” di sini menunjukkan bahwa ini adalah khabar (berita), seperti ungkapan seseorang kepada orang lain, ahlakallāhu wa ahlakaka “semoga Allah membinasakanmu, dan sungguh Dia telah membinasakanmu”; ja‘alakallāhu shālihan wa qad ja‘alak “semoga Allah menjadikanmu orang shalih, dan sungguh dia telah menjadikanmu shalih”. (24391).
Pendapat kami tentang makna firman-Nya: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ تَبَّ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa,” senada dengan pendapat para ahli tafsir. Riwayat-riwayat yang sesuai dengan pemaknaan ini adalah:
38409. Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, ia berkata: Sa‘id menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang ayat: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ تَبَّ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa,” ia berkata: “Maksudnya adalah merugi dan binasa.” (24402).
38410. Yunus menceritakan kepadaku, ia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibnu Zaid berbicara tentang firman Allah: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ تَبَّ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa,” bahwa at-tabb adalah al-khusran “kerugian”. Abu Lahab berkata kepada Nabi s.a.w.: “Hai Muhammad, apa yang akan diberikan kepadaku bila aku beriman kepadamu?” Beliau menjawab:
كَمَا يُعْطَى الْمُسْلِمُوْنَ.
“Sebagaimana diberikan kepada kaum muslim.”
Abu Lahab bertanya lagi: “Tidak adakah kelebihan untukku dibanding mereka?” Beliau balik bertanya:
وَ أَيُّ شَيْءٍ تَبْتَغِيْ؟
“Memangnya apa yang kau inginkan?”
Abu Lahab berkata: “Sungguh, agama ini benar-benar telah binasa bila ternyata aku sama dengan mereka.”
Allah pun menurunkan ayat: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab,” karena apa yang telah dilakukan.” (24413).
38411. Ibnu ‘Abd-il-A‘la menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Ma‘mar, dari Qatadah, mengenai firman-Nya: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab,” ia berkata: “Maksudnya adalah), merugilah kedua tangan Abu Lahab, dan sungguh ia merugi.” (24424).
Pendapat ini menyebutkan bahwa surah ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lahab, karena ketika Nabi s.a.w. mengkhususkan seruannya kepada kerabat-kerabat terdekatnya, yaitu setelah diturunkannya ayat: (وَ أَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْأَقْرَبِيْنَ) “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (asy-Syu‘ara’ [26]: 214) dan beliau mengumpulkan mereka untuk menyampaikan seruan tersebut, Abu Lahab berkata kepada beliau: “Binasalah engkau sepanjang hari ini. Hanya untuk inikah kau mengundang kami?”
Mereka yang berpendapat demikian menyebutkan riwayat-riwayat berikut ini:
38412. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Mu‘awiyah menceritakan kepada kami dari al-A‘masy, dari ‘Amr, dari Sa‘id bin Juhair, dari Ibnu ‘Abbas, ia menuturkan: “Pada suatu hari, Rasulullah s.a.w. naik ke puncak bukit Shafa, lalu berseru: “Waspadalah!” Lalu berkumpullah orang-orang Quraisy kepadanya, mereka bertanya: “Ada apa engkau?” Beliau berkata:
أَرَأَيْتَكُمْ إِنْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ الْعَدُوَّ مُصَبِّحُكُمْ أَوْ مُمَسِّيْكُمْ أَمَّا كُنْتُمْ تُصَدِّقُوْنَنِيْ؟
“Bagaimana menurut kalian jika aku beritahukan kalian bahwa musuh akan menyerang kalian secara tiba-tiba pada pagi hari atau sore hari, apakah kalian akan mempercayaiku?”
Mereka menjawab: “Tentu”. Beliau berkata lagi:
فَإِنِّيْ نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ.
“Sesungguhnya aku memperingatkan kalian tentang adzab yang sangat pedih.”
Abu Lahab lalu berkata: “Binasalah engkau, apakah untuk ini engkau mengundang dan mengumpulkan kami?”
Allah lalu menurunkan ayat: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab….”.” (24435).
38413. Abus-Sa’ib menceritakan kepadaku, ia berkata: Abu Mu‘awiyah menceritakan kepada kami dari al-A‘masy dari ‘Amr, dari Sa‘id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas, riwayat yang sama.
38414. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Numair menceritakan kepada kami dari al-A‘masy, dari ‘Amr bin Murrah, dari Sa‘id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Ketika diturunkan ayat: (وَ أَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْأَقْرَبِيْنَ) “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (asy-Syu‘ara’ [26]: 214) Rasulullah s.a.w. berdiri di atas bukit Shafa lalu berseru; “Wahai, waspadalah”. Orang-orang pun menghampirinya, ada yang datang langsung dan ada juga yang mengirim utusan. Beliau lalu berkata:
يَا بَنِيْ هَاشِمِ، يَا بَنِيْ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، يَا بَنِيْ فِهْرٍـ يَا بَنِيْ ….. يَا بَنِيْ…. ، أَرَأَيْتَكُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا بِسِفْحِ هذَا الْجَبَلِ يُرِيْدُ أَنْ تَغِيْرَ عَلَيْكُمْ صَدَّقْتُمُوْنِيْ؟
“Wahai Bani Hasyim, wahai Bani ‘Abd-ul-Muththalib, wahai Bani Fihr, wahai bani….. wahai bani…. Bagaimana menurut kalian bila aku beritahukan kepada kalian bahwa ada sebuah pasukan di balik bukit ini yang hendak menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?”
Mereka menjawab: “Ya”. Beliau berkata lagi:
فَإِنِّيْ نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ.
“Sesungguhnya aku memperingatkan kalian tentang adzab yang sangat pedih.”
Abu Lahab lalu berkata: “Binasalah engkau sepanjang hari ini. Hanya untuk inikah kau mengundang kami?”
Lalu turunlah ayat: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ تَبَّ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa”.” (24446).
38415. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Usamah menceritakan kepada kami dari al-A‘masy, dari ‘Amr bin Murrah, dari Sa‘id bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Ketika diturunkannya ayat: (وَ أَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْأَقْرَبِيْنَ) “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (asy-Syu‘ara’ [26]: 214) dan golonganmu yang ikhlas dari antara mereka, Rasulullah s.a.w. keluar, lalu naik ke bukit Shafa dan berteriak: “Waspadalah”. Mereka pun berkata: “Siapa itu yang berteriak?” Lalu dikatakan: “Muhammad”. Mereka pun berkumpul kepada beliau. Beliau kemudian berkata:
يَا بَنِيْ فُلَانٍ، يَا بَنِيْ فُلَانٍ، يَا بَنِيْ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، يَا بَنِيْ عَبْدِ مَنَافٍ.
“Wahai bani fulan, wahai bani fulan, wahai Bani ‘Abd-il-Muththalib, wahai Bani ‘Abdi Manaf.”
Golongan ini pun mendekati beliau. Beliau kemudian berkata lagi:
أَرَأَيْتَكُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا تَخْرُجُ بِسِفْحِ هذَا الْجَبَلِ أَكُنْتُمْ مُصَدِّقْنِيْ؟
“Bagaimana menurut kalian, jika aku memberitahu kalian bahwa ada sepasukan berkuda di balik bukit ini yang hendak menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?”
Mereka menjawab: “Kami tidak pernah mendapati engkau berdusta.” Beliau berkata lagi:
فَإِنِّيْ نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ.
“Sesungguhnya aku memperingatkan kalian tentang adzab yang sangat pedih.”
Abu Lahab lalu berkata: “Binasalah engkau. Hanya untuk inikah kau mengundang kami?” Ia pun berdiri.
Kemudian turunlah ayat: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَ قَدْ تَبَّ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh dia telah binasa”.”
Demikian al-A‘masy membacanya, hingga akhir surah. (24457).
38416. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Mahran menceritakan kepada kami dari Sufyan, mengenai firman-Nya: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab,” ia berkata: “Ketika Nabi s.a.w mengirim utusan kepadanya (untuk mengundangnya) dan kepada yang lainnya, yang Abu Lahab adalah paman Nabi s.a.w., namanya adalah ‘Abd-ul-‘Uzza, lalu beliau memberi peringatan kepada mereka, Abu Lahab berkata: “Binasalah engkau, apakah untuk ini engkau mengundang kami?” Allah lalu menurunkan ayat: (تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ.) “Binasalah kedua tangan Abu Lahab”.” (24468).
Firman-Nya: (مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَ مَا كَسَبَ.) “Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan,” maksudnya adalah, harta bendanya tidak berguna baginya dan tidak dapat mencegah kemurkaan Allah terhadapnya. (وَ مَا كَسَبَ) adalah anak-anaknya. Riwayat-riwayat yang sesuai dengan pendapat kami ini adalah:
38417. Al-Hasan bin Daud bin Muhammad al-Munkadir menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Abd-ur-Razzaq menceritakan kepada kami dari Ma‘mar, dari Ibnu Khutsaim, dari Abuth-Thufail, ia berkata: “Bani Abi Lahab mendatangi Ibnu ‘Abbas, lalu mereka bertengkar tentang perkara Ka‘bah. Ibnu ‘Abbas pun berdiri untuk menengahi mereka, namun ia dihalangi dan didorong hingga terjembab ke tempat tidur, lalu ia pun marah dan berkata: “Keluarkan orang-orang dari hasil usaha yang buruk ini dari tempatku”.” (24479).
38418. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, ia berkata: Waki‘ menceritakan kepada kami dari Abu Bakar al-Hudzali, dari Muhammad bin Sufyan, dari seorang laki-laki bani Makhzum, dari Ibnu ‘Abbas, bahwa pada suatu hari ia melihat anak keturunan Abu Lahab saling bertengkar, maka ia berusaha menengahi mereka.
Ia berkata: “Mereka itu dari apa yang diusahakannya.” (244810).
38419. Ibnu Basysyar menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Abd-ur-Rahman menceritakan kepada kami, ia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari al-Laits, dari Mujahid, mengenai firman-Nya: (مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَ مَا كَسَبَ.) “Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan,” ia berkata: “Apa yang diusahakannya adalah anaknya.” (244911).
38420. Muhammad bin ‘Amr menceritakan kepadaku, ia berkata: Abu ‘Ashim menceritakan kepada kami, ia berkata: ‘Isa menceritakan kepada kami, Al-Harits menceritakan kepadaku, ia berkata: Al-Hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Warqa menceritakan kepada kami semuanya dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid, tentang firman Allah: (وَ مَا كَسَبَ) “Dan apa yang ia usahakan,” ia berkata: “(Maksunya adalah) anaknya. Mereka itu dari apa yang diusahakannya.” (245012).
38421. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, ia berkata: Mahran menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid, mengenai firman-Nya: (وَ مَا كَسَبَ) “Dan apa yang ia usahakan,” ia berkata: “(Maksunya adalah) anaknya. (245113).
Firman-Nya: (سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ.) “Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak,” maksudnya adalah, kelak Abu Lahab akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Firman-Nya: (وَ امْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ.) “Dan [begitu pula] istrinya, pembawa kayu bakar,” maksudnya adalah, kelak Abu Lahab dan istrinya, pembawa kayu bakar, akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Para ahli qira’at berbeda pendapat tentang bacaan ayat: (حَمَّالَةَ الْحَطَبِ) “pembawa kayu bakar.”
Ahli qirā’at Madinah, Kufah, dan Bashrah membacanya: (حَمَّالَةَ الْحَطَبِ), kecuali ‘Abdullah bin Abi Ishaq, sebagaimana diceritakan kepada kami, bahwa ia membacanya dengan nashab.
Sementara riwayat dari ‘Ashim mengenai ini ada perbedaan. Diriwayatkan darinya bahwa ia membacanya dengan rafa‘, dan ada juga yang meriwayatkan darinya dengan nashab.
Seolah-olah, orang yang membacanya dengan rafa‘, berarti menganggapnya sebagai na‘t dari (وَ امْرَأَتُهُ) yang kata al-mar’ah ini rafa‘ sebagai khabar dari kalimat sebelumnya, yaitu (سَيَصْلَى). Bisa juga yang menyebabkan rafa‘-nya ini adalah sifat, yaitu pada redaksi: (فِيْ جِيْدِهَا) “Yang di lehernya,” sehingga (حَمَّالَةُ) sebagai na‘t (وَ امْرَأَتُهُ). Adapun qirā’at dengan nashab, dikarenakan telah dianggap sebagai celaan. Kemungkinan juga nashab-nya ini sebagai pemutus bagi al-mar’ah, karena kata al-mar’ah ma‘rifah (definitif), sedangkan (حَمَّالَةَ الْحَطَبِ) nakirah (indefinitif).
Menurut kami, qirā’at yang benar mengenai ini adalah dengan rafa‘, karena merupakan yang lebih fashih di antara keduanya, dan karena terpadunya alasan qirā’at padanya. (245214).
Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai makna (حَمَّالَةَ الْحَطَبِ) “Pembawa kayu bakar.”
Sebagian berkata: “Istrinya datang dengan membawa duri, lalu melemparkannya ke jalanan Rasulullah s.a.w. agar kaki beliau tertusuk duri itu ketika pergi shalat.” Mereka yang berpendapat demikian menyebutkan riwayat berikut ini:
38422. Muhammad bin Sa‘d menceritakan kepadaku, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata: Pamanku menceritakan kepadaku, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbas, mengenai firman-Nya: (وَ امْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ.) “Dan [begitu pula] istrinya, pembawa kayu bakar,” ia berkata: “Ia membawakan duri, lalu melemparkannya ke jalanan Rasulullah s.a.w. agar dapat menyakiti beliau dan para sahabatnya.” (245315).