Surah al-Kautsar 108 ~ Tafsir as-Sa’di

TAFSĪR AL-QUR’ĀN
(Judul Asli: TAISĪR-UL-KARĪM-IR-RAḤMĀNI FĪ TAFSĪRI KALĀM-IL-MANNĀN)

Penyusun: Syaikh ‘Abd-ur-Raḥmān bin Nāshir as-Sa‘dī

(Jilid ke 7 dari Surah adz-Dzāriyāt s.d. an-Nās)

Penerjemah: Muhammad Iqbal, Lc.
Izzudin Karimi, Lc.
Muhammad Ashim, Lc.
Mustofa Aini, Lc.
Zuhdi Amin, Lc.

Penerbit: DARUL HAQ

سُوْرَةُ الْكُوْثَرِ

TAFSIR SURAT AL-KAUTSAR

(Sungai di Surga)

Surat ke-108: 3 ayat

Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

 

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَ انْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ.

108:1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.

108:2. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berqurbanlah.

108:3. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus.

(al-Kautsar [108]: 1-3)

 

Tafsir Ayat:

(1) Allah s.w.t. berfirman kepada Nabi-Nya, Muḥammad s.a.w. seraya menganugerahkan karunia kepada beliau, (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ.) “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak”, yakni kebaikan dan karunia yang banyak, yang di antaranya adalah sungai al-Kautsar (451) yang diberikan Allah s.w.t. kepadanya pada Hari Kiamat. Dan juga telaga yang panjangnya selama perjalanan sebulan dan luasnya selama perjalanan sebulan. Airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, jumlah gelasnya sejumlah bintang-bintang di langit dari segi banyak dan gemerlapnya. Siapa pun yang meninum satu kali tegukan dari air telaga ini, maka tidak akan haus selamanya. (462).

 

(2) Dan setelah Allah s.w.t. menyebutkan karunia yang diberikan padanya, Allah s.w.t. menyuruhnya untuk bersyukur seraya berfirman (فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَ انْحَرْ.) “Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berqurbanlah”. Allah s.w.t. menyebut dua ibadah ini secara khusus karena keduanya merupakan ibadah paling utama dan amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah s.w.t. yang paling mulia. Di samping itu karena shalat mencakup ketundukan hati dan raga kepada Allah s.w.t. dan mendorong orang untuk melakukan berbagai macam ibadah, dan dalam berqurban terdapat nilai pendekatan diri kepada Allah s.w.t. dengan sembelihan paling baik yang dimiliki seseorang dan mengeluarkan harta yang secara fitrah amat dicintai dan dijaga oleh jiwa.

 

(3) (إِنَّ شَانِئَكَ) “Sesungguhnya orang-orang yang membencimu”, yaitu orang yang tidak suka, mencela dan menghinamu, (هُوَ الْأَبْتَرُ.) “dialah yang terputus”, yakni, terputus dari semua kebaikan, terputus amal dan reputasi (nama) baiknya. Sementara Muḥammad s.a.w. adalah sosok yang benar-benar sempurna yang memiliki kesempurnaan yang membuat manusia mengagungkan sebutannya dan banyak penolong serta pengikutnya s.a.w.

 

Catatan:


  1. 45). Sebagaimana disebutkan dalam Shaḥīḥ Muslim, no. 400 dari hadits Anas r.a. 
  2. 46). Sebagaimana disebutkan dalam Shaḥīḥ Muslim, no. 2300. 

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *