Hati Senang

Surah al-Infithar 82 ~ Tafsir al-Jalalain

Tafsir Jalalain | Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi

Dari Buku:
Tafsir Jalalain.
(Jilid 4. Dari Sūrat-uz-Zumar sampai Sūrat-un-Nās)
Oleh: Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

082

SŪRAT-UL-INFITHĀR

Makkiyyah, 19 ayat

Turun sesudah Sūrat-un-Nāzi‘āt.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

 

إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ.

1. (إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ) “Apabila langit terbelah” atau menjadi belah.

وَ إِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ.

2. (وَ إِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ) “Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan” artinya menukik dan berjatuhan.

وَ إِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ.

3. (وَ إِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ) “Dan apabila laut-laut dijadikan meluap” maksudnya sebagian bertemu dengan sebagian lainnya sehingga seakan-akan menjadi satu lautan, maka bercampurlah air yang tawar dengan air yang asin.

وَ إِذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْ.

4. (وَ إِذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْ) “Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar” maksudnya tanahnya dibalik lalu orang-orang mati yang ada di dalamnya dibangunkan hidup kembali. Sebagai Jawāb dari lafal Idzā berikut lafal-lafal lain yang di-‘athaf-kan kepadanya ialah:

عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَ أَخَّرَتْ.

5. (عَلِمَتْ نَفْسٌ) “Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui” waktu terjadinya hal-hal tersebut, yaitu hari kiamat (مَّا قَدَّمَتْ) “apa yang telah dikerjakannya” yaitu amal perbuatan yang telah dikerjakannya (وَ) “dan” apa (أَخَّرَتْ) “yang dilalaikannya” yang tidak dikerjakannya.

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيْمِ.

6. (يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ) “Hai manusia” yakni orang kafir (مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيْمِ) “apakah yang telah memperdayakan kamu terhadap Rabbmu Yang Maha Mulia” sehingga kamu berbuat durhaka kepada-Nya?

الَّذِيْ خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ.

7. (الَّذِيْ خَلَقَكَ) “Yang telah menciptakan kamu” padahal sebelumnya kamu tidak ada (فَسَوَّاكَ) “lalu menyempurnakan kejadianmu” yakni Dia menjadikan kamu dalam bentuk yang sempurna, lengkap dengan anggota-anggota tubuhmu (فَعَدَلَكَ) “dan menjadikan kamu seimbang” artinya Dia menjadikan bentukmu seimbang, semua anggota tubuhmu disesuaikan-Nya; tiada tangan atau kaki yang lebih panjang atau lebih pendek dari yang lainnya; dapat dibaca Fa‘adalak dan Fa‘addalak.

فِيْ أَيِّ صُوْرَةٍ مَّا شَاءَ رَكَّبَكَ.

8. (فِيْ أَيِّ صُوْرَةٍ) “Dalam bentuk apa saja” huruf di sini adalah huruf Shillah atau kata penghubung (مَّا شَاءَ رَكَّبَكَ) “yang Dia kehendaki. Dia menyusun tubuhmu.”

كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُوْنَ بِالدِّيْنِ.

9. (كَلَّا) “Bukan hanya durhaka saja” kalimat ini mengandung makna cegahan atau larangan bersikap lupa daratan terhadap kemurahan Allah s.w.t. (بَلْ تُكَذِّبُوْنَ) “bahkan kalian mendustakan” hai orang-orang kafir Makkah (بِالدِّيْنِ) “hari pembalasan” yakni pembalasan amal perbuatan.

وَ إِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِيْنَ.

10. (وَ إِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِيْنَ) “Padahal sesungguhnya bagi kalian ada yang mengawasi” yaitu malaikat-malaikat yang mengawasi semua amal perbuatan kalian.

كِرَامًا كَاتِبِيْنَ.

11. (كِرَامًا) “Yang mulia” artinya mereka dimuliakan di sisi Allah (كَاتِبِيْنَ) “dan yang mencatat” maksudnya menjadi juru tulis amal perbuatan kalian.

يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ.

12. (يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ) “Mereka mengetahui semua apa yang kalian kerjakan” tanpa kecuali.

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍ.

13. (إِنَّ الْأَبْرَارَ) “Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti” yakni orang-orang mukmin yang benar-benar mantap dalam keimanannya, (لَفِيْ نَعِيْمٍ) “benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan.

وَ إِنَّ الْفُجَّارَ لَفِيْ جَحِيْمٍ.

14. (وَ إِنَّ الْفُجَّارَ لَفِيْ جَحِيْمٍ) “Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka” yakni orang-orang kafir (لَفِيْ جَحِيْمٍ) “benar-benar berada dalam neraka” yang apinya sangat membakar.

يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّيْنِ.

15. (يَصْلَوْنَهَا) “Mereka masuk ke dalamnya” atau menjadi penghuninya, ia merasakan panas api yang membakar itu (يَوْمَ الدِّيْنِ) “pada hari pembalasan” yaitu di saat mereka menerima pembalasan.

وَ مَا هُمْ عَنْهَا بِغَائِبِيْنَ.

16. (وَ مَا هُمْ عَنْهَا بِغَائِبِيْنَ) “Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu” artinya tidak bisa melepaskan diri darinya.

وَ مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّيْنِ.

17. (وَ مَا أَدْرَاكَ) “Tahukah kamu” lafal Adrāka maknanya sama dengan lafal A‘lamaka, yakni tahukah kamu (مَا يَوْمُ الدِّيْنِ) “apakah hari pembalasan itu?

ثُمَّ مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّيْنِ.

18. (ثُمَّ مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّيْنِ) “Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?” ayat ini mengungkapkan tentang kedudukan hari pembalasan yang agung itu.

يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْئًا وَ الْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ للهِ.

19. (يَوْمَ) “Yaitu pada hari” yakni hari itu adalah hari (لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْئًا) “seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain” atau seseorang tidak dapat memberikan manfaat kepada orang lain. (وَ الْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ للهِ) “Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah” artinya tiada suatu urusan pun pada hari itu selain-Nya. Dengan kata lain, pada hari itu tiada seorang pun yang dapat menjadi perantara atau penengah, berbeda halnya dengan di dunia.

 

ASBĀB-UN-NUZŪL

SŪRAT-UL-MUTHAFFIFĪN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

Imām Ibnu Abī Ḥātim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui ‘Ikrimah sehubungan dengan firman-Nya:

Hai manusia apakah yang telah memperdayakan kamu terhadap Rabbmu Yang Maha Mulia” (82, al-Infithār, 6)

‘Ikrimah mengatakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sepak terjang Ubay ibnu Khalaf.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.