069
Sūrat-ul-Ḥāqqah termasuk kelompok surat Makkiyyah. Sebagaimana sifat surat Makkiyyah yang lain, surat ini memantapkan akidah Islam dan keimanan. Surat ini membicarakan banyak hal, misalnya; tentang hari kiamat dan praharanya, kaum yang mendustakan dan apa yang terjadi pada mereka seperti kaum ‘Ād, Tsamūd, kaum Lūth, Fir‘aun, kaum Nūḥ dan para pembuat kerusakan lainnya. Di samping itu, Sūrat-ul-Ḥāqqah membicarakan orang-orang yang beruntung dan orang-orang yang celaka. Namun inti surat ini adalah menetapkan kebenaran al-Qur’ān dan bahwa al-Qur’ān adalah firman Allah dan bersihnya Nabi s.a.w. dari tuduhan orang-orang sesat.
Sūrat-ul-Ḥāqqah diawali dengan penjelasan prahara hari kiamat dan orang-orang yang mendustakannya serta hukuman Allah kepada orang kafir yang menentang: “Hari kiamat, apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Kaum Tsamūd dan ‘Ād telah mendustakan hari kiamat. Adapun kaum Tsamūd maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum ‘Ād maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang.”
Kemudian surat ini menjelaskan peristiwa-peristiwa yang menakutkan yang terjadi pada saat sangkakala ditiup, pertanda fanā’nya alam semesta. Ini diwarnai dengan hancurnya gunung-gunung dan terbelahnya langit. “Maka apabila sangkakala ditiup, pertanda fanā’nya alam semesta. Ini diwarnai dengang hancurnya gunung-gunung dan terbelahnya langit. “Maka apabila sangkalalal ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.”
Lalu surat ini menuturkan keadaan orang-orang yang beruntung dan orang-orang yang celaka pada hari yang menakutkan itu. Orang mu’min diberi lembaran dokumen amal perbuatan amal dengan tangan kanannya dan diberi kemuliaan serta keni‘matan. Sedangkan orang kafir diberi lembaran dokumen amal perbuatannya dengan tangan kiri dan ditimpa kehinaan serta kerendahan. “Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabmu (ini)… Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya…..”
Setelah menampilkan keadaan orang yang berbakti dan orang yang durhaka, surat ini memaparkan sumpah bahwa Rasūlullāh adalah benar sebagai rasul dan apa yang disampaikan dari Allah adalah benar adanya. Surat ini membantah rekayasa orang kafir yang mengatakan al-Qur’ān adalah sihir atau ramalan. “Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan dengan apa yang tidak kamu lihat, sesungguhnya al-Qur’ān itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasūl yang mulia.”
Setelah itu, Sūrat-ul-Ḥāqqah menuturkan bukti dan argumen pasti mengenai kebenaran al-Qur’ān dan amanat Nabi s.a.w. untuk menyampaikan wahyu al-Qur’ān yang diturunkan kepadanya. Semuanya disampaikan dengan kalimat yang menggerakkan hati dan menebarkan ketakutan dalam hati: “Seandainya dia (Muḥammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.”
Akhirnya, surat ini ditutup dengan mengagungkan al-Qur’ān dan menjelaskan bahwa kitab suci ini adalah rahmat bagi orang mu’min dan peringatan bagi orang kafir yang pasti menyesal. “Dan sesungguhnya al-Qur’ān itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. Dan sesungguhnya kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan(nya). Dan sesungguhnya al-Qur’ān itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat). Dan sesungguhnya al-Qur’ān itu benar-benar kebenaran yang diyakini. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang Maha Besar.”
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
الْحَاقَّةُ. مَا الْحَاقَّةُ. وَ مَا أَدْرَاكَ مَا الْحَاقَّةُ. كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ وَ عَادٌ بِالْقَارِعَةِ. فَأَمَّا ثَمُوْدُ فَأُهْلِكُوْا بِالطَّاغِيَةِ. وَ أَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ. سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ. فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِّنْ بَاقِيَةٍ. وَ جَاءَ فِرْعَوْنُ وَ مَنْ قَبْلَهُ وَ الْمُؤْتَفِكَاتُ بِالْخَاطِئَةِ. فَعَصَوْا رَسُوْلَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَّابِيَةً. إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ. لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَ تَعِيَهَا أُذُنٌ وَاعِيَةٌ. فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّوْرِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ. وَ حُمِلَتِ الْأَرْضُ وَ الْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً. فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ. وَ انْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ. وَ الْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَ يَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ. يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُوْنَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ. فَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِيْنِهِ فَيَقُوْلُ هَاؤُمُ اقْرَؤُوْا كِتَابِيَهْ. إِنِّيْ ظَنَنْتُ أَنِّيْ مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ. فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍ. فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍ. قُطُوْفُهَا دَانِيَةٌ. كُلُوْا وَ اشْرَبُوْا هَنِيْئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ. وَ أَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُوْلُ يَا لَيْتَنِيْ لَمْ أُوْتَ كِتَابِيَهْ. وَ لَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ. يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ. مَا أَغْنَى عَنِّيْ مَالِيَهْ. هَلَكَ عَنِّيْ سُلْطَانِيَهْ. خُذُوْهُ فَغُلُّوْهُ. ثُمَّ الْجَحِيْمَ صَلُّوْهُ. ثُمَّ فِيْ سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوْهُ. إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ. وَ لَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ. فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيْمٌ. وَ لَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِيْنٍ. لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِؤُوْنَ. فَلَا أُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُوْنَ. وَ مَا لَا تُبْصِرُوْنَ. إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُوْلٍ كَرِيْمٍ. وَ مَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ قَلِيْلًا مَا تُؤْمِنُوْنَ. وَ لَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ قَلِيْلًا مَا تَذَكَّرُوْنَ. تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ لَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيْلِ. لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِيْنِ. ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِيْنَ. فَمَا مِنْكُمْ مِّنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِيْنَ. وَ إِنَّهُ لَتَذْكِرَةٌ لِّلْمُتَّقِيْنَ. وَ إِنَّا لَنَعْلَمُ أَنَّ مِنْكُمْ مُّكَذِّبِيْنَ. وَ إِنَّهُ لَحَسْرَةٌ عَلَى الْكَافِرِيْنَ. وَ إِنَّهُ لَحَقُّ الْيَقِيْنِ. فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ.
69: 1. Hari kiamat,
69: 2. apakah hari kiamat itu?
69: 3. Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?
69: 4. Kaum Tsamūd dan ‘Ād telah mendustakan hari kiamat.
69: 5. Adapun kaum Tsamūd maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa,
69: 6. Adapun kaum ‘Ād maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,
69: 7. yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ‘Ād pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
69: 8. Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka.
69: 9. Dan telah datang Fir‘aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar.
69: 10. Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasūl Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras.
69: 11. Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu ke dalam bahtera,
69: 12. agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.
69: 13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup,
69: 14. dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
69: 15. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat,
69: 16. dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.
69: 17. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
69: 18. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).
69: 19. Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini)”.
69: 20. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.
69: 21. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,
69: 22. dalam surga yang tinggi.
69: 23. Buah-buahannya dekat,
69: 24. (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”.
69: 25. Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),
69: 26. Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku,
69: 27. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.
69: 28. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.
69: 29. Telah hilang kekuasaanku dariku”.
69: 30. (Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.”
69: 31. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
69: 32. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.
69: 33. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar.
69: 34. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.
69: 35. Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini.
69: 36. Dan tiada (pula) makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.
69: 37. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
69: 38. Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat.
69: 39. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.
69: 40. Sesungguhnya al-Qur’ān itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasūl yang mulia,
69: 41. dan al-Qur’ān itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya.
69: 42. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran darinya.
69: 43. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.
69: 44. Seandainya dia (Muḥammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
69: 45. niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.
69: 46. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
69: 47. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.
69: 48. Dan sesungguhnya al-Qur‘ān itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.
69: 49. Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan (nya).
69: 50. Dan sesungguhnya al-Qur’ān itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).
69: 51. Dan sesungguhnya al-Qur’ān itu benar-benar kebenaran yang diyakini.
69: 52. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang Maha Besar.
(الْحاقَّةُ): hari kiamat. Hari kiamat disebut “al-ḥāqqah” (yang benar-benar) demikian, sebab hari itu pasti benar terjadi.
(صَرْصَرٍ): angin yang sangat keras suaranya dan dinginnya.
(حُسُوْمًا): berturut-turut dan tidak terhenti. Penyair berkata:
فَدَارَتْ عَلَيْهِمْ فَكَانَتْ حُسُوْمًا
“Maka angin itu berputar pada mereka tanpa henti.” (7271).
(رَّابِيَةً): yang dingin dan siksanya sangat hebat.
(وَاهِيَةٌ): kekuatannya sirna dan menjadi lemah. Ma‘na asalnya bangunan yang rapuh dan hampir roboh.
(هَاؤُمُ): isim fi‘il (kata nama sekaligus kata kerja) yang artinya, ambillah.
(قُطُوْفُهَا): sesuatu yang dipetik dari buah.
(غِسْلِيْنٍ): air nanah ahli neraka. Al-Kalabī berkata: “Yaitu sesuatu yang mengalir dari ahli neraka berupa nanah dan darah jika mereka disiksa.” (7282)
(الْوَتِيْنَ): otot yang tersambung dengan jantung. Jika terputus, maka pemiliknya mati. (7293)
(حَسْرَةٌ): penyesalan yang besar.