Surah al-Hadid 57 ~ Tafsir al-Jalalain (2/2)

Dari Buku:
Tafsir Jalalain.
(Jilid 4. Dari Sūrat-uz-Zumar sampai Sūrat-un-Nās)
Oleh: Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

Rangkaian Pos: Surah al-Hadid 57 ~ Tafsir al-Jalalain

اعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ.

  1. (اعْلَمُوا) “Ketahuilah oleh kalian” khithāb ayat ini ditujukan kepada orang-orang mu’min yang telah disebutkan di atas tadi (أَنَّ اللهَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا) “bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya” dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan padanya, demikianlah Allah menjadikan hati kalian untuk taat dan khusyuk kembali dalam mengingat Allah. (قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ) “Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepada kalian tanda-tanda” yang menunjukkan akan kekuasaan Kami terhadap hal ini dan hal-hal lainnya (لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ.) “supaya kalian memikirkannya”.

إِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَ الْمُصَّدِّقَاتِ وَ أَقْرَضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَ لَهُمْ أَجْرٌ كَرِيْمٌ.

  1. (إِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ) “Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan, baik laki-lakimushshaddiqīna berasal dari mashdar tashadduq, kemudian huruf tā’ di-idghām-kan kepada huruf shād sehingga jadilah mushshaddiqīna, bentuk asalnya adalah mutashaddiqīna (وَ الْمُصَّدِّقَاتِ) “maupun perempuan” yang percaya kepada Allah dan Rasūl-Nya. Menurut qirā’at lain kedua lafal tersebut dibaca tanpa tasydīd, sehingga bacaannya menjadi inn-al-mushaddiqīna walmushaddiqāti, karena dianggap berasal dari tashdīq, sehingga artinya menjadi: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan (وَ أَقْرَضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا) “dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baikdhamīr yang ada pada lafal ‘aqradhū kembali pada laki-laki dan perempuan, karena memprioritaskan kaum laki-laki. Fi‘il atau kata kerja di sini di-‘athaf-kan kepada isim, yaitu kepada shilah alif dan lām, karena sesungguhnya lafal al-mushshaddiqīna wal-mushshaddiqāti yang dimasuki alif dan lām sama kedudukannya dengan fi‘il yang berada sesudah shilah. Disebutkannya lafal al-qardhu berikut sifatnya sesudah pengertian tashadduq, hal ini memberikan pengertian adanya ikatan di antara lafal-lafal tersebut. Atau dengan kata lain, bahwa orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasūl-Nya itu adalah orang-orang yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik (يُضَاعَفُ) “maka Allah akan melipatgandakan” menurut suatu qiraat dibaca yudha‘‘af dengan memakai tasydīd pada huruf ‘ain-nya, artinya balasan pinjaman mereka itu akan dilipatgandakan pahalanya (لَهُمْ وَ لَهُمْ أَجْرٌ كَرِيْمٌ.) “kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak”.

وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِاللهِ وَ رُسُلِهِ أُوْلئِكَ هُمُ الصِّدِّيْقُوْنَ وَ الشُّهَدَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ لَهُمْ أَجْرُهُمْ وَ نُوْرُهُمْ وَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَ كَذَّبُوْا بِآيَاتِنَا أُوْلئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيْمِ.

  1. (وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِاللهِ وَ رُسُلِهِ أُوْلئِكَ هُمُ الصِّدِّيْقُوْنَ) “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasūl-Nya, mereka itu adalah orang-orang shiddīqīn” orang-orang yang sangat beriman kepada Allah dan Rasūl-Nya (وَ الشُّهَدَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ) “dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Rabb mereka” atas kedustaan umat-umat yang terdahulu terhadap nabi-nabi mereka. (لَهُمْ أَجْرُهُمْ وَ نُوْرُهُمْ وَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَ كَذَّبُوْا بِآيَاتِنَا) “Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami” yang menunjukkan kepada keesaan Kami (أُوْلئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيْمِ.) “mereka itulah penghuni-penghuni Jaḥīm” ya‘ni neraka.

اعْلَمُوْا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَ لَهْوٌ وَ زِينَةٌ وَ تَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَ تَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَ الْأَوْلاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًا وَ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ وَ مَغْفِرَةٌ مِّنَ اللهِ وَ رِضْوَانٌ وَ مَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ.

  1. (اعْلَمُوْا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَ لَهْوٌ وَ زِينَةٌ) “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan” sebagai perhiasan (وَ تَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَ تَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَ الْأَوْلَادِ) “dan bermegah-megahan antara kalian serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak” artinya, menyibukkan diri di dalamnya. Adapun mengenai ketaatan dan hal-hal yang membantu menuju kepadanya termasuk perkara-perkara akhirat (كَمَثَلِ) “seperti” kehidupan dunia yang menyilaukan kalian dan kepunahannya sesudah itu bagaikan (غَيْثٍ) “hujan” bagaikan air hujan (أَعْجَبَ الْكُفَّارَ) “yang membuat orang-orang yang bertani merasa kagum” merasa takjub (نَبَاتُهُ) “akan tanam-tanamannya” yang tumbuh disebabkan turunnya hujan itu (ثُمَّ يَهِيْجُ) “kemudian tanaman itu menjadi kering” lapuk dan kering (فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًا) “dan kamu lihat warnanya yang kuning itu kemudian menjadi hancur” menjadi keropos dan berjatuhan ditiup angin. (وَ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ) “Dan di akhirat ada ‘adzāb yang keras” bagi orang-orang yang lebih memilih keduniaan (وَ مَغْفِرَةٌ مِّنَ اللهِ وَ رِضْوَانٌ) “dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya” bagi orang-orang yang lebih memilih akhirat daripada dunia. (وَ مَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا) “Dan kehidupan dunia ini tidak lain” maksudnya bersenang-senang dalam dunia ini tiada lain (إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ.) “hanyalah kesenangan yang menipu”.

سَابِقُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَ جَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَ الْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا بِاللهِ وَ رُسُلِهِ ذلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ.

  1. (سَابِقُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَ جَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَ الْأَرْضِ) “Berlomba-lombalah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi” seandainya jarak di antara keduanya dapat diukur; lafal al-‘ardh artinya luas (أُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا بِاللهِ وَ رُسُلِهِ ذلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ.) “yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasūl-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”.

مَا أَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَ لَا فِيْ أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِيْ كِتَابٍ مِّنْ قَبْلِ أَنْ نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ.

  1. (مَا أَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِي الْأَرْضِ) “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi” seperti kekeringan (وَ لَا فِيْ أَنْفُسِكُمْ) “dan tidak pula pada diri kalian sendiri” seperti sakit dan kematian anak (إِلَّا فِيْ كِتَابٍ) “melainkan telah tertulis dalam Kitāb” di Lauḥ Maḥfūzh (مِّنْ قَبْلِ أَنْ نَّبْرَأَهَا) “sebelum Kami menciptakannya” sebelum Kami menciptakan semuanya. Demikian pula mengenai hal yang menyangkut ni‘mat dikatakan seperti itu. (إِنَّ ذلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ.) “Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَ لَا تَفْرَحُوْا بِمَا آتَاكُمْ وَ اللهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ.

  1. (لِكَيْلَا) “Supaya janganlah” lafal kay di sini me-nashab-kan fi‘il yang jatuh sesudahnya, ma‘nanya sama dengan lafal an. Allah s.w.t. menjelaskan yang demikian itu supaya janganlah (تَأْسَوْا) “kalian berduka cita” bersedih hati (عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَ لَا تَفْرَحُوْا) “terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu gembira” artinya gembira yang dibarengi dengan rasa takabbur, berbeda halnya dengan gembira yang dibarengi dengan rasa syukur atas ni‘mat (بِمَا آتَاكُمْ) “terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian” jika lafal ātākum dibaca panjang berarti ma‘nanya sama dengan lafal a‘thākum, artinya apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Jika dibaca pendek, yaitu atākum artinya, apa yang didatangkan-Nya kepada kalian. (وَ اللهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ) “Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong” dengan apa yang telah diberikan oleh Allah kepadanya (فَخُوْرٍ.) “lagi membanggakan diri” membangga-banggakannya terhadap orang lain.

الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَ يَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَ مَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ.

  1. (الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ) “Orang-orang yang kikir” tidak mau menunaikan apa yang telah diwajibkan atas mereka (وَ يَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ) “dan menyuruh manusia berbuat kikir” supaya jangan menunaikan kewajiban itu, maka bagi mereka ancaman yang keras dari Allah. (وَ مَنْ يَتَوَلَّ) “Dan barang siapa yang berpaling” dari menunaikan apa yang telah diwajibkan atasnya (فَإِنَّ اللهَ هُوَ) “maka sesungguhnya Allah Dialah” lafal huwa adalah dhamīr fashl, sedangkan menurut suatu qirā’at tanpa memakainya (الْغَنِيُّ) “Yang Maha Kaya” artinya tidak membutuhkan orang lain (الْحَمِيْدُ.) “lagi Maha Terpuji” terhadap kekasih-kekasihNya.

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَ أَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَ الْمِيْزَانَ لِيَقُوْمَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَ أَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَ مَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَ لِيَعْلَمَ اللهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَ رُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌ.

  1. (لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا) “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasūl-rasūl Kami” yaitu malaikat-malaikat-Nya kepada nabi-nabi (بِالْبَيِّنَاتِ) “dengan membawa bukti-bukti yang nyata” ḥujjah-ḥujjah yang jelas dan akurat (وَ أَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ) “dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitāb” lafal al-Kitāb ini sekalipun bentuknya mufrad tetapi ma‘na yang dimaksud adalah jama‘, ya‘ni al-kutub (وَ الْمِيْزَانَ) “dan neraca” ya‘ni keadilan (لِيَقُوْمَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَ أَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ) “supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi” maksudnya Kami keluarkan besi dari tempat-tempat penambangannya (فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ) “yang padanya terdapat kekuatan yang hebat” yakni dapat dipakai sebagai alat untuk berperang (وَ مَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَ لِيَعْلَمَ اللهُ) “dan berbagai manfaat bagi manusia, dan supaya Allah mengetahui” supaya Allah menampilkan; lafal wa liya‘lamallāhu di-‘athaf-kan pada lafal liyaqūman-nāsu (مَنْ يَنْصُرُهُ) “siapa yang menolong-Nya” maksudnya siapakah yang menolong agama-Nya dengan memakai alat-alat perang yang terbuat dari besi dan lain-lainnya itu (وَ رُسُلَهُ بِالْغَيْبِ) “dan rasūl-rasūl-Nya padahal Allah tidak dilihatnya” lafal bil-ghaibi menjadi hal atau kata keterangan keadaan dari dhamīr hā’ yang terdapat pada lafal yanshuruhu. Ya‘ni sekalipun Allah tidak terlihat oleh mereka di dunia ini. Ibnu ‘Abbās r.a. memberikan pena’wilannya, mereka menolong agama-Nya padahal mereka tidak melihat-Nya. (إِنَّ اللهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌ.) “Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa” artinya Dia tidak memerlukan pertolongan siapa pun, akan tetapi perbuatan itu manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang mengerjakannya.

وَ لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوْحًا وَ إِبْرَاهِيْمَ وَ جَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَ الْكِتَابَ فَمِنْهُمْ مُّهْتَدٍ وَ كَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُوْنَ.

  1. (وَ لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوْحًا وَ إِبْرَاهِيْمَ وَ جَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَ الْكِتَابَ) “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nūḥ dan Ibrāhīm dan Kami jadikan pada keturunan keduanya kenabian dan al-Kitāb” yaitu kitāb yang empat; Taurāt, Injīl, Zabūr dan al-Furqān. Kitab-kitab tersebut diturunkan kepada anak cucu Nabi Ibrāhīm (فَمِنْهُمْ مُّهْتَدٍ وَ كَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُوْنَ.) “maka di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang fāsiq”.

ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَ قَفَّيْنَا بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَ آتَيْنَاهُ الْإِنْجِيْلَ وَ جَعَلْنَا فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ رَأْفَةً وَ رَحْمَةً وَ رَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلَّا ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا فَآتَيْنَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْهُمْ أَجْرَهُمْ وَ كَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُوْنَ.

  1. (ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَ قَفَّيْنَا بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَ آتَيْنَاهُ الْإِنْجِيْلَ وَ جَعَلْنَا فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ رَأْفَةً وَ رَحْمَةً وَ رَهْبَانِيَّةً) “Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasūl-rasūl Kami dan Kami iringi pula dengan ‘Īsā putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injīl dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan kerahbaniyahan” ya‘ni tidak mau kawin dan hidup membaktikan diri di dalam gereja-gereja (ابْتَدَعُوْهَا) “yang mereka ada-adakan” oleh diri mereka sendiri (مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ) “padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka” Kami tidak memerintahkan hal itu kepada mereka (إِلَّا) “tetapi” melainkan mereka mengerjakannya (ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ) “untuk mencari keridhāan” demi mencari kerelaan (اللهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا) “Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya” karena kebanyakan di antara mereka meninggalkannya dan kafir kepada agama Nabi ‘Īsā, lalu mereka memasuki agama raja mereka. Akan tetapi masih banyak pula di antara mereka yang berpegang teguh kepada ajaran Nabi ‘Īsā, lalu mereka beriman kepada Nabi Muḥammad. (فَآتَيْنَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا) “Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman” kepada Nabi ‘Īsā (مِنْهُمْ أَجْرَهُمْ وَ كَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُوْنَ.) “di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fāsiq”.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَ آمِنُوْا بِرَسُوْلِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهِ وَ يَجْعَل لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهِ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ.

  1. (يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا) “Hai orang-orang yang beriman” kepada Nabi ‘Īsā (اتَّقُوا اللهَ وَ آمِنُوْا بِرَسُوْلِهِ) “bertaqwālah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasūl-Nya” kepada Nabi Muḥammad s.a.w. dan Nabi ‘Īsā (يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ) “niscaya Allah memberikan kepada kalian dua bagian” dua kali bagian (مِنْ رَّحْمَتِهِ) “dari rahmat-Nya” karena kalian telah beriman kepada dua nabi (وَ يَجْعَل لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهِ) “dan menjadikan untuk kalian cahaya yang dengan cahaya itu kalian dapat berjalan” di atas shirāth/jembatan (وَ يَغْفِرْ لَكُمْ وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ.) “dan Dia mengampuni kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

لِئَلَّا يَعْلَمَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَلَّا يَقْدِرُوْنَ عَلَى شَيْءٍ مِّنْ فَضْلِ اللهِ وَ أَنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَ اللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ.

029. (لِئَلَّا يَعْلَمَ) “Supaya diketahui” maksudnya Allah menerangkan hal tersebut kepada kalian, supaya diketahui (أَهْلُ الْكِتَابِ) “oleh ahli kitab” Taurāt yang tidak beriman kepada Nabi Muḥammad (أَ) “bahwaan di sini adalah bentuk takhfīf dari anna yang di-tasydīd-kan, artinya bahwasanya mereka (لَّا يَقْدِرُوْنَ عَلَى شَيْءٍ مِّنْ فَضْلِ اللهِ) “mereka tiada mendapat sedikit pun akan karunia Allah” berbeda dengan apa yang mereka duga, yaitu bahwasanya mereka adalah kekasih-kekasih Allah dan orang-orang yang mendapat keridhāan-Nya (وَ أَنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللهِ يُؤْتِيْهِ) “dan bahwasanya karunia itu berada di tangan kekuasaan Allah. Dia berikan karunia itu” ya‘ni Dia memberikannya (مَنْ يَشَاءُ) “kepada siapa yang dikehendaki-Nya” maka Dia memberikan karunia-Nya kepada orang-orang yang beriman di antara mereka, berupa pahala yang mereka terima sebanyak dua kali lipat, sebagaimana keterangan yang telah lalu. Yaitu karena beriman kepada dua nabi. (وَ اللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ.) “Dan Allah mempunyai karunia yang besar”.