Surah al-A’la 87 ~ Tafsir al-Jalalain

Dari Buku:
Tafsir Jalalain.
(Jilid 4. Dari Sūrat-uz-Zumar sampai Sūrat-un-Nās)
Oleh: Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

087

SŪRAT-AL-A‘LĀ

Makkiyyah, 19 ayat

Turun sesudah Sūrat-at-Takwīr.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى.

1. (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ) “Sucikanlah nama Rabbmu” maksudnya sucikanlah Dia dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya lafal Ismu adalah lafal Zā’id (الْأَعْلَى) “Yang Maha Tinggi” lafal al-A‘lā berkedudukan sebagai kata sifat bagi lafal Rabbika.

الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى.

2. (الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى.) “Yang menciptakan lalu menyempurnakan” ciptaan-Nya, yakni Dia menjadikan makhluk-Nya itu seimbang semua bagian-bagiannya dan tidak pincang atau berbeda-beda.

وَ الَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى.

3. (وَ الَّذِيْ قَدَّرَ) “Dan Yang menentukan” apa yang dikehendaki-Nya (فَهَدَى) “dan Yang memberi petunjuk” kepada apa yang telah ditentukan-Nya berupa amal kebaikan dan amal keburukan.

وَ الَّذِيْ أَخْرَجَ الْمَرْعَى.

4. (وَ الَّذِيْ أَخْرَجَ الْمَرْعَى.) “Dan Yang mengeluarkan rumput-rumputan” atau Yang menumbuhkan rumput-rumputan.

فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى.

5. (فَجَعَلَهُ) “Lalu dijadikan-Nya” sesudah rumput-rumputan itu hijau (غُثَاءً) “kering” yaitu menjadi layu dan kering (أَحْوَى) “kehitam-hitaman” kehitam-hitaman karena kering.

سَنُقْرِؤُكَ فَلَا تَنْسَى.

6. (سَنُقْرِؤُكَ) “Kami akan membacakan kepadamu” Al-Qur’an (فَلَا تَنْسَى) “maka kamu tidak akan lupa” apa yang kamu bacakan itu.

إِلَّا مَا شَاءَ اللهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَ مَا يَخْفَى.

7. (إِلَّا مَا شَاءَ اللهُ) “Kecuali kalau Allah menghendaki” kamu melupakannya karena bacaan dan hukumnya telah dinasakh. Sesungguhnya Nabi saw. selalu mengeraskan suara bacaannya mengikuti bacaan malaikat Jibril karena takut lupa. Seolah-olah dikatakan kepadanya, janganlah kamu tergesa-gesa membacanya, karena sesungguhnya kamu tidak akan lupa, karena itu janganlah kamu merepotkan dirimu dengan mengeraskan suaramu sewaktu kamu membacakannya. (إِنَّهُ) “Sesungguhnya Dia” yakni Allah swt. (يَعْلَمُ الْجَهْرَ) “mengetahui yang terang” maksudnya perkataan dan perbuatan yang terang-terangan (وَ مَا يَخْفَى) “dan yang tersembunyi” dari keduanya.

وَ نُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى.

8. (وَ نُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى.) “Dan Kami akan memudahkan kamu untuk menempuh jalan yang mudah” yakni syariat yang mudah, yaitu agama Islam.

فَذَكِّرْ إِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرَى.

9. (فَذَكِّرْ) “Oleh sebab itu berikanlah peringatan” dengan al-Qur’an (إِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرَى) “karena peringatan itu bermanfaat” maksudnya memberikan peringatan dengan hal-hal yang telah disebutkan pada firman-Nya, “Sayadzdzakkaru,” sekalipun peringatan itu tidak bermanfaat bagi sebagian di antara mereka, tetapi peringatan itu pasti bermanfaat bagi sebagian yang lainnya.

سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى.

10. (سَيَذَّكَّرُ) “Akan mendapat peringatan” dan pelajaran dari peringatan itu (مَنْ يَخْشَى) “orang yang takut” kepada Allah swt. sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain yaitu, firman-Nya, “Maka beri peringatanlah dengan al-Qur’an orang yang takut kepada ancaman-Ku.” (Q.S. Qāf, 45)

وَ يَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى.

11. (وَ يَتَجَنَّبُهَا) “Akan menjauhinya” yakni peringatan itu akan ditinggalkan dan diabaikan begitu saja (الْأَشْقَى) “orang yang celaka” yakni orang yang kafir.

الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى.

12. (الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى) “Yaitu orang yang akan memasuki api yang besar” yaitu api neraka; dan api dunia dinamakan api kecil.

ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَ لَا يَحْيَى.

13. (ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا) “Kemudian dia tidak mati di dalamnya” hingga ia dapat beristirahat (وَ لَا يَحْيَى) “dan tidak pula hidup” dengan kehidupan yang menyenangkan.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى.

14. (قَدْ أَفْلَحَ) “Sesungguhnya beruntunglah” atau mendapat keberuntungan (مَنْ تَزَكَّى) “orang yang membersihkan diri” dengan cara beriman.

وَ ذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى.

15. (وَ ذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ) “Dan dia ingat nama Rabbnya” seraya mengagungkan-Nya (فَصَلَّى) “lalu dia salat” maksudnya, mengerjakan salat lima waktu, hal ini merupakan perkara akhirat; akan tetapi orang-orang kafir Makkah berpaling daripadanya.

بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا.

16. (بَلْ تُؤْثِرُوْنَ) “Tetapi kamu sekalian lebih memilih” dapat dibaca Tu’tsirūna dan Yu’tsirūna (الْحَيَاةَ الدُّنْيَا) “kehidupan duniawi” daripada kehidupan ukhrawi.

وَ الْآخِرَةُ خَيْرٌ وَ أَبْقَى.

17. (وَ الْآخِرَةُ) “Sedangkan kehidupan akhirat” yang di dalamnya terdapat surga (خَيْرٌ وَ أَبْقَى) “adalah lebih baik dan lebih kekal.”

إِنَّ هذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُوْلَى.

18. (إِنَّ هذَا) “Sesungguhnya ini” maksudnya keberuntungan orang-orang yang membersihkan dirinya dengan beriman dan bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik (لَفِي الصُّحُفِ الْأُوْلَى) “benar-benar terdapat dalam kitab-kitab terdahulu” yang diturunkan sebelum al-Qur’an.

صُحُفِ إِبْرَاهِيْمَ وَ مُوْسَى

19. (صُحُفِ إِبْرَاهِيْمَ وَ مُوْسَى) “Yaitu Kitab-kitab Ibrāhīm dan Mūsā” sepuluh shuḥuf bagi Nabi Ibrāhīm, dan satu shuḥuf bagi Nabi Mūsā, yaitu kitab Taurat.

 

ASBĀB-UN-NUZŪL

SŪRAT-UL-A‘LĀ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

Imām Thabrānī telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ibnu ‘Abbās r.a. yang telah menceritakan, bahwa Nabi s.a.w. apabila kedatangan malaikat Jibril membawa wahyu, maka sebelum Malaikat Jibril selesai menyampaikan wahyu-Nya, Nabi s.a.w. telah mulai membacanya dari awal, karena khawatir lupa. Maka Allah menurunkan firman-Nya:

Kami akan membacakan kepadamu maka kamu tidak akan lupa” (87, al-A‘lā, 6).

Di dalam sanad hadits ini terdapat Juwaibir yang dikenal sebagai perawi yang amat Dha‘īf atau amat lemah.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *