بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Imam Ibnu Mundzir telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ibnu Juraij yang telah menceritakan, bahwa orang-orang musyrik selalu mengatakan kepada Nabi s.a.w. bahwa Nabi itu adalah orang gila. Kemudian di kesempatan lain, mereka menamakannya sebagai syaithān. Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya:
“Berkat ni‘mat Rabbmu, kamu (Muḥammad) sekali-kali bukan orang gila.” (QS. al-Qalam [68]: 2).
Imām Abū Na‘īm di dalam kitab ad-Dalā’il-nya dan Imām Wāḥidī, keduanya telah mengetenghakan sebuah hadits dengan sanad yang diriwayatkan oleh Siti ‘Ā’isyah r.a. Bahwasanya Siti ‘Ā’isyah r.a. telah berkata: “Tiada seseorang pun yang lebih baik akhlāq-nya daripada Rasūlullāh s.a.w. Tiada seorang pun di antara sahabat-sahabat dan keluarganya yang memanggilnya, melainkan beliau menjawab: Labbaika (aku penuhi panggilanmu). Berkenaan dengan hal tersebutlah ayat berikut ini diturunkan, yaitu firman-Nya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-Qalam [68]: 4).
Imām Ibnu Abī Ḥātim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui as-Suddī sehubungan dengan firman-Nya:
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina.” (QS. al-Qalam [68]: 10).
As-Suddī mengatakan: bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan al-Akhnas ibnu Syuraiq.
Imām Ibnu Mundzir telah mengetengahkan sebuah hadits yang serupa melalui al-Kalbī.
Imām Ibnu Abī Ḥātim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Mujāhid yang telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan al-Aswad ibnu Abī Yaghūts.
Imām Ibnu Jarīr telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ibnu ‘Abbās r.a. yang telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Nabi s.a.w. yaitu firman-Nya:
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah (hasutan).” (QS. al-Qalam [68]: 11-12).
Kami (para sahabat) masih belum mengenal siapakah orang yang dimaksud atau ciri-cirinya, sehingga tatkala pula ayat ini, yaitu firman-Nya:
“yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya.” (QS. al-Qalam [68]: 13).
Maka kini kami mengenal ciri-ciri orang itu, yaitu keluar dari mulutnya embikan sebagaimana embikan kambing.
Imām Ibnu Abī Ḥātim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ibnu Juraij, bahwasanya Abū Jahal telah mengatakan sewaktu dalam perang Badar: “Tangkaplah mereka (kaum Muslimīn) hidup-hidup, kemudian ikatlah mereka, dan janganlah sekali-kali kalian membunuh seseorang di antara mereka.” Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikīn Makkah) sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun.” (QS. al-Qalam [68]: 17).
Abū Jahal mengatakan: bahwa tentara mereka mampu mengalahkan tentara kaum Muslimīn, sebagaimana pemilik kebun mempunyai kemampuan untuk memetik hasilnya.