Hati Senang

Asbab-un-Nuzul Surah al-Munafiqun ~ Tafsir al-Jalalain

Tafsir Jalalain | Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi

Dari Buku:
Tafsir Jalalain.
(Jilid 4. Dari Sūrat-uz-Zumar sampai Sūrat-un-Nās)
Oleh: Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi

Penerjemah: Bahrun Abu Bakar L.C.
Penerbit: Sinar Baru Algensindo Bandung

ASBĀB-UN-NUZŪL
SŪRAT-(AL-MUNĀFIQŪN)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

Imām Ibnu Jarīr telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Qatādah yang telah menceritakan, bahwa pada suatu hari dikatakan kepada ‘Abdullāh ibnu Ubay: “Seandainya saja kamu datang menghadap Rasūlullāh s.a.w. agar dia memintakan ampunan bagimu.” ‘Abdullāh memalingkan mukanya, lalu turunlah ayat ini sehubungan dengan peristiwa ini yaitu, firman-Nya:

Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah (beriman), agar Rasūlullāh memintakan ampunan bagi kalian…..” (Q.S. al-Munāfiqūn [63]: 5).

Imām Ibn-ul-Mundzir pun telah mengetengahkan hadits yang serupa melalui ‘Ikrimah.

Imām Ibn-ul-Mundzir pun telah mengetengahkan sebuah hadits melalui ‘Urwah yang telah menceritakan, bahwa setelah ayat ini diturunkan yaitu, firman-Nya:

apakah kamu memintakan ampunan bagi mereka atau kamu tidak memintakan ampunan bagi mereka. Sekalipun kamu memintakan ampunan bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah tidak sekali-kali akan mengampuni mereka.” (QS. at-Taubah [9]: 80).

Lalu Nabi s.a.w. bersabda: “Kalau begitu, benar-benar aku akan (memintakan ampunan bagi mereka) lebih dari tujuh puluh kali.” Maka Allah menurunkan firman-Nya:

Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan bagi mereka atau kamu tidak memintakan ampunan bagi mereka....” (QS. al-Munāfiqūn [63]: 6).

Imām Ibn-ul-Mundzir pun telah mengetengahkan pula hadits yang serupa melalui Mujāhid dan Qatādah.

Imām Ibn-ul-Mundzir pun telah mengetengahkan pula hadits ini hanya kali ini ia mengetengahkannya melalui jalur al-Aufī yang bersumber dari Ibnu ‘Abbās r.a. Ibnu ‘Abbās r.a. telah menceritakan, bahwa setelah ayat Barā’ah ya‘ni ayat surat at-Taubah diturunkan, Nabi s.a.w. bersabda: “Akan tetapi aku mempunyai pemahaman, bahwasanya aku telah diberi kemurahan untuk memintakan ampunan buat mereka. Demi Allah, aku benar-benar akan memohonkan ampunan lebih dari tujuh puluh kali buat mereka.” Lalu turunlah ayat ini.

Imām Bukhāri telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Zaid ibnu Arqam r.a. yang telah menceritakan, aku mendengar ‘Abdullāh ibnu Ubay berkata kepada teman-temannya: “Janganlah kalian memberikan nafkah kepada orang-orang yang berada di sisi Rasūlullāh, hingga mereka bubar daripadanya. Sesunggguhnya jika kita kembali ke Madīnah, niscaya orang-orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya.” Lalu aku ceritakan perkataan itu kepada pamanku, maka pamanku pun segera melaporkannya kepada Nabi s.a.w. Maka Nabi s.a.w. memanggilku, lalu aku ceritakan hal tersebut kepadanya secara langsung.

Kemudian Rasūlullāh s.a.w. mengirimkan utusan kepadaku, lalu utusan itu membacakan ayat di atas, lalu ia berkata: “Sesungguhnya Allah telah membenarkan kamu.” Hadits ini mempunyai jalur periwayatan yang cukup banyak, semuanya diketengahkan dengan melalui Zaid ibnu Arqam r.a. Dan pada sebagian riwayat itu disebutkan, bahwa hal ini terjadi pada masa perang Tabūk, dan ayat ini diturunkan pada malam hari.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.