بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Imām Nasā’ī dan Imām Ibnu Abī Ḥātim, keduanya telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ibnu ‘Abbās r.a. sehubungan dengan firman-Nya:
“Seseorang telah meminta” ….. (QS. al-Ma‘ārij [70]: 1).
Ibnu ‘Abbās r.a. mengatakan, bahwa orang yang meminta agar ‘adzab diturunkan ialah an-Nadhr ibn-ul-Ḥārits. An-Nadhr telah mengatakan: “Ya Allah, seandainya al-Qur’ān ini adalah benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit.”
Imām Ibnu Abī Ḥātim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui as-Suddi, sehubungan dengan firman-Nya:
“Seseorang telah meminta” ….. (QS. al-Ma‘ārij [70]: 1).
As-Suddi telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan di Makkah berkenaan dengan peristiwa an-Nadhr ibn-ul-Ḥārits, karena sesungguhnya ia telah mengatakan, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:
“Ya Allah, jika betul (al-Qur’ān) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau...” (QS. al-Anfāl [8] 32).
‘Adzab yang dimintanya itu menimpanya pada waktu perang Badar (yakni dia mati terbunuh).
Imām Ibn-ul-Mundzir telah mengetengahkan sebuah hadits melalui al-Ḥasan yang menceritakan, bahwa ayat ini, yaitu firman-Nya:
“Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa.” (QS. al-Ma‘ārij [70]: 1).
Orang-orang (yakni para sahabat) mengatakan: “Kepada siapakah ‘adzab itu akan menimpa?” Maka kembali Allah menurunkan firman-Nya yang lain yaitu:
– akan menimpa – orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya” (QS. al-Ma‘ārij [70]: 2).