ASBĀB-UN-NUZŪL
SŪRAT-UL-INSĀN
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Imām Ibn-ul-Mundzir telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Ibnu Jarīr, sehubungan dengan firman-Nya:
…… dan orang yang ditawan. (al-Insān [76]: 8).
Ibnu Jarīr mengatakan, Nabi s.a.w. tidak pernah menawan orang-orang yang telah memeluk agama Islam. Akan tetapi ayat ini diturunkan berkenaan dengan para tawanan yang terdiri dari orang-orang musyrik yang dahulu pernah menyiksa orang-orang yang beriman, kemudian turunlah ayat ini, dan bahwasanya Nabi s.a.w. selalu menganjurkan orang-orang mu’min supaya memperlakukan mereka dengan baik.
Imām Ibn-ul-Mundzir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui ‘Ikrimah yang telah menceritakan, bahwa pada suatu hari ‘Umar ibn-ul-Khaththāb masuk ke dalam rumah Nabi s.a.w. yang pada saat itu sedang tidur di atas tikar yang terbuat dari pelepah daun kurma. Tikar itu benar-benar telah meninggalkan bekas pada lambung Nabi s.a.w. Pemandangan ini membuat ‘Umar r.a. menangis karenanya.
Lalu Nabi s.a.w. bertanya: “Apakah gerangan yang menyebabkan kamu menangis?” ‘Umar r.a. menjawab: “Aku ingat tentang keadaan Kisra dan kerajaannya; Hurmuz dan kerajaannya; raja Habsyah dengan kerajaannya, sedangkan engkau utusan Allah berada di atas tikar dari pelepah daun kurma.”
Rasūlullāh s.a.w. menjawab: “Tidakkah kamu rela, bahwasanya bagi mereka kehidupan dunia, sedangkan bagi kami kehidupan akhirat?” Lalu Allah menurunkan firman-Nya:
Dan apabila engkau melihat di sana (surga), niscaya engkau akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. (al-Insān [76]: 20)
‘Abd-ur-Razzāq, Ibnu Jarīr dan Ibn-ul-Mundzir, ketiga-tiganya telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Qatādah, bahwa dia telah mendengar suatu berita, bahwa pada suatu hari Abū Jahal berkata: “Sungguh, jika aku melihat Muḥammad sedang mengerjakan shalat, bener-benar aku akan menginjak lehernya.” Maka Allah menurunkan firman-Nya:
dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka. (al-Insān [76]: 24)