014 Manusia Terdiri Dari Roh Dan Tubuh Serta Jiwa – Pancaran Spiritual – al-Qunawi

PANCARAN SPIRITUAL
TELAAH 40 HADITS SUFISTIK

(Diterjemahkan dari: Syarḥ-ul-Arba‘īna Ḥadītsan)
Oleh: SHADR-UD-DĪN Al-QUNĀWĪ

Penerjemah: Irwan Kurniawan
Penerbit: PT LENTERA BASRITAMA

HADITS KEEMPAT BELAS

(Manusia Terdiri dari Roh, Tubuh dan Jiwa)

 

Diriwayatkan bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Tidak ada di antara pasukan yang berperang di jalan Allah, lalu mereka selamat dan memperoleh harta rampasan perang (ghanīmah) kecuali disegerakan dua pertiga pahalanya. Dan tidak ada di antara pasukan yang gagal, takut, dan menderita kekalahan kecuali disempurnakan pahala mereka.” (11).

Penyingkapan Rahasia dan Penjelasan Maknanya.

Ketahuilah bahwa yang dinamakan manusia dalam pengertian umum adalah kumpulan jisim alaminya (jasmaninya), nafsu hewaninya, dan rohnya yang mengatur rangkanya. Maka setiap perbuatan yang muncul adalah dari semua hal tersebut. Karena, masing-masing dari tiga hal itu memiliki andil dan bagian dalam perbuatan.

Ketika seorang mujahid di jalan Allah memperoleh harta rampasan perang dan keselamatan, maka dia telah memperoleh bagian jasmaninya (fisiknya). Itu adalah yang dimanfaatkannya berupa makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Nafsu hewannya pun mendapat apa yang diperolehnya berupa kelezatan kemenangan atas musuh, melakukan pembalasan terhadapnya, dan sebagainya berupa keuntungan-keuntungan hewani. Maka tidak tersisa baginya selain yang dikhususkan bagi rohnya yang berpisah dari badannya sebagai balasan dari keimanannya, dan niat serta maksud yang benar berupa permusuhan (terhadap musuh) yang dilakukannya untuk mencari ridha Allah, kecintaan untuk meninggikan kalimat-Nya, menundukkan musuh-Nya, dan melaksanakan perintah-Nya.

Ketika dia selamat dan memperoleh harta rampasan perang, dia tidak memperoleh dari jihadnya bagian rohnya kecuali bila dia menghadirkan dalam dirinya kebenaran janji al-Ḥaqq yang mengabarkan hal itu. Itu merupakan hal yang menyertai setiap orang yang beriman. Maka jelaslah apa yang saya telah sebutkan bagi setiap orang yang mengamati bahwa pahala para mujahid terbagi – sebagaimana kami telah tunjukkan – ke dalam tiga bagian. Selain itu, orang-orang yang selamat dan memperoleh harta rampasan di antara mereka, telah disegerakan dua pertiga pahala mereka. Maksudnya, dua bagian dari tiga bagian. Kedua bagian itu merupakan bagian jasmaninya dan bagian nafsu hewaninya. Tersisa bagi mereka bagian roh mereka yang tersimpan di akhirat, berbeda dengan pasukan yang gagal dan mengalami kekalahan.

Karena itu, beliau s.a.w. bersabda: “Disempurnakan pahala mereka.” Ingatlah rahasia-rahasia yang terpendam di dalam isyarat-isyarat kenabian, maka engkau tahu bahwa beliau s.a.w. itu “tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.” (QS. an-Najm: 3). Selain itu, engkau akan tahu bahwa isyarat-isyaratnya meliputi pokok-pokok ilmu. Orang yang Allah tidak tampakkan padanya ilmu tersebut bukanlah termasuk para pewarisnya dan bukan pula termasuk orang-orang yang mengetahui syariatnya. Melainkan dia hanya pemelihara dan penukil bentul-bentuk hukum lahir syariatnya tanpa mengetahui maksudnya, rahasia pemberlakuannya, dan kandungannya berupa ilmu dan hikmah. Maka pahami dan renungkanlah.

Wal-ḥamdu lillāh.

Catatan:

  1. 1). Diriwayatkan oleh Muslim di dalam bab al-Imārah, hal. 153-154; Abū Dāūd di dalam bab al-Jihād, hal. 13; an-Nasā’ī di dalam bab al-Jihād, hal. 15; Ibn Mājah di dalam bab al-Jihād, hal. 13; dan Ibn Ḥanbal, II/169.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *