003 Setiap Gambar Memiliki Roh – Pancaran Spiritual – al-Qunawi

PANCARAN SPIRITUAL
TELAAH 40 HADITS SUFISTIK

(Diterjemahkan dari: Syarḥ-ul-Arba‘īna Ḥadītsan)
Oleh: SHADR-UD-DĪN Al-QUNĀWĪ

Penerjemah: Irwan Kurniawan
Penerbit: PT LENTERA BASRITAMA

HADITS KETIGA

(Setiap Gambar Memiliki Roh)

 

Dari Rifā‘ah bin Rāfi‘ (1): “Kami melakukan shalat bersama Rasūlullāh s.a.w. Maka ketika beliau mengangkat kepalanya (berdiri) dari ruku‘, beliau membaca: “Sami‘allāhu li man ḥamidahu” (Allah mendengar orang yang memuji-Nya). Maka seseorang yang berada di belakangnya mengucapkan: “Rabbana lak-al-ḥamd ḥamdan thayyiban mubārakan fīhi” (Tuhan kami, milik-Mu segala pujian sebagai pujian yang baik dan diberkati). Setelah selesai shalat, beliau bertanya: “Siapakah yang membaca doa tadi?” Orang itu menjawab: “Saya”. Selanjutnya Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Aku melihat 33 malaikat saling mendahului untuk menuliskannya.” (2).

 

Penyingkapan Rahasia dan Penjelasan Maknanya.

Ketahuilah, bahwa syariat dan penyingkapan (kasyf) menegaskan bahwa tidak ada gambar yang tidak memiliki roh. Kadang-kadang jejak roh itu tersembunyi di dalam gambar (bentuk) dalam kaitannya dengan kebanyakan manusia. Kadang-kadang pula jejak roh itu tampak kalau roh gambar itu menjadi kuat dengan materi yang berhubungan dengan roh lain. Teks-teks syariat menyebutkan hal itu berulang-ulang di dalam al-Qur’ān dan sunnah. Jika engkau tahu ini, maka ketahuilah bahwa gambaran-gambaran dari perbuatan dan perkataan adalah jasad yang tidak naik dan juga tidak tetap kecuali dengan roh-rohnya yang menyertainya. Gambaran-gambaran itu juga dikuatkan dengan roh-roh pelaku perbuatan itu. Niat dan keinginan mereka mengikuti ilmu dan keyakinan mereka yang shaḥīḥ dan selaras dengan apa yang diperintahkan berupa huruf-huruf dan kata-kata menurut materi dan susunan, khususnya yang muncul dari roh-rohnya dengan perantaraan bentuk-bentuk pelafalan dan penulisan. Ke-shaḥīḥ-an hal itu dipersaksikan oleh para nabi dan para wali melalui kesaksian yang tak dapat dibantah dan pengalaman yang berulang-ulang.

Jika ini telah jelas, maka ketahuilah bahwa rahasia sabda Rasūlullāh s.a.w. dalam hadits ini: “Aku telah melihat tiga puluh lebih (bidh‘) malaikat berlomba-lomba menuliskannya,” yaitu bahwa sekumpulan huruf dari perkataan yang disebutkan orang itu di belakang Nabi s.a.w. yaitu 33 huruf, masing-masing huruf memiliki roh yang memberikan penegas dan pengekal bentuk-bentuk yang dituturkan. Dengan roh-roh itu, gambaran-gambaran tersebut menjadi kekal. Penegasan, kecenderungan diri, dan keinginan para pelaku yang berdasarkan ilmu dan keyakinan mereka terangkat dan mencapai tujuan keinginan mereka. Pahamilah rahasia sabdanya ini: “Aku telah melihat tiga puluh lebih malaikat berlomba-lomba menuliskannya.” Bilangan bidh‘ yang pertama adalah tiga dan yang terakhir adalah sembilan. Maka kajilah, niscaya engkau mendapat bimbingan, in syā’ Allāh s.w.t.

 

Catatan:

1). Rifā‘ah bin Rāfi‘ adalah seorang sahabat. Nama lengkapnya adalah Rifā‘ah bin Rāfi‘ bin Mālik bin al-Ḥārits al-Ḥalabī. Bapaknya, Rāfi‘ bin Mālik, adalah salah seorang dari dua belas panglima yang memimpin Perang ‘Aqabah bersama tujuh puluh orang Anshār. Rifā‘ah ikut terlibat dalam Perang Khandaq dan seluruh peperangan bersama Rasūlullāh s.a.w. Dia wafat pada awal kekhalifahan Mu‘āwiyah bin Abī Sufyān. Lihat kitab ath-Thabaqāt-ul-Kubrā karya Ibn Sa‘ad (Beirut: 1967), jilid III, hal. 596-597.

2). Diriwayatkan oleh al-Bukhārī di dalam bab al-Adzān, hal 126 dan Ibn Ḥanbal, III/158.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *