Mustadrak 38 Dakwah Kepada Islam Sebelum Peperangan (2/3)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 17

38 – حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ الْعَدْلُ، ثَنَا هِشَامُ بْنُ عَلِيٍّ السِّيرَافِيُّ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ رَجَاءٍ، ثَنَا سَعِيْدُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي الْحُسَامِ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ، سَمِعَ رَبِيْعَةَ بْنَ عَبَّادٍ الدُّؤَلِيَّ يَقُوْلُ: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – بِمِنًى فِيْ مَنَازِلِهِمْ قَبْلَ أَنْ يُهَاجِرَ إِلَى الْمَدِيْنَةِ، يَقُوْلُ: “يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوْهُ وَ لَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا”. قَالَ: وَ وَرَاءَهُ رَجُلٌ، يَقُوْلُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ هذَا يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَتْرُكُوْا دَيْنَ آبَائِكُمْ، فَسَأَلْتُ مَنْ هذَا الرَّجُلُ؟ قِيْلَ: أَبُوْ لَهَبٍ.

[ص: 165] هذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَ رُوَاتُهُ عَنْ آخِرِهِمْ ثِقَاتٌ أَثْبَاتٌ، وَ لَعَلَّهُمَا أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا وَهِمَ أَنَّ رَبِيْعَةَ بْنَ عَبَّادٍ لَيْسَ لَهُ رَاوٍ غَيْرُ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، وَ قَدْ رَوَى عَنْهُ أَبُو الزِّنَادِ عَبْدُ اللهِ بْنُ ذَكْوَانَ هذَا الْحَدِيْثَ بِعَيْنِهِ.

38/38. ‘Alī bin Ḥamsyād al-‘Adl menceritakan kepada kami, Hisyām bin ‘Alī as-Sīrāfī menceritakan kepada kami, ‘Abdullāh bin Rajā’ menceritakan kepada kami, Sa‘īd bin Salamah menceritakan kepada kami dari Abul-Ḥusām, Muḥammad bin al-Munkadir menceritakan kepada kami, bahwa dia pernah mendengar Rabī‘ah bin ‘Abbād ad-Du’alī, dia berkata: “Aku pernah melihat Rasūlullāh s.a.w. berkhuthbah di rumah-rumah mereka di Mina sebelum beliau hijrah ke Madinah: “Wahai kalian semua, sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun.” Ternyata di belakangnya ada seorang laki-laki yang berkata: “Wahai kalian semua, sesungguhnya orang ini bermaksud menyuruh kalian agar meninggalkan agama nenek moyang kalian.” Aku pun bertanya: “Siapakah orang ini?” Ada yang menjawab: “Abū Lahab.” (981).

Hadits ini shaḥīḥ sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim. Para periwayatnya dari yang terakhir tsiqāh tsabāt. Barangkali keduanya atau salah seorang dari keduanya meragukan bahwa Rabi‘ah bin ‘Abbad tidak memiliki periwayat selain Muḥammad bin al-Munkadir. Abuz-Zinād ‘Abdullāh bin Dzakwān meriwayatkan hadits ini darinya dengan redaksi yang serupa.

Catatan:

  1. (98). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Hadits ini sesuai syarat al-Bukhārī dan Muslim.”

    Lih. Musnadu Aḥmad-abni Ḥanbal (3/492); al-Mu‘jam-ul-Kabīr karya ath-Thabrānī (5/56-57 dan 8/376); Sunan-ud-Dāraquthnī (3/45); Marwārid-uzh-Zham‘ān (no. 1682); dan Dalā’il-un-Nubuwwah karya al-Baihaqī (5/380).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *