Mustadrak 39 Dakwah Kepada Islam Sebelum Peperangan (3/3)

Al-MUSTADRAK
(Judul Asli: Al-Mustadraku ‘alash-Shahihain)
Oleh: Imam al-Hakim

Penerjemah: Ali Murtadho
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Mustadrak Kitab 1 Bab 17

39 – أَخْبَرَنَا أَبُوْ مُحَمَّدٍ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ حَمْدَانَ الْجَلَّابُ، بِهَمْدَانَ، ثَنَا أَبُوْ حَاتِمٍ الرَّازِيُّ، ثَنَا سَعِيْدُ بْنُ أَبِيْ مَرْيَمَ، ثَنَا ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ، أَخْبَرَنِيْ أَبِيْ، حَدَّثَنِيْ رَبِيْعَةُ بْنُ عَبَّادٍ الدُّؤَلِيُّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ – فِي الْجَاهِلِيَّةِ بِسُوْقِ ذِي الْمَجَازِ وَ هُوَ يَقُوْلُ: “يَا أَيُّهَا النَّاسُ، قُوْلُوْا لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ تُفْلِحُوْا”

قَالَ: يُرَدِّدُهَا مِرَارًا وَ النَّاسُ مُجْتَمِعُوْنَ عَلَيْهِ يَتَّبِعُوْنَهُ، وَ إِذَا وَرَاءَهُ رَجُلٌ أَحْوَلُ ذُوْ غَدِيْرَتَيْنِ وَضِيْءُ الْوَجْهِ يَقُوْلُ: إِنَّهُ صَابِئٌ كَاذِبٌ، فَسَأَلْتُ: مَنْ هذَا؟ فَقَالُوْا: عَمُّهُ أَبُوْ لَهَبٍ

وَ إِنَّمَا اسْتَشْهَدْتُ بِعَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ أَبِي الزِّنَادِ اقْتِدَاءً بِهِمَا، فَقَدِ اسْتَشْهَدَا جَمِيْعًا بِهِ.

39/39. Abū Muḥammad ‘Abd-ur-Raḥmān bin Ḥamdān al-Jallāb mengabarkan kepada kami di Hamdān, Abū Ḥātim ar-Rāzī menceritakan kepada kami, Sa‘īd bin Abī Maryam menceritakan kepada kami, Ibnu Abiz-Zinād menceritakan kepada kami, ayahku mengabarkan kepadaku, Rabī‘ah bin ‘Abbād ad-Du’alī menceritakan kepadaku, dia berkata: Aku pernah melihat Rasūlullāh s.a.w. di pasar Dzil Majāz pada masa Jahiliyah. Beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, ucapkanlah “Lā ilāha illallāh”, maka kalian akan beruntung.

Rabī‘ah berkata: Beliau mengulanginya berkali-kali, sehingga orang-orang berkumpul dan mengikuti beliau. Ternyata di belakangnya ada seorang laki-laki juling yang mempunyai dua jalinan rambut dan bersih wajahnya, dia berkata: “Sesungguhnya dia seorang shābi’ (orang yang keluar dari agama Qurais) dan pendusta.” Aku pun bertanya: “Siapakah orang ini?” Mereka menjawab: “Pamannya, Abū Lahab.” (991).

Aku mengambil syāhid dengan ‘Abd-ur-Raḥmān bin Abuz-Zinād karena mengikuti keduanya yang juga mengambil syāhid dengannya.

Catatan:

  1. (99). Adz-Dzahabī berkata dalam at-Talkhīsh: “Aku mengambil saksi (ḥujjah) dengan Ibnu Abiz-Zinād karena mereka juga mengambil saksi (ḥujjah) dengannya”.

    Lih. Hadits no. 38.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *