MATAN
وَ أَقْسَامُهُ أَرْبَعَةٌ: رَفْعٌ وَ نَصْبٌ وَ خَفْضٌ وَ جَزْمٌ.
فَلِلْأَسْمَاءِ مِنْ ذلِكَ الرَّفْعُ وَ النَّصْبُ وَ الْخَفْضُ وَ لَا جَزْمَ فِيْهَا
وَ لِلْأَفْعَالِ مِنْ ذلِكَ الرَّفْعُ وَ النَّصْبُ وَ الْجَزْمُ وَ لَا خَفْضَ فِيْهَا.
“I‘rāb terdiri dari empat macam: rafa‘, nashab, khafadh, dan jazm. Dari empat perubahan ini yang terjadi pada isim adalah rafa‘, nashab, dan khafadh, dan tidak ada jazm pada isim; sedangkan yang terjadi pada fi‘il adalah yaitu rafa‘, nashab dan jazm, dan tidak ada khafadh (jarr) pada fi‘il.”
SYARAH
Macam i‘rāb yang terjadi pada isim dan fi‘il ada empat, yaitu rafa‘, nashab, khafadh, dan jazm. Masing-masing kata ini memiliki makna menurut bahasa dan istilah ahli nahwu.
1. Rafa‘ (الرَّفْعُ).
Menurut etimologi, rafa‘ berarti (الْعُلُوُّ) tinggi dan (الْاِرْتِفَاعُ) di atas. Menurut terminologi ahli nahwu, rafa‘ berarti perubahan khusus yang ditandai dengan harakat dhammah atau tanda lain yang menggantikannya. Pada bab berikutnya akan kita lihat tanda-tanda apa saja yang bisa menggantikan dhammah. I‘rāb rafa‘ terjadi pada isim dan fi‘il. Contoh:
(يُقُوْمُ عَلِيٌّ) – ‘Alī sedang berdiri.
(يَصْدَحُ الْبُلْبُلُ) – Burung bulbul itu sedang berkicau.
2. Nashab (النَّصْبُ).
Menurut etimologi, nashab berarti (الْاِسْتِوَاءُ) tegak dan (الْاِسْتِقَامَةُ) lurus. Menurut terminologi ahli nahwu, nashab berarti perubahan khusus yang ditandai dengan harakat fatḥah atau tanda-tanda lain yang menggantikannya. I‘rāb nashab terjadi pada isim dan fi‘il. Contoh:
(لَنْ أَحِبَّ الْكَسَلَ) – Saya tidak menyukai kemalasan.
3. Khafadh (الْخَفْضُ).
Menurut etimologi, khafadh berarti (التَّسَفُّلُ) rendah/di bawah). Menurut terminologi ahli nahwu, khafadh berarti perubahan khusus yang ditandai dengan harakat kasrah atau tanda-tanda lain yang menggantikannya. I‘rāb khafadh hanya terjadi pada isim. Contoh:
(تَأَلَّمْتُ مِنَ الْكَسُوْلِ) – Saya merasa sakit karena orang-orang yang malas.
4. Jazm (الْجَزْمُ).
Menurut etimologi, jazm berarti (الْقَطْعُ) memutuskan/memisahkan. Menurut terminologi ahli nahwu, jazm berarti perubahan khusus yang ditandai dengan harakat sukūn atau tanda-tanda lain yang menggantikannya. I‘rāb jazm hanya terjadi pada fi‘il mudhāri‘. Contoh:
(لَمْ يَفُزْ مُتَكَاسِلٌ) – Orang yang bermalas-malasan tidak akan meraih keberhasilan.
Para pembaca telah mengetahui bahwa i‘rāb terbagi menjadi tiga (3) bagian. Pertama, bagian yang bisa masuk pada isim dan fi‘il yaitu i‘rāb rafa‘ dan nashab. Kedua, bagian yang khusus bagi isim yaitu i‘rāb khafadh. Ketiga, bagian yang khusus masuk pada fi‘il yaitu i‘rāb jazm.
Pertanyaan: