I’rab Isim Mutsanna – Ilmu Nahwu Tuhfat-us-Saniyah

Dari Buku:
Ilmu Nahwu Terjemah Tuhfat-us-Saniyah
(Judul Asli: Tuḥfat-us-Saniyati Syarḥu Muqaddimat-il-Ajurrumiyyah)
Oleh: Muhammad Muhyidin ‘Abdul Hamid
Penerjemah: Muhammad Taqdir
Penerbit: Media Hidayah

Rangkaian Pos: Mu‘rabat (Kata-kata yang Mu‘rab/Di-i‘rab) - Ilmu Nahwu Tuhfat-us-Saniyah

I‘rāb Isim Mutsannā

 

MATAN

فَأَمَّا التَّثْنِيَةُ فَتُرْفَعُ بِالْأَلِفِ وَ تُنْصَبُ وَ تُخْفَضُ بِالْيَاءِ

Tatsniyah (isim mutsannā) di-rafa‘-kan dengan ḥurūf alif, di-nashab-kan dan di-jarr-kan dengan ḥurūf yā’.”

 

SYARAH

Jenis pertama dari kata-kata yang di-i‘rāb dengan ḥurūf adalah isim tatsniyah, yaitu isim mutsannā sebagaimana yang telah anda ketahui. Anda telah mengetahui definisi mutsannā dalam penjelasan yang telah lewat. Hukumnya adalah di-rafa‘-kan dengan ḥurūf alif sebagai pengganti dhammah; di-nashab-kan dan di-jarr-kan dengan ḥurūf yā’, dengan huruf sebelum yā’ di-fatḥah atau kasrah. Nūn yang bersambung dengan alif atau yā’ adalah pengganti tanwīn yang terdapat pada bentuk tunggalnya (mufrad). Nūn ini hanya dihilangkan tatkala isim mutsannā di-idhāfah-kan pada isim lain.

Contoh isim mutsannā dalam keadaan marfū‘:

(حَضَرَ الْقَاضِيَانِ) – Dua hakim itu telah hadir.

(قَالَ رَجُلَانِ) – Kedua lelaki telah berkata.

Kata (الْقَاضِيَانِ) dan (رَجُلَانِ) ber-i‘rāb marfū‘ karena keduanya berkedudukan sebagai fā‘il. Tanda rafa‘-nya adalah ḥurūf alif sebagai pengganti dhammah karena kedua isim tersebut adalah isim mutsannā. Adapun nūn pada kata-kata itu berfungsi sebagai ‘iwadh (pengganti) tanwīn yang terdapat pada bentuk tunggalnya (mufrad).

Contoh isim mutsannā yang manshūb:

(أُحِبُّ الْمُؤَدَّبَيْنِ وَ أَكْرَهُ الْمُتَكَاسِلَيْنِ) – Saya suka dua orang yang santun itu dan saya benci dua orang yang bermalas-malasan itu.

Kata (الْمُؤَدَّبَيْنِ) dan (الْمُتَكَاسِلَيْنِ) ber-i‘rāb manshūb karena kedua kata berkedudukan sebagai maf‘ūl bihi. Tanda nashab-nya adalah ḥurūf yā’, dengan huruf sebelumnya ber-ḥarakāt fatḥah dan huruf setelahnya ber-ḥarakāt kasrah. Hal ini dikarenakan keduanya adalah isim mutsannā. Ḥurūf nūn pada akhir kedua kata tersebut adalah ‘iwadh (pengganti) tanwīn yang terdapat pada isim mufrad kedua kata itu.

Contoh isim mutsannā yang majrūr:

(نَظَرْتُ إِلَى الْفَارِسَيْنِ عَلَى الْفَرَسَيْنِ) – Saya melihat dua joki itu yang sedang berada di atas kedua kuda itu.

Kata (الْفَارِسَيْنِ) dan (الْفَرَسَيْنِ) ber-i‘rāb majrūr karena ḥurūf jarr masuk pada keduanya. Tanda jarr-nya adalah ḥurūf yā’, dengan huruf sebelumnya ber-ḥarakāt fatḥah dan huruf setelahnya ber-ḥarakāt kasrah, karena kedua kata tersebut adalah isim mutsannā. Adapun ḥurūf nūn (pada kedua kata tersebut) adalah ‘iwadh (pengganti) tanwīn yang terdapat pada isim mufrad-nya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *