Suratu Quraisy 106 ~ Tafsir as-Sa’di

TAFSĪR AL-QUR’ĀN
(Judul Asli: TAISĪR-UL-KARĪM-IR-RAḤMĀNI FĪ TAFSĪRI KALĀM-IL-MANNĀN)

Penyusun: Syaikh ‘Abd-ur-Raḥmān bin Nāshir as-Sa‘dī

(Jilid ke 7 dari Surah adz-Dzāriyāt s.d. an-Nās)

Penerjemah: Muhammad Iqbal, Lc.
Izzudin Karimi, Lc.
Muhammad Ashim, Lc.
Mustofa Aini, Lc.
Zuhdi Amin, Lc.

Penerbit: DARUL HAQ

سُوْرَةُ قُرَيْشٍ

TAFSIR SURAT QURAISY

(Suku Quraisy)

Surat ke-106: 4 ayat

Makkiyyah

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

 

لِإِيْلَافِ قُرَيْشٍ. إِيْلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَ الصَّيْفِ. فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هذَا الْبَيْتِ. الَّذِيْ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ وَ آمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ.

106:1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

106:2. (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

106:3. Maka hendaklah mereka menyembah Rabb Pemilik rumah ini (Ka‘bah).

106:4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

(Quraisy [106]: 1-4)

 

Tafsir Ayat:

(1-4) Banyak ulama tafsir yang menyatakan bahwa huruf jarr dan majrūr dalam ayat ini berkaitan dengan surat sebelumnya. Yakni Kami (Allah s.w.t) memperlakukan tentara bergajah itu adalah demi kaum Quraisy, demi keamanan, tegaknya maslahat mereka, dan untuk keteraturan perjalanan mereka di musim dingin ke Yaman dan di musim panas ke Syam untuk berdagang dan mencari rizki. Karena itu Allah s.w.t. membinasakan siapa pun yang berniat jahat pada mereka. Allah s.w.t. mengagungkan perihal tanah haram dan penduduknya di hati bangsa ‘Arab agar mereka menghormati kaum Quraisy dan agar mereka tidak mengganggu kaum Quraisy ke mana pun ketika ingin bepergian. Karena itu, Allah s.w.t. memerintahkan kaum Quraisy bersyukur seraya berfirman: (فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هذَا الْبَيْتِ.) “Maka hendaklah mereka menyembah Rabb Pemilik rumah ini (Ka‘bah)”, yakni, hendaklah mereka mengesakan-Nya dan memurnikan ibadah hanya untuk-Nya. (الَّذِيْ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ وَ آمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ.) “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”. Hal itu karena kenikmatan rizki dan rasa aman merupakan salah satu nikmat duniawi terbesar yang mengharuskan untuk disyukuri. Segala puji dan syukur hanya untuk-Mu, ya Allah, atas segala nikmat lahir dan batin yang Engkau limpahkan. Allah s.w.t. mengkhususkan penyebutan rubūbiyyah pada Ka‘bah karena keutamaan dan kemuliaannya, karena pada hakikatnya Dia adalah Rabb segala sesuatu.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *